05

4.8K 455 23
                                    

Adel pulang dengan banyak luka di wajah nya, ashel yang melihat itu hanya terkejut dan diam, bagaimana bisa seorang adel berantem seperti itu?

"Kenapa wajah lo lebam semua? Abis berantem lo?" Tany ashel dan adel hanya diam, dia tak ingin berdebat dengan ashel

"Iya, aku mau ke kamar dulu mau istirahat capek" Jawab adel singkat

"Nggak kayak biasanya, dia kayaknya ngalamin banyak hal yang gue nggak tau hari ini, apa karena gue chat dia tadi ya?" Batin ashel

Ashel memutuskan untuk pergi ke ruangan kerja nya karena ada beberapa hal yang ingin ia selesaikan hari ini juga kalo nggak marsha bisa marah marah.

"Ah sial kenapa gue masih mikirin dia sih? Ayo dong shel fokus dulu sama kerjaan lo sekarang, kalo nggak selesai ini nanti maeng marah marah sama gue"

Ia mulai mengetik beberapa hal di laptop nya meskipun wajah nya fokus banget kek orang bener tapi otak nya masih tetap aja mikirin adel yang babak belur itu.

Ashel menyusul adel ke kamar mereka dan ternyata adel ketiduran di sofa dengan posisi meringkuk, banyak luka di wajah maupun badan nya.

"Dia abis ngapain sih? Masa berantem tapi kok sampek segini nya, gue harus tanya sama ridwan" Batin ashel

Ashel memanggil ridwan dan mengajak berbicara di depan kamar nya. "Kamu tau tidak kenapa adel bisa lebam dari wajah sampai badan nya? Adel itu nggak pernah berantem setauku" Tanya ashel

"Nona muda khawatir dengan nona adel sekarang?" Kaget ridwan

"Itu tidak usah dibahas sekarang tinggal jawab saja pertanyaan ku ridwan, jangan berbicara soal hal lain saat seperti ini" Ridwan menunduk patuh

"Maaf nona muda, nona adel dibully di sekolah nya nona dikeroyok oleh segerombolan siswa laki laki kelas 12 di sana karena suatu alasan, untung nya nona zee dan teman nya datang menolong nona adel" Jelas ridwan

"Kau tau siapa bos nya?" Tanya ashel dan ridwan mengangguk

"Dia adalah gani, salah satu anak donatur sekolah itu nona karena itulah para guru maupun kepala sekolah takut kepada nya" Ashel mengepalkan tangan nya kuat

"Apakah kau sudah mencoba mengancam nya ridwan?" Lagi lagi ridwan mengangguk

"Sudah nona tapi dia tidak peduli"

"Besok handle meeting bersama marsha, dan beritahu marsha untuk menolak semua proposal proposal yang ditawarkan oleh keluarga erlangga"

"Baik nona"

Ridwan pergi dan ashel kembali masuk ke kamar untuk melihat keadaan adel. "Ck dasar bocah ingusan, dibully aja nggak mau ngelawan maunya cuma ngalah doang cemen banget"

"Kenapa sekarang gue peduli sama dia ya? Ah udahlah kalo gue nggak peduli sama dia nanyo dia cepu lagi sama mama papa kalo selama ini gue nggak peduli sama dia"

Malam...

"Astaga badan gue sakit banget, eh gue kok ada di sini bukannya tadi gue tidur di sofa?" Adel terkejut karena dia bangun sudah di atas kasur sedangkan tadi ia tidur di sofa sana

"Gimana keadaan lo?"

"Badan ku semua nya sakit tapi nggak papalah, btw kenapa aku ada di sini? Bukannya tadi aku tidur di sana?" Tanya adel dan ashel hanya memutar bola matanya malas

"Gue suruh ridwan mindahin lo ke kasur karena lo kayak nggak nyaman gitu di sofa" Adel menghela nafas lalu beranjak dari kasur ashel

Saat ia berdiri tiba tiba saja badan nya melemas, dia tidak sanggup untuk berdiri sampai ingin jatuh. "Gimana sih lo, kalo sakit tuh bilang nggak usah dirahasiain keliatan banget bohong nya" Sarkas ashel

I LOVE YOU [End]√√Where stories live. Discover now