BAB 31

12.4K 478 31
                                    

ASIKK DOUBLE UPDATEE

KOMEN YG BNYK DONGG

ENJOYYY

-----------

"Tuan! Jayden, d-dia hiks, dia menyentuhku. Aku kotor," ucapku sambil terisak-isak. Tenggorokan ku terasa sakit, begitu pun dengan pipi ku yang membengkak.

Ku yakin tampilanku sangat buruk saat ini, aku tidak percaya diri untuk menatap mata Malvin. Yang bisa kulakukan hanyalah menunduk dan menangis tanpa suara.

Aku masih takut sewaktu-waktu Jayden akan menemukan kami.

Namun, seakan tidak mempedulikan itu semua, Malvin membawaku untuk duduk di pangkuannya dan memelukku dengan erat.

Tangannya menarik jaketnya sendiri dan melingkupi tubuhku dengan itu. Terasa hangat walaupun sudah terbasahi air.

Refleks aku menyandarkan kepala di dadanya dan mendengar suara jantungnya yang berdegup kencang, sama sepertiku.

"Aku di sini, Molly, tidak akan ada yang menyentuhmu lagi selain aku," bisiknya yang berhasil menenangkan ku. Walaupun begitu, tetap saja aku merasa sangat bersalah.

Ingatan Jayden saat mencium bibir, bahu, dan dada membuatku jijik. Aku merasa hina. Dibasahi air pun tidak mengurangi rasanya sama sekali.

Terisak semakin kencang, tangan Malvin mengelus punggung ku lembut seperti bayi. Bibirnya mendesis berusaha untuk menenangkan ku. Sesekali dia akan memainkan rambutku seakan tidak peduli dengan penampilanku yang berantakan.

"Kau tetap cantik, Molly," ucapnya berulang kali dengan senyum tulus di bibirnya.

Jari-jarinya mengesampingkan rambutku dan mencium pipiku tanpa aba-aba. Gerakannya yang sangat halus membuatku memejamkan mata. Tidak terasa sakit, aku malah menginginkannya lagi.

Malvin mencium seluruh luka di wajahku dengan hati-hati. Matanya menatapku sayu, seakan merasa sangat bersalah dengan apa yang terjadi padaku.

"Maaf, aku terlambat," lirihnya yang membuatku merasa sangat bodoh. Aku yang salah, akan tetapi dia yang meminta maaf.

Sontak aku menggeleng, tidak menerima ucapan maafnya.

"Seharusnya aku yang minta maaf karena tidak mendengarkan ucapanmu, tuan. Kau benar, Jayden jahat, dia memukul ku, hampir memperkosaku, dan juga membunuh Lily. Aku takut hiks," rintih ku dengan kening mengerut dalam.

Semakin mengingat kejadian tadi, semakin badanku gemetar hebat. Bulu kuduk ku merinding dengan napas yang terengah-engah.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika Jayden berhasil memperkosa ku, lebih buruknya lagi dia berencana untuk menjual ku di tempat pelacur.

Hal yang ku pikirkan saat itu adalah aku sangat takut tidak dapat bertemu tuanku lagi.

Tenggelam dalam pikiran buruk, Malvin dengan peka langsung memeluk ku lebih erat. Bibirnya mencium keningku dan tangannya menghapus air mataku yang terus saja turun.

Bahkan air hujan yang kian deras saja dia halau dengan kepalanya, seakan tahu aku sangat takut dengan cairan itu.

"Sstt tenanglah, sayang, tidak akan ada yang menyakitimu lagi. Kita akan bermalam di sini untuk sementara waktu sampai kondisinya aman. Anak buahku masih mencari keberadaan Jayden, kita akan pulang setelah mendapat kabar dari mereka, apa tidak apa-apa?" Tanyanya yang membuat mataku terbelalak, tidak mau.

Kepalaku menggeleng tegas dengan tatapan yang menatap sekitar ketakutan.

Aku ingin cepat pulang dan menjauhi tempat ini. Aku tidak mau kembali terbayang-bayang bagaimana dengan kejamnya Jayden membunuh Lily. Aku juga takut pria psikopat itu tiba-tiba muncul di hadapan kami.

My Girlfriend Is A CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang