3.

1.2K 135 30
                                    

Ia tersenyum hangat ke ara Yudhist, Akhirnya setelah sekian lama ia bisa mengobrol lagi dengan Yudhist, "Iya gak usah minta maaf, harusnya gue yang minta maaf. Sifat gue emang bajingan banget waktu itu"
.
.
.
Yudhist kembali diem untuk kesekian kalinya. Baginya suasana akan selalu canggung kalo ketemu bapak dari anaknya ini.

Dalam situasi canggung, seorang pria tampan dengan sok asiknya nyapa Yudhist dari jauh.

"YUDHISTIRA!" teriak pria muda berkulit sawo matang itu.

Keduanya menoleh ke sumber suara dan menyipitkan mata untuk melihat secara jelas wajah pria asing yang sok asik tersebut.

Semakin pria itu mendekat sosoknya semakin terlihat jelas di dua pasang mata mereka. Ezar sedikit syok melihat wajah manusia rupawan di depannya.

"Lah Aron?"

Aron melirik dirinya dengan tatapan tak suka, "Oh Ezar, haha halo" sapanya dengan senyum yang sangat jelas di paksa.

Btw mereka udah saling kenal dari SMP, dan orang yang ngehasut Rhama buat suka playing fictim itu dia, yes si Aron yang hasut mereka berdua.

"Eza mana?" Aron bertanya pada Yudhist sembari mencari Eza.

Yudhist meminun minuman yang ia bawa dari tadi sambil menunjuk lokasi anaknya bermain.

Setelah melihat arah yang di tunjuk Yudhist, Aron secara terang-terangan menggandeng tangan Yudhist dengan manja, "Huhu kenapa dari kemaren lu kagak bisa di hubungin? Gue mau ngajak jajan padahal"

"Sibuk maap, lagi pula kemaren hp gua di pake Eza seharian buat nonton cocomelon"

Siapa ya yang jealous? Ezar lah, pake nanyeaa. Rasanya pen marah tapi Ezar bukan siapa-siapanya Yudhist, huhu sedih banget gamon bertahun-tahun, kek fak kata Ezar teh.

Aron tersenyum penuh kemenangan saat menatap wajah Ezar yang udah merah karena nahan amarah. Sengaja dia mah manas-manasin, ya habis siapa sih yang gak emosi sama kelakuan Ezar yang se-enaknya sendiri.

'Haha mampus lu, Yudhist punya gue sekarang' ejek Aron dalam hati. Gak sadar aja dia ciri-ciri body nya sama-sama kek boti. Yah walau sedikit lebih tinggi dari Yudhist.

'Bajingan, boti sok asik' Geram Ezar dalam hati sembari menatap dengan cemburu ke arah Aron yang bergandengan manja dengan crushnya.

Dari pada Ezar kebakar api cemburu, lebih baik dia cabut dari tempat itu dan membawa kedua kembarnya Vano.

Yudhist menengok ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Ezar yang menghilang.

"Lah, Ezar di mana?"

Aron hanya menggedikan bahu, berpura-pura bahwa ia tak tahu di mana keberadaan pria yang di maksud Yudhist tersebut.

Ezar melangkahkan kakinya pergi menjauh dari tempat duduk tersebut dan pergi menuju area mandi bola di tempati oleh kedua mahluk kecil yang ia rawat selama seharian ini seperti malika.

"Cil, ayo pulang!" Panggilnya dengan sedikit ngegas pada kedua bocah kecil itu.

Reva dengan cemberut membuka suara, "Kok cepet banget om? Kita kan baru ketemu Eza...."

Eza tidak kalah cemberut nya dengan Reva, "Iya om, Eza kan baru ketemu mereka"

Ezar mengusak surai lembut milik putra Yudhist tersebut dan menjelaskan bahwa ia masih ada urusan lain yang harus di kerjakan, padahal kenyataannya biar dia gak ngelihat interaksi Aron ama Yudhist aja.

Eza mendongak pada dirinya, "Besok boleh main kan om?"

"Bowleehh" jawab Ezar sembari menampakkan deretan giginya yang putih, mengkilap, dan berjejer rapi.

Bukan Bapak Mu || BL (Slow Up) Where stories live. Discover now