14. Godaan

43 0 2
                                    

Jangan lupa baca ceritanya dan kasih komentarnya guys!! Terimakasih atas waktunya telah membaca cerita ini!!

Gomawo

***

Setelah selesai makan malam, Lintang langsung kembali ke UGD. Luan pamit untuk pulang.

"Gua pulang dulu. Sampai jumpa besok!" seru Luan senyum.
"Iya," ucap Lintang sambil membalas senyuman manis Luan itu. "Makasih atas makanannya," ucap Lintang lagi.

Dari arah tidak jauh, Gala melihat hal itu di dalam mobilnya dengan mencengkram kuat kemudinya itu. Tadi dia ingin bertemu dengan Lintang namun niatannya urung dilakukan karena melihat Lintang dan Luan di parkiran mobil rumah sakit. Dia juga melihat Luan yang begitu perhatian dan juga melihat dengan jelas keakraban mereka.

"Lintang, Lo harus jadi milik gua lagi! Gua gak mau tahu, HARUS ITU!," seru Gala dengan raut mukanya yang seram.


***

Esoknya, Luan sudah berada di rumah sakit untuk mengajak Lintang sarapan. Dia menunggu Lintang selesai melakukan pemeriksaan terhadap pasiennya di ruangan pribadi dokter itu seorang diri.
Satu jam kemudian, Lintang sudah berada di ruangannya. Dia kaget saat melihat Luan sedang duduk di kursi yang berada di sana sambil memainkan ponselnya. Luan yang mendengar suara pintu di buka langsung mendongak kepalanya lalu cowok itu tersenyum manis kepada seorang yang sudah memandanginya.

DEG!

Lintang yang melihat Luan tersenyum manis kepadanya membuat jantungnya tiba-tiba saja berdetak tidak beraturan. Dia terpesona saat melihat pria itu menekukkan bibirnya dan itu memperlihatkan matanya yang seperti  bulan sabit.

"Lo sudah selesai kan? Ayo sarapan!" ajak Luan sambil tersenyum manis.
"Lo ngapain senyum-senyum kaya gitu? Jangan senyum!" ujar Lintang tidak suka.

Lintang melangkah kakinya ke gantungan pakaian yang terletak di samping kursi Luan duduki. Luan merasa aneh, kenapa dia tidak boleh tersenyum? Dan kenapa juga gadis itu marah? Dasar gadis aneh. Dengan usilnya ia pun menggoda gadis tersebut dengan cara ia sengaja mendekati gadis itu.

"Kenapa gua gak boleh senyum?" tanya Luan sembari berdiri lalu mendekati Lintang.
"Mau apa lo?" tanya Lintang takut saat melihat Luan mendekatinya. "Jauh-jauh sana! Jangan dekat-dekat, bukan muhrim!" ucap Lintang sambil tubuhnya sedikit mundur.
"Bilang aja lo suka sama senyuman manis gua dan takut jatuh cinta sama gua kan?" sahut Luan sembari melangkah maju.

Lintang melangkah mundur namun sialnya ia tidak bisa lagi melangkahkan langkahnya terhenti karena dibelakangnya terdapat tembok.

"Gak sudi gua jatuh cinta sama lo, cowok nyeselin ditambah lagi sok kecakepan," ucap Lintang sambil memalingkan wajahnya.
"Kalo emang gak benar kenapa lo gak natap gua?" sahut Luan sambil menggoda Lintang.

Lintang kembali ingin menghindari dari tatapan muka dengan Luan namun kedua tangan kekar Luan sudah menutupi jalan itu, ia terperangkap dengan halangan dari cowok itu. Dia benar-benar merasa gugup sembari dirinya memberanikan diri untuk mendongak kepalanya saat melihat posisi mereka begitu dekat dan mata saling bertemu.

DEG!! Lagi-lagi jantungnya berdebar kencang saat melihat manik mata hitam milik cowok itu bertemu dengan manik matanya. Lintang sungguh tidak bisa berkutik lagi sekarang, sementara Luan tertawa melihat cewek galak dan tengil itu menjadi korban kejahilannya.

Lintang kesal dengan pria itu lalu memukuli Luan dengan tangannya itu. Suara kesakitan Luan tidak digubrisnya.

"Aw, sakit woy!" seru Luan. "Maafin gua Lintang. Berhenti," ucap Luan lagi. Lintang masih melakukan pemukulan,
Luan yang tidak tahan lagi dipukul pun langsung membalikkan badannya lalu ia menarik tubuh gadis itu, kembali lagi adegan tadi terulang.

EFEMERAL: Sinar Bulan Where stories live. Discover now