03

649 33 0
                                    

Kedatangan Kei membuat suasana mereka berapi-api, Alias panasss. "Yeeh, si tengil datang lagi, mau ngapain hah?" tanya Hengky.

"Shutttt diem lo b4bi!" sentaknya dan menatap Aril, "heh, jangan lo pikir ada Hengky di sini, lo bisa aman, awas aja ya! Lo gak bakal bisa lolos dari pandangan gue!" ancam Kei lalu pergi.

"Hus hus, ganggu aja tuh anak,"

Lalu mereka kembali makan dan becanda, namun Aril nampaknya kepikiran dengan ucapan Kei tadi, Hengky mengelus-elus pundaknya alih-alih menenangkannya.

Bel masuk kelas berbunyi, setelah istirahat yang cukup bagi mereka, lalu turun dan bergegas ke kelas masing-masing.

"Bye Ky, kekelas dulu,"

"Siappp, nanti kalo mau pulang tunggu ya!" pinta Hengky dan Aril mengangguk.

Pelajaran Aril kosong hari ini, guru mapel yang mengajarnya tidak masuk sebab ada halangan yang tidak bisa di tinggal.

Keadan kelas sangat ricuh, Aril hanya diam di bangkunya sambil membaca buku miliknya. "Kenapa di sebut pepaya!" otak randomnya mulai bekerja.

"Ehhh! Kok nagka?"

Udah jangan di lanjutin entar kesel, di tengah keseriusannya itu, ia di hampiri Kei, Andre dan Nino. Sudah sangat jelas niat mereka sangat menonjol.

"Aduh, si kutu buku betah banget baca buku!"

Aril hanya diam tak menjawab dan berlanjut membaca bukunya itu, "heh, tipes lu ya? Diem-diem bae!" senggol Andre.

Nino duduk di bangku depan Aril, ia meminjam buku novel yang ada di atas meja itu, "pinjem!" ucapnya dan langsung mencomot novel itu.

Di saat Andre terus mengoceh, namun Aril hanya diam saja yang membuatnya kesal sampe ke ubun-ubun, "jawab kalo gue tanya, tanggap kalo gue ngomong, Sialan!" menendang bangkunya hingga Aril terjatuh ke lantai.

Saat ia jatuh, Kei malah menginjak-injak tubuh Aril sambil terus mengejeknya, "banci sok banget! Udah dongo belagu lagi, sialan!" maki Kei

Andre menyusul, denga pukulan di pipinya hingga membekas memar sangat lebar itu, seisi kelas hanya melihat dan tak membantunya bahkan membela.

Ancaman dari Kei yang sejatinya kakak kelas mereka, seisi kelas tak ada yang ikut campur, di saat Andre dan Kei asik memukuli Aril, juga memalukannya.

Nino mengebrak meja, "bisa diem ga sih, berisik amat!"

Sentak Nino yang sedikit menoleh ke belakang. Kei sejenak berhenti "lo gak mau ikut hah? Seru nih!" ajak Kei.

Nino pun berdiri sambil mendorong kursinya ke belakang dengan kakinya, "hah? Buat apa coba! Mukulin anak kayak dia, malu-maluin tau gak!" ultimate Nino keluar dan lalu pergi sambil membawa novel milik Aril.

"Bocah sialan, napa gue temenan sama orang kek dia!" lalu mereka berdua berhenti, mendudukkan Aril yang penuh memar di wajahnya itu.

Aril beteriak "salah gue apa sih ha? Tega banget sama gue!" tersedu-sedu.

"Heh! Salah lo itu, sebab lo gak mau jadi babu kita" ejek Kei sambil terbahak-bahak dan seisi kelas kaget, walaupun tidak semua.

"Heh! Kalian kakak kelas kasih contoh yang baik gih!" sahut Rion.

"Duh, siapa sih lo?" tanya Andre.

"Gue Rion, kenapa?"

"Lo, lo mending gausah ikut campur deh! Jijik tau nggak!" sahut Kei.

"Lebih jijikan Lo, udah tau si Aril anaknya gak kayak kalian, masih tega membully nya, sadar bang, umur lo udah banyak!" ucap Rion yang nampaknya membuat Andre tersulut emosi.

"Maksud lo apa hah? Ngejek kita?" tanya Andre tersulut emosi.

"Bagus aja kalo kalian ngerasa,"

"Ohhh emang anjing nih anak!" bersiap mengepalkan tangan dan hendak meninju Rion, tapi Rion berhasil menahan pukulan itu.

"Ngajak berantem?" tanya Rion.

"Gass!" mereka berdua serentak.

Pada akhirnya Rion babak belur di tangan Andre dan Kei, mereka bermain kroyokan yang membuat Rion kewalahan.

Seperginya Kei, seluruh siswa membantu Rion dan Aril ke UKS, mereka minta maaf pada Aril sebab tak membantunya saat ia kesulitan. Juga pada Rion yang hanya di biarkan babak belur oleh kakak kelasnya sendiri.

Di UKS Rion yang berbaring di temani Aril yang duduk di sampingnya "maafin gue ya Yon! Gara-gara gue lo jadi kena batunya!" seru Aril yang merasa bersalah.

"Heei! Kenapa lesu gitu, gue baik-baik aja kok, santai aja, muka sedih itu gak cocok buat cowok imut kaya lo!" jawab Rion yang membuat Aril tersenyum.

"Bisa ae lu! Oh ya Yon, kenapa lo gak ngejauhin gue kaya yang lain?" tanya Aril.

"Buat apa? Hemmm. Sebab lo gay?" tanya Rion mencoba duduk.

"Heeh, pada awalanya semua ingin temenan, tapi pas tau gue Gay pada ngejauhin!" jawab Aril sambil menunduk.

"Tenang aja Rill, gue gak Homophobia kok, santai aja!" yakinkan Rion agar Aril percaya.

Tak lama dari itu Hengky datang, "Ril, Aril lo gak papa?" teriaknya sambil ngos-ngosan. "Owh! Lo siapa?" tanya Hengky saat melihat Rion yang terduduk di ranjang.

"Oh kenalin Ky, ini Rion, dia yang tadi belain gue!" jawab Aril sambil menunjuk Rion, Rion yang merasa namanya di sebut tersenyum kearah Hengky.

"Lo gak papa Ril?"

"Enggak, cuman nyeri aja sih,"

"Lo gimana Yon?" beralih ke Rion.

"Sama agak nyeri aja, gak tau kenapa dada gue sesek, tapi udah sedikit membaik!" jawab Rion. Hengky kesal dengan perbuatan Kei itu.

Ia bergegas pergi kekelas Kei, sempat di cegah Aril namun ia tetap nekat dan pergi, "posesif banget dia!" ucap Rion.

"Kalian sama deh, sama-sama gak homophobia, terus baik, pehatian, dan banyak deh,"

"Biasa aja kali!"

"Yah, makasih ya Yon, gue tinggal cari Hengky dulu!" pamitnya lalu keluar.

Beralih ke Hengky yang sudah di hadapan Kei, ia emosi di depannya "maksud lo apa hah? Tega banget bully anak kek dia!" sentaknya

"Kenapa lo hah? Marah? Ohhh kan lo pacarnya, pantes marah!" pancing Kei, parahnya seisi kelas terpaku dan kaget mendengar ucapan Kei.

"Lo sama dia pacaran Ky?" tanya Fania.

"Diem lo centil!"

"Kan... Gue suruh lo diem, usil sih!" bisik Kia sahabat Fanni.

"Heeemmm, ngaku aja gausah malu, lo suka kan sama dia!"

"Bangsatttt!" umpat Hangky dan memukul wajah Kei hingga ia terjatuh, "lo gila ya?" sentak Kei yang emosi.

"Kenapa?" sahut Hengky.

Hengky hendak memukuli Kei, tapi ia di hadang oleh Andre, "sok jadi jagoan banget lo ya, sini sama gue lo!" tantang Andre.

Mata Hengky yang tajam tertuju padanya, tanpa pikir panjang dan basa-basi ia melayangkan pukulannya ke wajah Andre.

Mereka berdua berkelahi sangat epic, hingga kursi melayang kearah mereka satu sama lain, mereka semua kewalahan untuk melerai mereka.

Alasan dendam pribadi atau apa mereka tidak tahu. Dan Aril pun datang, dengan berani ia masuk ketengah-tengah perkelahian.

"Udah woii, kalian kenapa sih, lihat kelasnya, berantakan tau gak?" sentak Aril yang mengumpulkan tekad seabad itu.

"Udah ya, kamu di sana aja!" ucap lembut Hengky.

Andre meniru gaya Hengky berbicara "iya, kamu di sana aja manis!" ucap Andre.

Mereka kembali berkelahi hingga guru datang, "Heeehhh!" teriak guru itu sambil menggebrak meja. Dan alhasil mereka berdua di hukum berdiri satu kaki di depan kelas.

Itu pun mereka masih senggol menyenggol, berkali-kali guru berdehem seolah memberi teguran secara halus.

To be continue →

My Tutor My Crush [BoyLove] -ENDWhere stories live. Discover now