1

1.4K 80 2
                                    

Jeno terdiam saat mendapati bahwa dirinya tak akan lagi hidup seperti dulu.

Setelah melihat wajahnya di cermin ia akui di kehidupan sebelumnya memang wajahnya itu manis, tapi yang kali ini melebihi kata manis, ini terlalu cantik!!

"Lee Jeno, Lee Jeno. Nama kita gaada bedanya sama sekali. Yang beda itu gua yatim piatu, sedangkan lu punya keluarga. Lu kaya, gua mau duit banyak kudu nyari sampe mempertaruhkan nyawa"

Entah sudah keberapa kali setelah sadar ia mengoceh tanpa henti, sesekali memprotes akan alur kehidupan yang di miliki lee jeno dimensi ini.

"Ini beneran gak ada yang jenguk gua?! Ya gak berharap juga sih"

Jeno tatap langit langit kamar rawat nya linglung, memikirkan banyak nya kemungkinan yang akan ia hadapi di kehidupan barunya, di dunia novel ini.

Punya keluarga tapi tak di anggap, sering di bully karna suka baca buku dan pendiam, rela menjadi terlihat bodoh agar tetap hidup tenang.

"Halah tenang gimana, lu bloon jen kalo lu beneran ikutin kata mereka"

"Keluarga gaada adab, mending gua yatim piatu aja kalo begini mah" Jeno menghela nafasnya berat.

"Lee Jeno kedua, seharusnya lu bisa maknai kata pembawa sial itu dengan baik, bukan nya malah coba buat bunuh diri."  Gumam jeno.

"Gua juga dulu pembawa sial kok, pembawa sial buat orang orang yang udah berani ngusik gua dan teman teman gua. Makanya gua jadi ketua di Ardevoz" Ujar Jeno bangga.

Baru saja jeno ingin kembali berbicara, suara pintu yang di buka dengan kasar mengagetkan nya terlebih dahulu.

Jeno tatap sekumpulan orang di hadapan nya bingung, dengan tangan yang masing bertengger di dada karna tadi terlampau kaget.

"Sudah sadar?" Tanya yang mukanya menurut jeno keliatan tegas.

"Ya lu liat nya begimane maemunah?" Nah ini di mata jeno ni bocah tengil.

"Chan, berisik." Jeno akui yang ini sedikit ganteng, sedikit ya, sedikit.

"Siapa ya?" Tanya jeno.

"Gak inget lu?" Tanya yang bertumbuh paling kecil dari yang lain.

Jeno tersenyum hambar, 'YA MENURUT LU?!'

"Perasaan dokter gak ada bilang kalo lu amnesia? Gak usah pura pura deh."

Lagi, jeno tersenyum hambar. Apa apaan orang ini?! Haruskah ia jujur tentang perpindahan jiwa yang di alami nya?

"Kalo gua bilang gua bukan Jeno, gimana?"

"Kalo lu bukan jeno terus siapa? Demit?"

Jeno menggeleng, "Gua bukan Jeno, tapi Lee Jeno."

"Apasih, gak lucu, nama lu emang Lee Jeno kocak." saut yang paling putih.

Jeno terdiam, oh iya juga ya.

"Maksudnya tuh, gua bukan jeno dari dunia ini, gua jeno dari dunia lain."

"Semacem alien yang punya banyak copy-an diri ya?" Saut yang paling tinggi.

Jeno terdiam frustasi.

"Gini, kalian tau perpindahan jiwa kaya yang di novel novel?"

Melihat ada yang mengangguk dan juga menggeleng membuat jeno mengusap wajah nya lelah.

"Ya pokoknya gitudah, intinya gua bukan Lee Jeno asli. Gua Lee Jeno dari dunia lain. Kalo kalian kepo atau masih gak percaya kita buka QNA aja sekarang, buat bukti kalo dihadapan kalian ini bukan Lee Jeno yang kalian kenal."

"Inget, perpindahan jiwa. Tubuhnya emang masih si jeno, tapi jiwa nya b.u.k.a.n si jeno yang kalian kenal itu. Paham?"

"Ya."

"Gak."

"Hah?"

"Apasih kok muter muter?"

"Hahh yaudah lah, mending kalian kenalin diri kalian dulu ke gua. Gausah tanya kenapa?!" Ujar jeno galak buat yang lain menurut.

"Gua Mark, Lee Minhyung" ucap yang tadi jeno nilai kelihatan tegas.

"Huang Renjun." ucap yang jeno bilang kecil.

"Na Jaemin." Nah ini si ganteng sedikit.

"Gua Lee Haechan." NAHHHH ini si tengil, anak bunda aktif ya..

"Gua Zhong Chenle." yang ini parah, putihnya kebangetan.

"Gua Park Jisung." ini bocah satu kok bisa tinggi semampai begini?, padahal mukanya kaya bayi menurut jeno.

"Gua Lee Jeno."

"UDAH TAUU!" Ujar mereka ber-enam kompak.

"Ya tapi beda sama Jeno yang kalian kenal!" Protes jeno.

"Iya yaudah Jeno, btw kenapa lu bisa perpindahan jiwa?" Tanya Mark.

"Gua mati, di bunuh sama tikus"

"Emang tikus bisa bunuh manusia ya? Kan dia kecil sedangk-" ucapan jisung terhenti karna di potong jeno.

"Maksudnya itu penghianat jisunggg, bukan tikus beneran."

"Kok bisa?" Tanya jaemin.

Jeno mengernyit heran mendengar pertanyaan dari jaemin. "Maksudnya kok bisa?"

"Kok bisa di bunuh?" Tanya renjun lebih jelas.

"Oh, ada geng yang iri sama gua karna berhasil ngalahin dia di arena tempur. Terus boom gua di bunuh, ya gitu terus mati." Jelas jeno.

"Lu punya geng?" Tanya haechan.

Jeno mengangguk, "punya, namanya ardevoz, gua ketuanya."

"Gua harap gua gak bakal di jadiin babu sama kalian, kaya lee jeno yang terdahulu." Ucap jeno tiba tiba.

Yang lain terdiam mendengar penuturan dari new lee jeno yang berada di hadapan mereka.

"Maksud lu?" Tanya jaemin.

"Ya sebenernya gua tau segala kehidupan jeno yang dulu, semua perilaku keluarganya, orang orang di sekitarnya, juga termaksud kalian. Jeno yang pertama gak akan ninggalin gua tanpa ingatan sedikitpun."

'Lagi pula kalian hidup di novel yang udah gua baca, mana mungkin gua gak tau'

"Seharusnya sih sekarang gak ada alasan lagi kalian ngebabuin gua, ngebully gua atau apapun itu. Karna jeno yang biasa kalian perlakukan seperti itu udah p.e.r.g.i."

"Dan gua, jeno yang memang gak punya masalah sama kalian atau siapapun itu gak akan biarin diri gua ngalamin hal yang jeno alamin sebelumnya."

Keterdiaman sosok sosok dihadapannya membuat jeno merasa sedikit lebih tenang? Setidaknya ia sudah berusaha sedikit, ia hanya tidak mau di kehidupan keduanya ini dirinya akan di perlakukan lebih parah dari kehidupan sebelumnya.

Dulu memang dia punya ardevoz yang benar benar menjadi rumah, tapi di dunia ini, ia sendirian.

Kembali menjadi liar untuk hidup nyaman sebenarnya bukan benar benar pilihan yang jeno inginkan.

Tapi jeno pikir itu satu dari sekian banyak cara yang akan berhasil nantinya, karna ia di kelilingi orang orang keras kepala yang sudah pasti akan sangat sulit di hadapi untuk orang sepertinya.

UNTITLEDWhere stories live. Discover now