26 || Ulang Tahun Bapak

6.4K 1.4K 1K
                                    

Tembusin 1K lagi yukkk vote sama komennya.

.
.
.

Suasana sore di kantor Pak Brata terasa hangat dan penuh keceriaan. Ruangan terang benderang dengan sinar matahari senja yang masuk melalui jendela. Pak Brata duduk di mejanya, sibuk menyelesaikan beberapa sisa pekerjaannya sebelum pulang. Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka dengan riuh rendah, dan teman-temannya masuk sambil membawa sebuah kue yang cantik.

"Wah, ini untuk saya?" tanya Pak Brata dengan senyum terkejut melihat kue tersebut.

"Iya, Pak! Selamat ulang tahun yang ke-22!" seru salah satu temannya dengan antusias.

"42, Mas! Ngawur!" tegur Bu Beti.

"Mukanya masih cocok, Bu, biarin aja lah," kata Mas Jaka, pemuda magang yang baru masuk satu minggu itu.

Pak Brata tersenyum lebar, merasa bahagia dan terharu dengan kejutan yang diberikan oleh teman-temannya. "Terima kasih banyak, semuanya. Saya jadi merasa kayak anak muda lagi sekarang," ucapnya diikuti tawa riang yang bersahutan di antara mereka.

Pak Bayu, sebagai pimpinan perusahaan, menyahuti dengan suara hangat, "Hari ini nggak usah lembur, Pak, rapat yang kita rencanain diundur besok aja. Hari ini rayain hari spesial Bapak sama anak-anak."

Pak Brata langsung teringat akan ketiga putranya dan senyum langsung terukir di wajahnya. "Bener juga. Setuju lah, saya mau pulang cepet hari ini. Gaji saya jangan dipotong ya Pak Bayu."

Pak Bayu tersenyum dan menanggapi dengan candaan, "Aman, Pak, aman, tapi sekarang rayain dulu sama kita."

Kemudian, Pak Bayu menoleh pada Mas Jaka sambil berdecak. "Mas, itu lilin nggak akan nyala sendiri. Korekmu mana? Nyalain."

"O iya bener, Pak, saya lupa. Pegang dulu, Buk." Mas Jaka dengan ringan mengoper kue di tangannya pada Bu Beti lalu ia melesat keluar.

Bu Beti praktis terkejut. Untungnya ia bisa menangkapnya dengan sigap. "Mas Jaka ini sembrono!" katanya.

"Nitip aja, Buk! Saya ambil dulu koreknya, ketinggalan di pantry."

Tingkah Mas Jaka langsung mengingatkan Pak Brata pada putra sulungnya, Saka. Meskipun menyebalkan kadang-kadang, tapi juga mengundang tawa di saat yang sama. Kehadiran Saka yang tak terlihat dalam beberapa hari membuatnya merasa rindu.

Jadi kangen Saka, udah berhari-hari nggak ketemu, semoga hari ini ketemu. Saka, Bapak kangen loh, awas aja kalo hari ini nggak setor muka,Bapak gigit pipimu yang gembul itu sampe lepas, batin Pak Brata dalam hatinya.

Suasana di ruangan itu menjadi hangat dengan tawa dan keceriaan, meskipun ada kerinduan yang mengendap di hati Pak Brata.

✨✨✨

Di sisi lain, kenyataan tentang keberadaan Saka yang tak diketahui membuat adik dan sahabatnya mulai merasa khawatir. Mereka saling bertukar pesan di grup usai pesan singkat dari Saka masuk tanpa ada penjelasan yang lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Geng BratadikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang