Special Prizes For Winners (21+)

1.1K 46 8
                                    

Warning: Shonen Ai, Yaoi 18+, School Life, Family AU, Love Different Ages, Omegavers, MPreg, Action, OOC

Terimakasih sudah mampir ke Fanfic milik Shion Doyle ❤️

Semoga kalian suka ya..
Selamat Membaca
______________________________________

Malam itu hampir semua siswa dari kelas Durham Gakuen mengadakan pesta kecil-kecilan. Baik yang menang maupun yang kalah. Berpesta setelah melakukan kegiatan besar itu adalah hal wajib yang harus dilakukan siswa SMA seperti mereka. Hampir semua restoran keluarga dan tempat karaoke di kota itu terdapat siswa SMA Durham Gakuen. Mereka datang secara berkelompok. Beberapa datang bersam adengan wali kelasnya. Dan bisa ditebak malam ini para siswa pasti akan berusaha melubangi dompet tipis wali kelas mereka. Walau kelihatannya seperti sekolah elit, kenyataannya jarang ada siswa kaya yang bersekolah di Durham Gakuen. Kecuali salah satunya Sherlock Holmes dan Louis James Moriarty.

"Pesan apapun yang kalian mau. Aku yang traktir," perintah Sherlock, bak seorang konglomerat ia mengeluarkan black card dari dompetnya.

WOAHH!!! SUGOI NA!!

ARIGATOU SENPAI!!

Semua temannya bersorak kegirangan. Hampir setiap saat Sherlock meneraktir teman sekelasnya. Setiap kali ada kesempatan mereka berkumpul atau melakukan kegiatan bersama, Sherlock yang akan membiayai semua pengeluarannya.

Uang dapat mendatangkan kebahagiaan.

Kalimat itu melekat erat di ingatan Sherlock. Ayahnya sendiri-lah yang mengatakan kalimat itu pada Sherlock saat usianya baru lima tahun, dan secara berulang-ulang arti dari kalimat itu terpampang secara nyata di kehidupannya.

Uang dapat mempengaruhi sifat manusia. Uang dapat mengendalikan manusia. Uang dapat mengendalikan kehidupan manusia. Dan uang dapat mengendalikan dunia tempat manusia itu hidup.

Sherlock ingat kalimat yang ia baca dari novel yang pernah Billy pinjamkan padanya. Jauh setelah ia mengenal seperti apa rasanya disakiti oleh orang yang ia hormati. Kalimat dalam novel itu seperti sedang mengingatkan penyebab mengapa ia harus menanggung kekecewaan itu. Sungguh sangat relevan dengan apa yang ia rasakan.

Jika bukan karena uang, mungkin ibuku sekarang masih hidup.

Kalimat itu kadang teniang di dalam kepalanya. Seperti lalat, Sherlock akan menepis-nya hingga tidak ada lagi suara dengungan yang mengganggu ketenanganya. Kenyataannya Sherlock bukanlah orang yang kerap menyalahkan takdir buruk. Pendidikan penuh kasih yang ibunya ajarkan jauh lebih berguna dibandingkan black card yang ia dapat dari sang ayah dan Mycroft -kakak tirinya- belum lama ini. Alih-alih ingin memberikan kebahagiaan Sherlock justru membencinya. Dan cara ia melampiaskan kebencian itu dengan menghabiskan limit dari black card di tangannya.

"Kuharap Keluarga Holmes bangkrut karena ini," gumam Sherlock hampa.

"Jika hanya makan di sebuah restoran kecil tidak akan membuat keluargamu bangkrut, Holmes-kun," ucap William, "Tapi... jangan sembarangan berucap seperti tadi ya."

"Kenapa?" Alis Sherlock seketika mengerut.

William menghela napas pelan, ia memandangi Sherlock dengan tatapan teduh seakan mengasihaninya. William selalu mengira Sherlock sama dengannya. Sama-sama ditinggalkan orang tua di usia belia. Tapi jika dipikirkan lebih teliti, Sherlock jauh lebih menderita daripada dirinya. William masih memiliki kakek, adik dan para pengikut setia sang kakek yang telah ia anggap seperti keluarganya sementara Sherlock tidak memiliki siapa-siapa di sisinya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 07, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MY TEACHER IS MY OMEGA (MORIARTY THE PATRIOT FANFIC) 21+Where stories live. Discover now