Aril X Kei

479 32 2
                                    

Malam itu Kei dan tuan Willson berdebat kecil, hingg akhirnya Kei nurut, "oh Kamu sekarang gitu ya, gak nurut lagi sama papa?" seolah-oleh merajuk.

"Gak gitu pa, tapi ini! Ah dah lah, ya udah yok keatas!" ajak Keii

Aril pun nurut dan ikut keatas, matanya langsung fokus saat memasuki kamar Kei, "wahhhhh keren bener sumpah, aduh!" batin Aril.

"Duduk sana!" suruh Kei.

Tapi Kei malah tiduran di kasur sambil bermain game, meski Aril sudah siap-siap dengan materinya, ia malah melihat Kei sibuk dengan gamenya.

"Kei! Sini bentar aja!" panggil Aril

"Bodo, gak mau gue!" tolaknya mentah-mentah

Ia mengelus dada dan menghela napas "hemmm, Kei, kita 1 minggu lagi UTs loh, masa lo mau gini aja!" peringatan Aril pada Keii.

"Diem lo babi, lo tinggal duduk gitu aja di bayar sama papa gue, ambil enaknya aja napa sih!"

"Eh taikk, gue udah sabar ya, lo kok kek gini sih tingkah lo, gue bela-belain buat dateng, kalo tau anak om itu lo, udah gue tolak dari awal!" nyolot Aril.

"Eh lo kok nyolot sih, ini rumah siapa hah? Sopan dikit lah!"

"Ya gak gini cara nyambut tamu!" sentaknya.

"Lo bener-bener ya," berdiri dan menghampiri Aril, saat ia hendak memukulnya tuan Willson datang, "oii, ngapain kalian?" tanya tuan Willson.

"Nyamuknya gede banget nih, ada baygon gak pah!" alesan Kei, "ada di bawah, ambil tuh!" ia pun bergegas pergi mengambil baygon itu.

Sekembalinya Kei, Aril sudah duduk dengan beberapa lembar kertas, "sini!" panggil Aril dan Kei kali ini menghampirinya. "Yok belajar bareng, sama sama belajar," ucapnya sopan yang membuat Kei duduk manis.

Meski kamar Kei ber AC, ia masih merasa gerah, yang membuatnya harus melepas pakainya, itu kebiasaan Kei saat di kamar, dada membidang tubuh kekar, badan putih itu berdiri di depan Aril, yang membuatnya kagum dengan badan Kei.

"Mulai dari mana?" tanya Kei

Aril yang tak fokus menjawab "dari atas!" yang membuat Kei menaikkan alisnya, "maksudnya?" dan akhirnya Aril sadar, "dari atas ke bawah, maksudnya nomor satu ke bawah gitu!"

"Oh!"

Aril terus mejelaskan meski Kei agak oon dikit, "ini gimana sih, gak bisa aja langsung jawaban?" kesal Kei. Aril menghela napas "haduhhh, ya gak bisa lah, ini matematika broh!" lalu Kei mengeluh kesal.

"Nomor dua nih susah!"

"Ini soal kelas 11 coy, masa gak ngerti!"

"Ya gue gak tahu!" sentak Keii.

Beberapa waktu kemudian, mereka berada di solah tengah, sebab Kei yang susah di ajari itu terus memberontak, "sini loh Kei, nomor ini dulu, gimana sih!" kesabaran Aril hampir habis.

"Gue capek cokk!" keluh Kei.

Dengan terpaksa Aril berdiri di belakang Kei, sambil merangkul dan memegangi tangannya "yang ini di selesain dulu, perkalian baru penjumlahan paha gak!" jantung Kei dag-dig-dug, melihat Aril yang tepat di sampingnya.

"Nah terus kalo udah ketemu, baru di jumlahin, entar ketemu jawabnya," Aril menejelaskan, tanpa ia sadari berkali-kali Kei mencuri pandangannya.

Lalu pembelajaran ini berkahir, dan Aril pun harus pulang.

Kei yang berada di kamar terus kepikiran dengan Aril, "hah? Kenapa jantung gue gini, anjjgggglah!"

•••

My Tutor My Crush [BoyLove] -ENDWhere stories live. Discover now