tiga belas

2.7K 52 9
                                    

Javier menepati janjinya pada Jeno , dia mengantar Valerie ke ruang inapnya sepulang sekolah.

Awalnya gadis itu tidak mau , namun Javier bilang jika Jeno sempat kritis .
Jadinya gadis itu dengan panik menyetujui ajakan Javier

Nyatanya Valerie ditipu , pria itu baik-baik saja .
Bahkan saat mereka masuk kedalam kamar inap Jeno , pria itu sedang makan jeruk.

Valerie menatap Javier lirih , enggan ditinggal ketika tiba-tiba Javier beralasan ada urusan . Namun Javier bilang ada yang harus Jeno katakan.


Jadinya Javier pulang dan meninggalkan Valerie yang terdiam kaku di depan pintu.


Jeno tersenyum , wajahnya sedikit pucat.

"Sini" suruh Jeno lembut , menepuk sisi kasurnya.


Valerie mengigit bibirnya , berjalan menghampiri Jeno dengan langkah pelan.

Meski ia jengkel pada pria itu , melihat Jeno yang di infus membuat Valerie luluh juga.

Menyebalkan sekali.



Dari dekat begini , Jeno bisa melihat jika mata Valerie bengkak.


Jeno meringis.


"Sini duduk" Jeno menuntun Valerie untuk duduk di sampingnya, namun Valerie menolak.

Valerie sudah memutuskan dengan bulat , dia akan menjauhi Jeno seperti yang pria itu inginkan.


"Val" lirih Jeno , dia sedih karna Valerie tidak mau dekat dengannya.


"Mau ngomong apa?" Valerie membuang pandangannya ke arah lain , enggan melihat wajah Jeno yang selalu membuatnya luluh.


Jeno menggenggam tangan Valerie , memainkan jarinya dengan lembut.


"Gak mau duduk disini?" Tanya Jeno pelan.

"Gak! Gue berdiri aja" jawab Valerie ketus , menahan diri untuk tidak memeluk Jeno.

Jeno terdiam , nampak sekali jika Valerie marah atau kecewa padanya

"aduh kepala gue sakit Val" ringis nya tiba-tiba.

Kepala Jeno memang ada sedikit jahitan , Valerie sontak menatapnya khawatir.


"Yang mana yang sakit? Biar gue panggil dokter" panik Valerie .


Jeno terkekeh , menarik tangan Valerie dan menjatuhkan di atas tubuhnya.


"Jen!" Pekik Valerie kesal ketika lengan Jeno melingkar di tubuhnya.

Jeno tersenyum , mengecup bibir Valerie sekilas

"Gue sakit , gak usah teriak-teriak"

Valerie terdiam , membeku karna Jeno mencium bibirnya.

Padalhan mereka dulu sudah sering melakukannya , namun kali ini Valerie kaget.

"Ish apaan sih! Minggir , nanti pacar lo marah sama gue" kesal Valerie

Jeno mengernyit , "siapa pacar gue?"

"Fiona , lo kan ngasih kado ke dia , ke gue enggak" sindir Valerie.


Jeno menghela nafas , ia harus meluruskan kesalahpahaman ini sebelum Valerie kabur darinya

"Gue gak ngasih dia kado"

Valerie memberengut , "bohong! Tuh dia pamer terus kalo abis dibeliin kalung sama lo"

Bahkan tadi disekolah Gadis itu sengaja berbicara kencang-kencang jika Jeno memberinya kado sambil menatapnya dengan seringai menyebalkan , benar-benar membuat Valerie kesal.


Zona NyamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang