chapter ten

1.6K 63 3
                                    

Argghhh, ingin rasanya kuberteriak di tengah malam ini. sebel, sesebel-sebelnya!!!!

Tau kan gimana semangatnya tadi sebelum aku pindah ke kamar ini? tau apa yang kuharapkan bisa terjadi?

Gak terjadi apa-apa, kak Keenan bahkan tidur memunggungiku. Aku dianggurin doang. Sungguh menyedihkan.

Mungkin karena aku juga yang terlalu banyak berharap, apa yang diharapkan dari seorang lelaki straight seperti kak Keenan.

Kak Keenan straight?

Yah, setidaknya begitu kesimpulanku sampai detik ini. tapi gak usah mancing-mancing jugalah kak, tadi singletan doang, masuk kamar malah sudah shirtless. Alden tuh gak kuat kak, tau kan anak seumuran Alden tuh lagi sange-sangeannya.

"Alden...." panggilnya. Kupikir, ia sudah tidur, belum ternyata. Ia membalikkan tubuhnya ke arah langit-langit.

"iya kak." Jawabku, aku excited sekaligus deg-degan, mungkinkah?

"kak Keenan mau tanya sesuatu." Ucapnya menoleh kearahku. Meski lampu ruangan remang-remang, aku masih bisa menangkap wajahnya dengan jelas. Ia terlihat serius, membuat jantung ini makin berdegup, apa yang ingin ditanyakan kak Keenan. mungkinkah menanyakan kesediaanku. Yes kak, Alden siap!!!

"tapi kalo gak mau jawab juga gak pa-pa sih." Lanjutnya.

"emang tanya kak?" tanyaku penasaran.

"kamu sama ayah kamu dekat banget yah?" tanyanya. Hah? Aku gak salah dengar? Itu doang? Bukan itu loh kak yang seharusnya kakak tanyakan.

"ayah?" yakinku. Aku tak yakin ayah yang mana yang ia maksud. Kupikir ayah kandung aku, ternyata....

"ayah kamu di kampung. Kamu panggil Abi yah." jelasnya.

"oh Abi, yah gitulah kak." Jawabku yang sekiranya tak membuatnya puas.

"gitu gimana?"

"dekat." Jelasku. Entah apa yang coba ingin ia ketahui tentang aku dan Abi kemudian aku menyadari, mungkinkah ini ada hubungannya dengan kejadian pagi itu?

"mungkin....karena dia yang membesarkan aku. Hanya Abi yang Alden punya." Lanjutku yang tiba-tiba menjadi haru.

"oh gitu." Pahamnya lalu meminta maaf. "sorry yah!" kak Keenan pasti mengerti apa yang kurasakan, kami pernah mengalami masa yang sama.

"gak pa-pa kak. Aku juga gak pernah menyangka jika orang seperti Abi mau memerankan ayah untukku. Walau seharusnya kami tak punya ikatan."

Tapi dia udah nikah lagi kan yah?" yakinnya.

"iya kak. Alden akan punya adek lagi nantinya hehehe." Jawabku sambil bercanda.

"aku gak masalah sih kak, selagi Abi menganggap aku anak, Alden pun akan tetap menganggap dia sebagai ayah dan tentu saja, kewajiban Alden untuk berbakti kepadanya.

Kak Keenan tersenyum mendengar jawabanku, ia membalikkan tubuhnya kearahku, lalu mengulurkan tangan mengusap rambutku.

"emang kamu anak baik Alden yah."

Kak....hati Alden tuh gak kuat kak, jangan diginiin, Alden melting jadinya.

"tidur yuk." Ucapnya lalu beberapa saat kemudian ia kembali memutar badannya memunggungiku. Sedang aku, aku tidak mungkin bisa tidur secepat itu. aku masih melting akan apa yang kak Keenan lakukan ke aku tadinya. Terlalu manis yang kembali membuatku ingin berteriak di tengah malam ini, tetapi kali ini karena aku terlalu senang.

Lima menit telah berlalu, bahkan sepuluh menit dan aku masih salting di tengah perasaan melting aku. Aku hanya menatap punggung kak Keenan yang telah terdengar dengkuran keluar dari rongga mulutnya. Agak mengganggu sih, tetapi punggung kak Keenan seolah telah meredakan semuanya, ada perasaan yang mendesak hingga membuatku harus menelan liur. Terlalu nekat gak sih kalo aku coli di belakang kak Keenan?

Dia udah tidur kan yah? gak mungkin dong aku ke-gap, kalo pun ke-gap kan bisa kan yah lanjut ke part yang lain.

Alden – Alden, kamu emang udah gila Alden.

"kak Keenan..." panggilku lirih. Aku tak berharap ia menyahut, aku hanya ingin memastikan bahwa ia benar sudah tertidur.

Tak ada balasan, mungkin benar ia sudah tidur, tetapi tak ada salahnya, aku memastikannya sekali lagi.

"kak Keenan.." panggilku dengan suara yang agak lebih besar dari yang tadi. tak ada sahutan hingga kusimpulkan ia benar sudah tertidur. Saatnya beraksi.

Ku buka baju yang kugunakan, hingga kami berdua sama-sama shirtless. Gini aja tuh, udah ningkatin nafsuku anjir. Semenit menatap punggung kak Keenan yang tak ada pergerakan, kuturunkan celanaku setengah paha, begitupun dengan celana dalam aku. Dalam posisi telentang, kontolku mencuat keluar bak tiang kokoh menjulang tinggi ke atas.

Kusentuh berlahan sambil menatap punggung kak Keenan, berkali-kali aku menelan liur sembari memantasikan kak Keenan.

Tanganku bergerak perlahan mengocok kontolku, pelan tapi pasti, aku tak ingin menimbulkan suara, apalagi gerakan yang bisa membangunkan kak Keenan.

Perasaan deg-degan yang penuh Adrenalin ini yang serasa aku adalah seorang kriminal membuat nafsuku makin meningkat. Ku coba melakukan hal lebih nekat, ku geser posisiku hingga tubuhku bisa menyentuh kulit punggung kak Keenan. setelah kulit kami bersentuhan, aku diam cukup lama, setelah merasa aman, aku tak membangunkan dia, kugerakkan lagi tanganku mengocok kontolku yang telah menegang maksimal.

Berada sedekat ini dengan kak Keenan makin menbuatku menggila, aroma tubuh kak Keenan seolah telah menjadi dopamin yang membuatku makin bernafsu. Ku gerakkan tanganku makin cepat, hingga aku mencapai orgasmeku. Cairan putih itu tersembur di perutku bahkan sampai di mukaku.

Aku mengatur nafas, sembari membersihkan sisa cairan putih itu. aku tak punya banyak pilihan, kugunakan bajuku saja untuk membersihkan sisa air maniku.

Sekarang aku sudah bisa tidur terlelap, tidur di belakang punggung kak Keenan dengan perasaan yang berseri-seri. Kuharap aku bisa mimpi indah selepas ini, menemui kak Keenan di dalam mimpiku.

Mimpiku mungkin terlalu indah, hingga aku enggan membuka mata dikeesokan paginya. Arrgghh, siapa sih yang mengganggu tidurku sepagi buta ini? ada orang menekan bel sedari tadi.

Aku membuka mata, wait....tangan siapa yang melintang di dadaku ini?

Aku tak perlu waktu lama untuk menyadarkan diri, aku sudah tahu siapa pemilik tangan itu dan telah membuatku berbunga-bunga pagi itu. daripada bangun membukakan pintu orang yang menekan bel diluar sana, aku tetap membiarkan diriku tetap berada dalam pelukan kak Keenan, menggenggam tangannya lalu memejamkan mataku kembali sambil menyunggingkan senyuman. Ahh indahnya pagiku, akan terasa lengkap jikasahnya aku bisa mendapatkan morning kiss pagi ini.


Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang