34. INGIN PULANG

263 13 2
                                    

SELAMAT MEMBACAA, UDAH BAU-BAU END NIHH
MAU SAD OR HAPPY?

HEHE, SEMOGA SUKA YAAAA

****

Maaf cantik, 15 Desember kamu tahun ini, menyakitkan ya karena gue?

_leo dirgan falanio






Beberapa anggota Venzaros sudah sampai di rumah Zora sejak dua puluh menit yang lalu. Saat ini waktu sudah hampir mendekati pukul tujuh malam. Di mana, acara akan segera di mulai tepat saat jam itu juga. Semua persiapan sudah selesai, piala besar dan tinggi juga sudah tertata rapi di meja besar yang tidak jauh dari meja kue. Anggota Venzaros dan beberapa guru serta siswa SMA GARUDA juga sudah siap menanti acara yang ditunggu-tunggu.

Karena malam ini akan mereka jadikan malam yang menyenangkan. Malam keberhasilan seorang pemimpi yang haus dengan kemenangan sekaligus ulang tahun Zora Resyalonika. Melihat piala yang sudah berkilau itu, beberapa orang di sana kembali mengingat keringat yang bercucuran dari tim basket selama tiga hari kemarin. Mereka sangat mengagumkan, mereka berhasil, dan mereka adalah satu-satunya tim eskul yang berhasil sampai pada titik nasional yang mengharumkan nama sekolah.

Namun terdapat suatu kegelisahan dari mereka. Bahwasanya orang penting yang mereka nanti-nanti sampai kini belum juga datang. Banyak dari mereka yang bertanya-tanya keadaan Ke tiga inti Venzaros yang belum terlihat itu. Apakah mereka ada kendala? Atau ada sesuatu di jalan saat perjalanan pulang?

Ponsel yang tidak aktif dan sulit untuk dihubungi, tentu saja membuat Zora sangat cemas. Sudah hampir setengah jam setelah kedatangan Bryan dan yang lainnya, tetapi Leo, Satya, dan Algan belum juga sampai. Kekhawatirannya tercetak jelas pada wajah cantik yang dirias tipis. Tangannya bergetar, melihat waktu yang terus berjalan dan kekasihnya yang tak kunjung terlihat.

"Ra, lo nggak masuk?" Tanya Naufan ketika mendapati Zora yang hanya diam di teras sembari tak luput dari pandangannya menatap jalanan berharap kedatangan Leo dan teman-temannya. Cowok itu juga sedikit tidak tenang, karena selama itu perjalanan Leo yang tak kunjung sampai. Bahkan tanpa kabar apapun.

Bryan datang, cowok itu melirik jam yang melingkar pada pergelangan tangan kanannya. "Lo tenang, Ra. Gue yakin bentar lagi Leo pasti dateng,"

"Kok lama sih, Bray? Udah cukup lama semenjak dia keluar dari asrama." Zora tidak bisa tenang sama sekali. Matanya mulai berkaca-kaca karena kekhawatiran besarnya terhadap Leo dan yang lainnya.

Melihat kecemasan Zora mereka menghela napas pelan. Bagitupun dengan mereka juga merasa khawatir, terlebihnya waktu yang berjalan sudah cukup lama hingga acara akan segera di mulai. Bryan juga berkali-kali menelepon sahabatnya. Namun, satu pun dari mereka tidak ada yang merespon.

Zora teringat sesuatu mengenai hari ini. Seharusnya ia membuka surat kesehatan Leo yang dikirimkan oleh dokter satu jam lalu pada ponselnya dalam bentuk lampiran. Untuk membaca sedikit tulisan singkat itu saja rasanya Zora tidak siap, ditambah kecemasannya terhadap Leo yang tak kunjung terlihat. Sungguh! Malam ulang tahunnya penuh degan hal-hal yang sama sekali tidak ia bayangkan. Ia hanya mengharapkan kesenangan saja untuk malam ini, dan tidak dengan kecemasannya.

"Surat kesehatan, Leo?" Tanya Ardo yang ikut menemani Zora di teras, ia tidak sengaja melihat layar handphone kekasih sahabatnya itu. Cowok itu juga tahu mengenai Leo yang mencoba periksa ke dokter untuk sakit kepala yang kerap menyerang sahabatnya itu.

Zora mengangguk dalam keraguan, "Ar, gue buka nggak ya?"

"Buka aja, lo juga penasaran 'kan?" Titah Ardo dengan pemikiran positifnya. Ia tidak mau berpikir hal yang tidak-tidak untuk sahabatnya.

ABOUT HIM : LEO DIRGAN FALANIOWhere stories live. Discover now