3

266 19 1
                                    

PASTEL 3

3

"heh, permen kapas" 

meskipun aku tidak bisa melihat wajahnya yang tertutupi helm full face, tapi aku sudah tau siapa lagi yang memanggilku dengan julukan itu.

"cepat naik" 



karena aku orang nya malesan,  aku malas hanya untuk sekedar berbasa-basi_ jadi aku segera saja naik ke motor ninja nya yg berwarna full hitam itu.

"pegangan, aku tidak bisa menyetir pelan-pelan"

"ini aku sudah pegangan" kataku sambil sedikit menarik jaket di bagian pinggangnya.

"terserah deh"

dan kemudian dia melajukan motornya dengan kencang sampai rasanya aku sulit untuk bernafas karna tertabrak angin.

"kita mau kemana?" tanyaku agak berteriak supaya dia mendengar pertanyaan ku lantaran kafe yg di jadikan tempat kami memulai proyek kemarin dia lewati begitu saja.

"hah?" iya, dia budek.

aku terpaksa mengulangi pertanyaan ku dengan lebih keras, dan untungnya aku tidak usah mengulanginya lagi untuk yang ke 3 kali.

"di rumah ku saja, bukunya tertinggal" dia bilang.

"hoo, oke" dan setelah itu tunggu saja sampai tiba di rumahnya yang bak istana itu.

seorang pria paruh baya membukakan gerbang yg menjulang tinggi di depan kami berjarak tidak lebih dari 10meter, jadi sasuke tidak perlu berhenti menunggu gerbang terbuka.

aku hanya mengikutinya memasuki rumah mewah ini, aku terlalu terpesona pada setiap interior yang ku lewati hingga tanpa ku sadari sudah memasuki ruang tamu nya kurasa.

"kalau mau ke toilet kamu ke dapur saja ada pintu kayu di sana ya, aku akan segera kembali" dan sasuke berlalu begitu saja meninggalkan ku menaik tangga.


dari pada lelah berdiri, aku memilih duduk saja di sofa. sofa mewah nya terasa sangat empuk di pantatku, jadi ingin berbaring di sofa ini. rasanya aku sangat mengantuk hingga aku menguap beberapa kali. sasuke tak kunjung datang. seseorang, sepertinya seorang maid membawa segelas air berwarna oranye dari arah dapur.  dia tersenyum ke arah ku.

"silahkan" ucapnya sembari menaruh gelas yg di bawanya. aku berterimakasih padanya dan dia langsung pergi tanpa melenyapkan senyumnya dari wajahnya. 

aku meminum setengah nya dari air perasan jeruk itu, rasanya sangat melegakan tenggorokanku yg kering. tak lama suara dari arah pintu mengalihkan perhatian ku.

"aku pulaang, saskeeh"


bersambung ...




PASTELWhere stories live. Discover now