-7-

1.4K 218 19
                                    

Sudah hampir 1 jam berlalu dan selama itu juga Sean terus berbicara dengan sosok Rosie bahkan mereka sudah bercanda dan suara tawa Rosie kedengaran dengan jelas.

"Ahahahah stop Daddy" Rosie tertawa geli ketika Sean terus menggelitikinya.

Sean terkekeh kecil. Dia benar benar merasa nyaman dengan sosok bocah yang bersamanya itu "Gue seakan mempunyai ikatan batin dengan Rosie" batinnya.

"Rosie, bisa Daddy bertanya?"

"Daddy mau nanya apa?"

"Apa Tante Jennie kamu itu punya hubungan sama Uncle Lim?"

Rosie terdiam. Dia menatap wajah Sean yang menuntut jawaban darinya itu "Melaka masih pendekatan kok" ujar Rosie pada akhirnya.

"Ah, Daddy mengerti" gumam Sean mengangguk kecil.

"Ngomong ngomong, tangan kamu itu kenapa?" Tanya Sean mengalihkan perbicaraan.

"Ochie ditablak mobil telus Ochie masuk kedalam got. Tangan Ochie patah" jelas Rosie.

"Astaga, apa tidak ada luka serius yang lain?" Khawatir Sean secara tiba tiba. Dia bahkan tidak tahu apa yang dirasakan oleh dirinya saat ini. Kenapa dia terlalu khawatir?

"Ochie tidak apa apa kok. Ochie kan kuat" balas Rosie menenangkan sang Daddy.

Sean mengusap kepala Rosie "Rosie harus hati hati. Jangan terluka lagi"

Rosie mengangguk "Baiklah Daddy"

Tanpa mereka sedari, ada sosok Jennie yang memperhatikan semuanya "Sean memang sosok yang perhatian. Apa benar gue tidak bahagia bersama Sean?" Gumamnya lirih.

"Mommy!" Panggil Rosie setelah menyadari sosok sang Mommy.

Dengan segera Jennie mendekati Sean "H-Hai" canggung Jennie.

Sean menatap Rosie dan Jennie secara bergantian "Kenapa Rosie memanggil kamu Mommy?" Bingungnya.

"Rosie cukup manja sama aku dan aku juga sudah menganggap dia seperti anak aku sendiri si jadi aku tidak masalah kalau dia memanggil aku Mommy" jelas Jennie berbohong.

"Tapi Rosie juga memanggil aku Daddy. Apa itu artinya aku Daddy Rosie terus kamu Mommy Rosie?" Sean tersenyum menggoda.

Sudah pasti pipi Jennie bersemu merah namun yeoja ini tetap saja berusaha meneultralkan raut wajahnya "Apaan si" sangkalnya.

"Tadi Nayeon bilang kalau kamu ingin ketemu sama aku. Maaf karena aku telat. Tadi aku-"

"Tidak apa apa. Aku tahu kamu bersama Limario" potong Sean.

"Memangnya apa yang kamu ingin katakan?" Tanya Jennie.

Sean menggeleng lalu tersenyum tipis "Tidak ada apa apa kok. Lupakan saja"

Sebenarnya, Sean ingin melamar Jennie untuk menjadi pacarnya namun setelah melihat Jennie yang lebih memilih untuk bertemu Limario berbanding dirinya itu membuat Sean mula merasa ragu untuk mengungkapkan perasaannya itu. Akhirnya Sean memutuskan untuk berdiam dan membiarkan takdir yang menentukan segalanya.

"Aku harus pergi. Kelas aku akan segera bermula" pamit Sean beralih menatap Rosie "Daddy pergi dulu ya. Kapan kapan nanti kita ketemu lagi. Jaga diri kamu" dielusnya kepala Rosie sebelum berganjak pergi dari sana.

"Daddy" gumam Rosie yang ternyata masih merindui sang Daddy.

Jennie menyadari semuanya namun dia tidak bisa melakukan apa apa lagi. Lagian semua itu juga adalah rencana Rosie jadi dia hanya akan mengikutinya "Rosie, ayo pulang" ajaknya.

"Apa ulusan Mommy sudah selesai?" Tanya Rosie.

"Iya. Tadi sebelum kesini Mommy sudah menyerahkan tugas Mommy kepada Donsen" sahut Jennie beralih menggandengan tangan sang anak lalu mereka berdua berjalan menuju ke parkiran.

"Sekalang kita mau kemana?" Tanya Rosie setelah mereka memasuki mobil.

Jennie kelihatan berfikir "Bagaimana kalau kita ke perusahan Tante Jisoo saja?"

"Boleh deh" sahut Rosie.

Dengan segera Jennie menghidupkan mobilnya dan menjalankan mobilnya untuk menuju ke perusahan Jisoo.







Tidak butuh waktu lama, mereka akhirnya tiba diperusahan Jisoo. Sudah pasti kedatangan Jennie membuat para karyawan menyapanya dengan ramah namun para karyawan itu juga kelihatan penasaran dengan sosok Rosie.

"Irene Eonnie, apa Jisoo Eonnie ada didalam?" Tanya Jennie kepada Irene, sekertaris yang juga menjadi sahabat Jisoo.

"Ada kok. Masuk saja Jen" sahut Irene "Ngomong ngomong, siapa bocah ini?"

"Ini Rosie, anaknya aku"

"Nde!?"

Jennie terkekeh kecil "Anak sahabat aku yang dititipkan kepada aku kok"

Irene mendengus "Dasar. Eonnie hampir jantungan kali"

"Ahaha mianhe Eonnie"

"Huftt. Ya sudah lah, kamu masuk saja kedalam. Jisoo tidak terlalu sibuk si"

"Baiklah Eon, terima kasih" Jennie kembali menggandeng Rosie untuk memasuki ruangan Jisoo.

"Jisoo Eonnie" panggil Jennie.

"Loh Jennie? Ada apa kamu kesini?" Tanya Jisoo menatap adek dan juga ponakannya itu.

"Aku bosen si makanya aku memutuskan untuk membawa Rosie kesini" jelas Jennie berganjak duduk disofa.

Bukannya ikut berganjak duduk disamping sang Mommy, Rosie malah duduk dipangkuan Jennie membuat Mommy nya itu tersentak "Ochie ngantuk" rengek Rosie mendusel diceruk Jennie.

"Berbaringlah disofa" arah Jennie.

Namun Rosie menggeleng "Mau sama Mommy"

Jennie mempukpuk pantat Rosie dengan pelan "Ya sudah, tidur lah"

Rasa kantuk akhirnya membawa Rosie kealam mimpi sehingga dengkuran halusnya mula kedengaran.

Jisoo yang sedari tadi menyaksikan segalanya itu hanya bisa tersenyum tipis "Tidak dapat gue bayangkan apa yang akan terjadi jika Jennie harus kehilangan Rosie" batinnya.














Ada yang lagi pesta kah👀

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Ada yang lagi pesta kah👀



Tekan
   👇

Future ✅Место, где живут истории. Откройте их для себя