21. barbeque

36 21 9
                                    

Tidak usah terburu-buru, jika memang sudah takdir pasti akan bersatu

z

¶¶

seperti yang di perintahkan riano, kini Zulfa, Khanza dan Alaska sudah berada di supermarket untuk belanja untuk acara mereka nanti malam. Zulfa dan Khanza yang berjalan di depan dan Alaska yang mendorong troli di belakang mereka.

"bagusan daging ini apa ini?." tanya Zulfa pada Khanza.

"Aku gak tau tentang daging premium kayak gitu fa." Khanza menjawab polos, ya Khanza tak pernah tau makanan kota, sebab dari kecil ia sudah tinggal di desa terpencil bersama bibi dan paman nya.

"Menurut gue__"

"Gue gak nanya pendapat Lo." Kesal Zulfa memotong ucapan Alaska.

"ayok lah fa, kerja sama saat ini aja, kalo lu gak kerja sama, kapan kita selesainya?Lo dari tadi Nolak pendapat gue dan nanya pendapat Khanza, padahal lu tau Khanza gak berpengalaman soal ini." akhirnya Alaska mengeluarkan semua unek-unek nya sekarang, sejak tadi ia tahan suara itu, tapi ia sudah terlanjur kesal karena Zulfa tak mau mendengarkan.

"Jadi menurut lu__"

"Ufa bener kata kak laska, lebih baik kita kerja sama buat milih belanjaannya, kamu lanjut berantemnya nanti aja kalo udah beres."

"Kakak dukung kak laska?."

Khanza dan Alaska mengusap wajah prustasi mendengar pertanyaan itu, ah mengapa dengan perempuan ini?.

"Gak gitu fa, maksud kakak kan biar cepet selesai, lagian bentar lagi maghrib, kamu mau sampe Maghrib disini?."

"Yudah deh, terserah." Finish Zulfa.

akhirnya pun sekarang Alaska yang memilih apa saja yang akan mereka beli, dengan cepat tangan kekar itu mengambil segala yang mereka butuhkan, hanya dalam hitungan menit Alaska sudah selesai memilih dan sekarang mereka bertiga sudah akan membayar di kasir. 

••••

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, kini mereka semua sudah berkumpul di taman pinggir rumah zalfan,taman yang sangat luas dan dekat sekali dengan laut membuat udara menjadi sangat dingin, suara deburan ombak yang tenang dan Suara sepoi-sepoi angin membuat ketenangan di qolbu mereka.

"Saya bikin saus ya?." Ujar zalfan pada riano yang asik memanggang.

Mereka membagi tugas kini, ada yang asik memanggang, membuat minuman, zalfan yang membuat saus, ada juga angkasa yang sedang asik bernyanyi dengan gitar kesayangannya, sementara para ciwi-ciwi sedang asik bermain di pinggir pantai.

Zulfa juga sempat mengundang dua sohib nya agar ramai, yaitu Viona dan qiana, juga Ayesha datang tadi setelah maghrib karena alasan devano sedang keluar kota dan ia ditinggal sendirian di rumah.

Khanza mendekat ke arah zalfan yang sedang membuat saus, melirik wajah tampan itu sekilas.

Khanza bertanya, "Butuh bantuan ga kak?."

"ini sudah pas belum?coba kamu cicip."

Khanza mengangguk, menuruti perintah zalfan yaitu mencicipi saus buatannya.

"Kayaknya kurang ini deh." Dengan lincah tangan khanza mengambil bahan yang ada di sana, sedikit-sedikit menuangkannya pada mangkuk.

Garis Takdir Z (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang