21. Cepet Pulih sayang

1.1K 66 1
                                    

Setelah sampai rumah, Paul dengan cepat menggendong tubuh Salma meletakkannya di kasur empuk milik gadis itu

Sementara Tante Febri belum pulang dari dinasnya di luar kota kini hanya Paul dan salma di rumahnya itu

Paul melepaskan sepatu Salma dan membuka kaos kakinya, lalu membuka jaket Rony karna jaket itu terdapat banyak darah . Lalu menarik selimut untuk menutupi badan Salma.

Paul hendak menelepon tantenya, tapi dia urungkan khawatir tantenya akan cemas memikirkan keadaan Salma .

Paul duduk di atas kasur di samping adiknya itu, mengelus lembut puncak kepala Salma yang masih tertutup oleh hijabnya

" Maaf, ga bisa jaga lu ca "

" Maaf, ga bisa jadi Abang yang baik "

" Maaf, karna gua gagal buat lindungi lu "

"Ayah ibu . Maaf Abang  ga bisa jaga Caca "

Paul menangis pilu, Paul benar benar merasa menjadi Abang yang sangat tidak berguna . Di saat adiknya tengah menghadapi  masalah, Paul malah tak ada di samping Salma .

Paul harus menjaga Salma , Paul harus memastikan keadaan adiknya itu. Karena hanya Salma satu satunya keluarga yang Paul punya.

" Bang " lirih Salma

Paul mendengar suara lemah adiknya itu, Paul segera menghapus kasar air matanya . Tapi percuma Salma sudah melihatnya .

Salma memeluk Paul memberi isyarat bahwa dirinya baik baik saja "Maaf buat lu khawatir bang "

" Gua yang minta maaf ca, maaf gagal buat jagain lu "

" Engga bang , lu Abang terbaik yang ada di dunia ini. Maaf udah bikin khawatir dan stop buat nyalahin diri lu sendiri . Kejadian tadi bukan salah siapa siapa bahkan Rony sekalipun. Lu tau ga bang, Rony luka kaya tadi gara gara lindungi gua dari orang yang namanya Raka itu "

" Iya ca , gua khawatir sama lu makanya gua lepas kontrol malah omongan gua nyakitin Rony. Yang jelas jelas udah jagain lu, besok kita jenguk Rony ya . Gua juga mau minta maaf sama dia."

" Abang serius ?" Salma melepas pelukannya, menatap lekat wajah kembarannya itu. Memastikan apa kah hanya sebagai kata penenang atau sungguhan untuk menjenguk Rony . Dan Salma mendapatkan kesungguhan di wajahnya.

" Iya Abangg janji , perlu pake kelingking" Paul memberikan jari kelingkingnya ke depan Salma, Salma menautkan jemarinya juga.

" Udah sekarang kamu tidur , Abang bakal tidur di sini juga "

Salma melebarkan senyumnya, memeluk Paul singkat dan mencium kedua pipi kembarannya itu " selamat tidur bang " katanya dengan menarik selimut sampai sebatas dada.

Paul tersenyum , dia rindu dengan Salma . Rindu dengan kemanjaan adiknya itu walau sudah tumbuh menjadi sosok remaja yang cantik Salma tetep lah adik kecilnya Paul . Yang akan dia jaga dengan segenap jiwa raganya .

Ponsel Paul berbunyi ada panggilan masuk dari Nando temannya itu .

Paul turun untuk sedikit menjauh dari Salma agar tidak mengusik tidur tenang adiknya itu

"Halo do, Rony gimana?"

"Ini gua Rony ul, handphone gua  kebawa Salma"

" Besok gua ke sana Ron. Gimana keadaan lu Ron , udah membaik ?. Sorry gua belum sempet ke sana ."

" Gua baik baik aja ul, Salma gimana ?"

" Salma tadi sempet pingsan Ron pas lu di bawa ke rumah sakit dan tad-"

Perjalanan [END]Where stories live. Discover now