34

752 110 7
                                    

"Tumben kakek manggil aku, ada apa?" tanya Arlan sembari mengikuti Arkan dari belakang.

"Sebenarnya kakek nggak manggil kamu."

Langkah Arlan terhenti mendengar ucapan kakaknya. Dia mengamati sang kakak yang kini berbalik badan menghadapnya.

"Maksudnya?" tanya Arlan.

"Yang manggil aku," aku Arkan. "Kamu beneran mau pacaran sama Siwi?"

Arlan menaikkan sebelah alisnya. "Emang aku nggak boleh pacaran sama dia?" Dia malah balik nanya ke kakak kembarnya itu.

"Kamu nggak denger gosip jelek tentang dia?" kejar Arkan.

"Ah, gosip itu," ucap Arlan santai. Dia dulu memang sering mendengar bahwa Siwi digosipkan sebagai pelakor. "Itu cuman gosip, kan? Kita kan tahu sendiri, kadang gosip itu banyak bumbunya, kayak kasus Om Alvin atau Silvi." Arlan menyebutkan dua anggota keluarga Prawirohardjo yang pernah terjerat skandal.

"Terus Lana gimana? Kamu beneran mau putus dari dia?"

Mendengar nama Lana disebut, Arlan terdiam. Jauh di lubuk hatinya sebenarnya dia tidak ingin berpisah dengan gadis yang telah dicintainya sepuluh tahun lamanya itu. Namun, Arlan sudah terlalu lelah jika harus memperbaiki hubungannya dengan Lana yang sudah seperti benang kusut. Maka dari itulah, dia mencoba untuk berpacaran dengan orang lain yaitu Siwi.

"Aku sama Lana udah putus, Kan, kita udah nggak ada hubungan apa-apa. Kenapa tiba-tiba kamu bahas dia." Arlan menjawab demikian dengan berusaha santuy.

"Kamu beneran udah nggak suka sama Lana?"

Tentu saja tidak semudah itu melupakan Lana yang telah sepuluh tahun mengisi relung hatinya. Tapi siapa tahu, kan dia akhirnya bisa melupakan wanita itu? Seperti Justin Bieber dan Selena Gomez yang sembilan tahun berpacaran namun akhirnya berpisah dan memilih jalan hidup masing-masing. Arlan merasa bahwa dia dan Lana juga harus seperti itu.

Arlan mengangguk dengan mantap. "Sekarang aku pacaran sama Siwi, jadi aku nggak mau ngomongin cewek lain. Kamu tahu kan aku bucin banget. Kalau cuman itu yang mau kamu omongin aku balik dulu. Siwi nungguin."

Arkan terpaku melihat Arlan yang melangkah pergi meninggalkannya. Apakah keputusan adiknya itu memang sudah bulat. Bukan sekali atau dua kali saja Arlan dan Lana itu putus. Tapi selama ini, mereka pasti balikan dalam waktu yang sangat singkat dan tanpa adanya orang lain yang menyelingi. Tapi kali ini berbeda.

"Arkan."

Arkan menoleh saat namanya dipanggil. Sang mama mendekat sembari mengacungkan ponsel Arkan yang dia bawa. Arkan merogoh sakunya dan bahwa menyadari bahwa benda yang sudah seperti separuh jiwanya itu tidak ada di sana.

"Barusan ada telepon dari kantor, kayaknya penting, coba kamu telepon balik," kata Mama.

"Oh iya, Ma, makasih." Arkan menerima ponsel itu dari Mamanya. Sembari memeriksa panggilan yang masuk, Arkan mengikuti Mamanya kembali ke area pesta.

"Ma, menurut Mama gimana pacar baru Si Arlan?" tanya Arkan.

Mama tersenyum kecil dan mengangkat bahu. "Arlan udah dewasa. Dia berhak untuk membuat keputusan atas hidupnya sendiri."

Wanita itu kemudian menghela napas. "Yah, bohong sih kalau Mama bilang nggak kecewa. Gimana pun Lana itu sudah Mama anggap seperti anak sendiri. Tapi kan ada kamu yang lagi PDKT sama dia, kan?"

Netra Arkan terbeliak lebar. "Mama ini ngomong apa sih," elaknya sembari membuang muka.

Dokter Afifah tertawa dan menepuk pundak putra sulungnya itu. "Arkan, kamu nggak bakal bisa bohongin Mama, kamu suka kan sama Lana? Hm?"

Arkan terkekeh juga. Mungkin karena dia dan Arlan itu kembar maka mereka juga memiliki selera mirip.

"Doain ya Ma, semoga Arkan berhasil PDKT-nya."

"Eh, Arkan! Arkan! Pengumuman tes CPNS udah keluar!" seru Tante Sasa yang menyapa Arkan dari kejauhan.

***

Up gaes! Apa kalian kepo tentang Dokter Alvin dan Dokter Silvi yang disebutkan Arlan di chapter ini. Dia akan menjadi tokoh utama pada ceritaku yang selanjutnya. Ditunggu yak.

Vouchernya masih ada gaes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vouchernya masih ada gaes. Buruan di klaim.

Prajabatan Cinta [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang