2.

2.8K 344 46
                                    

Btw hari ini Ezar sedang berada di komplek perumahan elit milik sahabatnya sekaligus atasannya, seperti yang di bicarakan sebelumnya, ia di beri tugas untuk menjaga si kembar milik Vano dan Rhama.

"Huhu~ papa pulangnya kapan om?" rengek Reva akibat ia tak terima di tinggal kedua orang tuanya. Bukan masalah apa sih, dia cuma takut entar Daddy sama papa nya bikin adek buat dia, nanti gelar bontotnya di copot.

Btw dia walaupun masih bocil pikirannya udah kemana-mana, beda sama kakaknya yang alhamdulilah masih waras dan polos.

"Kapan-kapan Rev" jawab Ezar acuh tak acuh sambil memainkan ponselnya.

Reva menggembungkan pipinya dan memberi Ezar jari tengah, "Ah! Om kayak peler! Jancok!"

"Cocote ki loh, siapa yang ngajarin?"

Reva sumringah menunjuk Ezar, "Kan om dulu yang ngajarin, katanya gapapa toxic"

'Sialan, gue lupa kalo gue ngajarin hal sesat kek gini ke Reva dulu' ucap Ezar dalam hati sembari memasang wajah penyesalan akibat mengajarkan hal yang tidak-tidak pada bocah sekecil ini.

"Reva gak boleh gitu... nanti abang cepuin Daddy loh"

Reva langsung side aye ke abangnya, "Cepuan"

Rava hanya geleng-geleng kepala, dia sedikit muak di dalam lubuk hati terdalamnya memiliki adik kembaran seperti Reva, tapi di sisi lain dia sudah sangat sayang dengan kembarannya tersebut.

Rava,"Ya makanya mulutnya di jaga adek ku sayang ku~" ia memberi pat-pat ke Reva.

"Om" panggil Rava ke Ezar.

"Hm.. Kenapa?"

"Aku bosen, ayo ke mall. Tadi di titipin kartu kok sama daddy" Rava merogoh saku celana dino yang ia gunakan dan menganmbil kartu hitam di dalamnya. Gak kaget sih Ezar pas lihat black card yang di pegang anaknya Vano, sekilas perusahaannya sama rumahnya aja sebesar gaban, orang-orang pasti udah tahu seberapa kayanya keluarga itu dari orok.

"Ya udah yok, Reva jangan di ajak ya?"

Mata bocah perempuan tersebut yang awalnya bahagia kini menjadi sedikit ber-air dan wajahnya mulai memerah akibat menahan tangis. Ezar di sana tersenyum puas melihat wajah bocah itu yang sedikit menggemaskan.

Karena merasa kasihan, ia pun membawa anak itu ke dalam pelukannya dan menggendongnya. Ia terkekeh.

"Bercanda Reva... Maaf ya?"

Bocah itu tentu saja tidak menjawabnya dan hanya menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria dewasa tersebut. Sebenernya si Reva cuma modus biar bisa senderan di dadanya om Ezar :v

Ya sudah, habis itu mereka berangkat ke Mall dengan naik motornya Ezar yang waw kalo menurut Reva, padahal mah di garasi bapaknya motornya lebih waw dari pada punya Ezar.

Dengan santai Ezar membawa anak orang dengan kecepatan tinggi dan sedikit ugal-ugalan seperti kebiasaannya dulu sewaktu SMA, Rava hanya diam dan tenang di bawa ugal-ugalan sama Ezar, sementara Reva malah teriak kegirangan. Reva ini sepertinya memang copy paste dari papanya.

Tiba lah mereka di mall dengan selamat, tapi wajahnya Rava agak tertekan akibat ugal-ugalan tadi, walaupun tenang, bocah sekecil itu pasti juga sedikit dag-dig serr kalo di bawa ugal-ugalan sama Ezar. Kakaknya pucet, adeknya malah mesem kesenengan. Agak laen.

Ezar menggandeng kedua anak itu untuk masuk ke dalam mall dan ia kemudian bretanya pada kedua bocah itu, "Cil, sekarang mau ke mana?"

"Time Zone om" ucap keduanya serempak dengan mata yang berbinar.

Bukan Bapak Mu || BL (Slow Up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang