Bab 22. (F) Akhir Perjuangan Tegar

179 273 0
                                    


Jumat, 29 September 2017-masih di Ruang Rawat VIP Pukul 04.31 WIB.


Rasanya aku tidur sebentar, tiba-tiba
Tegar membangunkan aku, padahal biasanya aku yang selalu membangunkan beliau. Saat dalam keadaan setengah sadar, aku mendengar beliau mengatakan, "Bangun, Sayang! Bangun, Cahaya Hatiku Sayang! Sekarang udah subuh, kita salat subuh yuk, Sayang! Ash-shalaatu Khairum Minan-Nauum, Ash-shalaatu Khairum Minan-Nauum, Ash-shalaatu Khairum Minan-Nauum!" Tegar sambil mengusap kepalaku yang dibalut kerudung geblus berwarna hijau. Tapi, rasanya mataku lengket karena masih mengantuk, aku masih berat membuka mata, "aku sayang banget sama kamu. Kang Kuat sayang banget sama Cahaya tak terhingga. Kang Kuat cinta dan kangen sama Cahaya Hatiku Sayang tak terbatas," beliau membisikkan kata-kata tersebut di telingaku, kemudian mencium pipi kiriku, terus mencium keningku secara berulang-ulang-selagi ini, aku baru ingat-itu kan kata-kata yang biasa kuucapkan setiap aku membangunkannya tidur. Kenapa sekarang jadi Kang Kuat yang membangunkan aku? Duh ... aku jadi nyesel deh gak bangun duluan. (Begitu aku mengatakan ini dalam hati, suamiku itu lalu mencium bibirku lekat), seketika itu, aku menggeliat sambil telentang-selagi itu, aku baru sadar-Hah, Kang Kuat yang membangunkan aku duluan, itu berarti Kang Kuat masih hidup, dong. Berarti semalam itu bukan pelukan terakhir. Alhamdulillah ... (Aku lalu tersenyum sambil masih merem).


Aku melek, terus memeluknya sambil berkata, "Ya, sama. Cahaya juga sama sayang banget, cinta dan kangen sama Kang Kuat tak terhingga, Kang Kuat Sayang yang Hatinya Tegar. Maaf, ya aku telat bangunin kamu?"


"Nggak papa. Kali ini, biarin aja aku yang bangunin kamu duluan."


Aku lalu melonggarkan pelukanku dan menatapnya. "Alhamdulillah ... ternyata kamu masih hidup, Sayang. Ya Allah ... terima kasih banyak, Engkau masih membunyikan nada merdu jantungnya dan masih mempertahankan napasnya yang sejuk ini." Aku lalu mencium kening, kedua pipi, hidung, dagu, dan bibirnya, terus memeluknya lagi.


"Alhamdulillah, Allah masih memberiku sedikit waktu lagi. Ya, udah, ayo kita salat subuh berjamaah!"


Aku mengangguk sambil tersenyum. "Ya, Sayang."


Sebelum salat subuh, aku mengelap badannya dulu serta mengelap kakinya, sebagaimana selalu kulakukan mencuci kakinya di setiap beliau pulang ke rumah setelah dari luar.

Kemudian sekarang aku mewudukannya-selagi beliau dapat wudu, aku menyisir rambutnya dan melukiskan celak itsmid pada bulu mata bawahnya-tanpa menyentuh kulitnya, lalu menyemprotkan parfum ke bajunya dan juga ke bajuku, kemudian kami salat subuh berjamaah. Tegar mengimami salat dengan duduk, sedangkan aku salat secara normal di samping ranjangnya.


Setelah salat subuh bareng, aku lalu duduk lagi di sampingnya dalam satu ranjang, aku lalu menyetorkan hafalan Alquran dan 1 hadis pada suamiku.

Setelah selesai dibacakan, maka beliau mencium keningku, setelah itu mengoreksi bacaanku tersebut.


"... terus hafalkan ya, Sayang. Minimal kamu harus hafal 4 surah dan 40 hadis dalam seumur hidupmu. Dan kamu harus ingat-ingat pesanku ini, ya! Ya, kalau salat fardu 5 waktu gak usah dipertanyakan dan diingatkan lagi kewajiban mengerjakannya ya, karena kebanyakan muslim paham bahwa salat itu tiangnya agama, dan sangat berdosa apabila tidak mengerjakan salat. Tapi, kamu wajib juga terus tholabul 'ilmi meskipun nanti kamu udah punya anak yang masih bayi. Ketahuilah, Sayang. Allah akan mengangkat derajat bagi hamba-hamba-Nya yang tidak putus-putusnya tholabul 'ilmi, bahkan malaikat pun meletakkan sayapnya sebagai tanda rida pada para penuntut ilmu. Dan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, bahwa, 'Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkan kepada orang lain.' Maka, ajarkanlah ilmu yang kamu dapat itu, terus bimbing buah hati kita untuk menjadi seorang hafiz dan penghafal hadis, ya! Dan jangan lupa untuk selalu bersedekah atau beramal ilmu dan harta!" Tegar sambil menggenggam kedua tanganku dengan kedua tangan di paha kanannya.

Cahaya untuk Tegar (EDISI REVISI 2023) TAMAT ✔️Where stories live. Discover now