06 || Salah Tempat Pelarian

11.6K 1.3K 152
                                    

Haloo, ketemu lagi nihhh
Mohon feedbacknya yuk guys, vote dan komen sebanyak-banyaknya yaa. Per paragraf? Boleh banget✨

Terimakasih ✨✨💚
.
.
.

Raka berjalan sendirian di lorong gedung IPS, matanya mencari-cari keberadaan seseorang dengan raut wajah yang gelisah. Saat melihat Sherina keluar dari toilet, ia dengan cepat memanggilnya.

"Sherina," panggilnya. Gadis itu spontan menoleh, membiarkan langkahnya terhenti dan memperhatikan Raka yang mendekat.

"Raka? Tumben keliatan di IPS," ucap Sherina yang terlihat heran.

"Lo nggak papa, kan, Sher?" tanya Raka dengan nada khawatir.

Sherina tampak kebingungan. "Gue? Gapapa. Emangnya gue kenapa?"

Raka tidak segera menjawab. Dia hanya memandang gadis di hadapannya dengan ekspresi penuh rasa bersalah.

"Raka, lo kenapa?" tanya Sherina, mencoba mencari jawaban dari ekspresi wajah Raka.

Pemuda itu menggeleng pelan. "Yang penting lo nggak papa," ucapnya.

Sherina tersenyum kecil. "Lo tuh kenapa sih? Aneh banget."

"Sorry, ya, Sher," ucap Raka dengan suara pelan.

"For what?" tanya Sherina.

"Udah libatin lo di urusan yang gak penting," ujar Raka dengan rasa penyesalan.

Sherina langsung tertunduk hening. Setelah sejenak, dia tersenyum tipis, menyadari apa yang coba Raka bahas siang itu.

"Oooh, masalah kemarin, ya," kata Sherina. Ia kembali mengangkat kepalanya dan tersenyum pada Raka. "It's okay. Kok lo tau sih?"

"Temen gue ada yang liat dan tadi cerita pas di kantin. Pokoknya kalo dia macem-macem, bilang sama gue, ya," tutur Raka dengan tegas.

"Kayaknya lo nggak perlu sekhawatir itu deh, Raka," ujar Sherina dengan suara sedikit lirih.

"Tetep aja. Gue harus tanggungjawab kalo si Megan macem-macem sama lo, Sher. Pokoknya kalo ada apa-apa wajib lo kabarin gue, ngerti, kan?"

"Okay." Gadis itu mengangguk sebagai tanda ia mengerti.

"Ya udah, kalo gitu gue langsung balik ke kelas, ya," ucap Raka sambil tersenyum.

Sherina hanya mengangguk. Netranya terus menatap Raka yang melenggang pergi. Namun, di luar dugaannya, pemuda itu berbalik lagi sebelum benar-benar pergi.

"Sher."

"Hmm?" tanya Sherina sembari menaikkan satu alisnya. Ia memandang Raka dengan rasa penasaran.

"Kapan-kapan gue traktir es krim," kata Raka dengan senyum tipis di wajahnya.

Sherina tertawa kecil, lalu mengacungkan ibu jarinya. "Oke, gue tunggu harinya."

Gelak tawa Raka terdengar menciptakan nada ceria di lorong yang sepi, sebelum akhirnya dia berlari keluar dari gedung IPS, meninggalkan Sherina dengan senyuman di wajahnya.

Di tempat lain, di sebuah gazebo kantin yang teduh yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Naka dan Dirga duduk bersama, menikmati camilan di depan mereka. Di tempat duduknya, Naka terlihat fokus menatap layar ponsel yang menyala. Hal itu mengundang Dirga yang memiliki rasa penasaran cukup tinggi memutuskan untuk mengintip.

"Itu siapa?" tanya Dirga saat melihat foto seorang perempuan di ponsel Naka.

"Cewek gue," jawab Naka malas berpikir.

Geng BratadikaraWhere stories live. Discover now