the way i met you : EIRO MOTOKI

34 0 0
                                    

Malam ini diadakannya konser tunggal kak Danilla Riyadi, penyanya indie/pop yang sangat kugemari sedari dulu. Awalnya aku ingin mengajak teman untuk datang kesana, Sialnya mereka semua sedang berhalang hadir dengan berbagai alasan.

Cukup ragu untuk datang seorang diri, tetapi mengingat kesempatan ini mungkin saja tidak datang dua kali. Ugh, memikirkan bagaimana nanti nya aku berada dikerumunan manusia saja sudah meningkatkan rasa malas.

Sekarang sudah pukul 19.30. Segera aku bersiap-siap untuk pergi dan tak lupa membawakan bouquet flower yang sudah ku rangkai sendiri untuk diberikan kepada kak Danilla nanti. Bagaimana pun aku harus bisa memberikan bunga ini nanti, karena, sudah lelah jari jemari ini merangkai hingga larut malam.

Langkah ku menuruni anak tangga, mendapati ibu yang sepertinya sedang mengadon kue.

"Ibu membuat ini?"
Tanya ku sembari mendekati ibu dan mengambil satu cookies yang sudah matang. Rasa semua makanan yang dibuat oleh ibu tak pernah berubah sedikit pun, menjadi ciri khas tersendiri.

Ibu melirik bouquet flower yang ku pegang, "Mau kemana?"

"Denis mau nonton konser, Bu"

"Sama siapa?"

"Sendiri aja"

"Yaudah, Nanti ibu doain kamu pulang-pulang bawa gandengan, Ya"

Kening ku terpaut mendengarkan penjelasan ibu yang menurut ku sangat konyol. Tak mau membuang waktu, aku pun pamit dari hadapan ibu.

"Ibu, Denis pergi dulu ya"

"Baik, Hati-hati ya, Sayang"

•••

"Oh, astaga. Jika bukan karena kak Danilla, Mungkin saja aku memilih untuk tidur di kamar"

Keadaan saat ini sangat ramai pengunjung. Terbukti, hampir semua sudut di penuhi oleh lautan manusia, dan aku membenci ini. Yang bisa ku lakukan ialah menghirup nafas dan mengeluarkan secara perlahan, Bersamaan dengan rasa gugup ku.

Konser sebentar lagi akan dimulai, maka dari itu, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, lebih baik aku harus ke toilet terlebih dahulu.

Sampai didepan toilet, aku sedikit bingung untuk menempatkan bouquet flower ini di tempat yang aman. Tidak munkin untuk membawa masuk bunga ini kedalam. Alhasil, Aku menitipkan ini ke seorang perempuan yang tengah duduk.

"Kak, Maaf, boleh aku titip ini sebentar?"

Pertanyaan ku dibalas anggukan oleh nya. Setelah itu, aku langsung masuk kedalam.

10 menit kemudian, saat ingin mengambil bouquet flower yang di titipkan, aku dilanda kebingungan dikarenakan yang memegang bunga itu tergantikan dengan pria tinggi yang menggunakan kacamata, bukan kakak sebelumnya.

Aku memerhatikan dengan teliti apakah bunga tersebut ialah milik ku, Dan benar saja itu memang milik ku. Pria ini sangat tinggi, Bahkan tinggi ku hanya sebahu nya saja. Sungguh, Ia seperti titan.

"Permisi mas, Itu bunga saya hehe"

Ia menoleh, sedikit menduduk menatap diriku.

Another pov

"Hah? Lo dimana?"

"Oke-oke, gue kesana"

ONESHOT + RYUJIN NIPPONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang