AMONG THE STAR. 2 : KENTO MIYAURA

109 12 5
                                    

Setelah kejadian beberapa waktu yang lalu, membuat semua nya berubah. Setiap manusia tidak bisa memprediksi hal apa yang akan mereka dapat. Termasuk Ryuka.

Ia pikir interaksi nya dengan sang senior hanya sebatas itu saja, Melainkan sekarang Miyaura tidak pernah absen untuk menemuinya tiap hari. Entah itu di pagi hari ataupun menjelang sore.

Seperti sekarang, Miyaura meminta Ryuka untuk menemani nya latihan di lapangan. Ryuka duduk di bench penonton sembari melihat Miyaura sedang berlatih dengan teman nya.

Ryuka sendiri awalnya ingin menghindari kehadiran sang senior. Mungkin saja hal ini akan menjadi bahan perbincangan orang dan memang benar, jika hampir satu fakultas membicarakan tentang kedekatan mereka berdua.

Miyaura tidak peduli jika ia menjadi bahan perbincangan orang, yang terpenting adalah Ryuka aman berada didekatnya.

"Kau lihat gadis itu? Dia sangat dekat dengan Miyaura-senshu"
"Kulihat dia tidak cantik"
"Bisa-bisa nya ia mendekati Miyaura-senshu, ia tidak berkaca ya?"

Walaupun pandangan Ryuka kedepan, ia bisa mendengar dengan baik percakapan beberapa gadis yang sedang duduk tidak jauh darinya.

Entahlah, Ia merasa bingung. Apakah menjaga jarak dengan Miyaura adalah pilihan terbaik?

"Jangan melamun"
Sontak Lamunan Ryuka membuyar. Tanpa disadari, Miyaura sudah duduk disebelah Ryuka. Ryuka memberi sebotol air mineral, Miyaura menerima itu kemudian menghabiskan air botol dalam sekali tegukan.

"Mengikuti latihan tambahan membuat energi ku terkuras habis, apa aku keluar dari tim saja ya?" Ujar Miyaura sambil bergurau.

"Personil tim mu mungkin akan kecewa dengan itu. Miyaura-senshu harus mencari cara agar energi kembali lagi"

Miyaura menatap Ryuka dengan lamat, "mungkin dengan kau menemani ku setiap latihan membuat energi ku bertambah kembali"

Ryuka harap telinga nya tak mendengarkan ucapan yang dilontarkan seniornya barusan. Ryuka berusaha untuk menatap objek didepan dengan ekspresi datar.

Miyaura menatap Ryuka sembari tersenyum simpul. Ia mengacak pucuk rambut Ryuka sebelum kembali ke lapangan.

Reaksi Ryuka tetaplah sama, hanya ekspresi datar. Bisa dikatakan jika perempuan itu handal dalam menyembunyikan ekspresi.

Penderitaan hidup yang ia jalani selama beberapa tahun ini menimbulkan efek yang cukup serius. Tak lagi ia bisa merasakan perasaan yang ia rasakan, entah itu perasaan senang, sedih, atau pun takut. Maka dari itu, ekspresi yang ia tampilkan hanya datar.

Sorot mata Ryuka menatap sosok Miyaura didepan sana sedang berlatih dengan tim. Ryuka pikir, Miyaura adalah sosok senior yang dingin dan tak peduli pada sekitaran nya. Secara pria itu sangat jarang berinteraksi dengan orang sekitar.

Ryuka hanya mengharapkan satu hal. Berharap jika pria itu tetap memancarkan senyuman untuk setiap waktu dan senantiasa berada dikehidupan yang jauh lebih baik.

•••



Seperti rutinitas Ryuka pada umumnya, ia harus mengikuti kelas pada pagi hari dan pulang di sore hari. Semua nya berjalan dengan baik.

Yang berbeda ialah Miyaura tak bisa menemani Ryuka dikarenakan ia harus pergi dengan tim voli nasional Jepang untuk mengikuti satu ajang turnamen.

Sudah 3 minggu kepergian Miyaura. Sejak sang tameng tidak berada di sampingnya lagi, Ryuka kembali menjadi korban bully Harimu. Kali ini lebih parah.

Seharusnya Ryuka sudah berada di rumah sekarang. Namun, Harimu menarik nya ke gudang belakang kemudian menghajar Ryuka tanpa adanya belas kasihan.

Mereka menarik rambut Ryuka, menendang perut, dan sampai memukul wajah Ryuka secara berulang kali. Tubuh yang sudah dipenuhi lebam biru, bibir yang sudah robek serta area mata yang sedikit membengkak. Ryuka tak paham kenapa mereka melakukan hal sekeji ini. Entah apa salah yang ia sudah perbuat sebelumnya.

"Aku tidak tahu kenapa Miyaura-senshu mau berteman dengan mu"
Ujar Harimu dengan menendang perut Ryuka.

Ryuka tergeletak tak berdaya. Berusaha untuk tetap sadar.

Harimu melemparkan tas ke arah wajah Ryuka sebagai akhir dari kegiatan keji ini. Mereka pergi dengan meninggalkan perempuan malang itu sendirian.

Sama sekali Ryuka tak merasakan sakit ataupun sedih. Berusaha untuk bangkit dan membersihkan baju yang penuh dengan kotoran itu. Memasukan buku yang berserakan dan membuang sampah-sampah robekan buku nya.

Hari sudah menjelang malam, sama sekali tidak ada tanda adanya manusia selain Ryuka di gedung Fakultas nya.

Dijalan arah pulang, Hanya langit malam yang senantiasa menenamaninya. Tiap langkah yang ia pijak rasanya sangat berat sekali.

Ia memutuskan untuk duduk ditepian taman. Memandangi langit dengan tatapan kosong seperti meminta jawaban dari ribuan pertanyaan yang ada dipikiran nya.

Walaupun langit tak bisa memberi jawaban, setidaknya langit dan deru angin dapat memberikan nya kenyamanan untuk sesaat.

•••

Setelah hampir sebulan lebih Miyaura meninggalkan Jepang, akhirnya ia bisa kembali menjalankan aktifitas akademik dan juga lebih sering untuk menemui Ryuka.

Seperti sekarang, Miyaura berada duduk di kursi taman yang biasanya mereka datangi.

"Kau tahu, Tim nasional memenangkan Turnamen dan aku keluar sebagai salah satu pemain terbaik"

"Rasanya aku ingin menangis saja tetapi sebisa mungkin harus kutahan. Jika saja Otsuka melihat itu, setiap hari ia akan mengolok-olok ku"

"Kau benar. Aku harus mencari cara agar bisa mengembalikan energi yang terkuras. Namun-"

Miyaura menoleh ke arah samping, "Bagaimana cara itu terjadi jika kau sudah tidak ada?"

Sedaritadi yang Miyaura lakukan hanya berbicara sendiri. Merasakan seperti ada sosok kehadiran Ryuka disamping nya.

Faktanya, Ryuka mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup dengan cara terjun ke aliran sungai deras di depan taman. Hal ini ia lakukan karena tak ada lagi yang ia tuju di hidupnya.

Mata Miyaura menatap ke arah aliran sungai didepan nya. Satu hal yang ia sesali ialah Jika ia datang lebih awal, Mungkin saja Ryuka masih ingin tetap menjalani hidup walaupun diatas penderitaan. Setidaknya Miyaura mengambil peran agar Ryuka tidak merasakan penderitaan itu sendirian. Tak masalah bagi Miyaura jika ia harus merasakan itu.

Andai saja, ia lebih awal untuk datang.

Andai saja.

•••

Padahal rencana nya mau bikin happy ending hehehe.
Next mau siapa nih?
Jangan lupa vote ya!!! Biar pacar Takahashi semangat dalam membuat ceritaaa


ONESHOT + RYUJIN NIPPONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang