32. terikat janji

22 12 6
                                    

Jangan pernah memutuskan sesuatu jika kau belum mengetahui yang sebenarnya

¶¶

"fa, kenapa murung kayak gitu?."

Zulfa yang sedang asik melamun di depan jendela kamarnya pun menoleh kebelakang, ketika mendengar suara seseorang yang bertanya padanya.

Zulfa tersenyum terpaksa lantas menjawab "gapapa kak."

Khanza mendekat ke arah gadis itu, menepuk pundak Zulfa pelan dan mengelusnya.

"Jangan bohong sama kakak, dari raut wajah kamu aja kakak udah tau kalo kamu itu punya masalah."

Zulfa mendongak menatap Khanza, kemudian ia memeluk perut wanita itu sehingga membuat sang empu sempat terkejut, namun Khanza tetap membalas pelukannya, mengelus rambut panjang Zulfa yang tergerai sangat indah.

"Ufa kalo ada masalah cerita sama kakak, jangan di Pendem sendiri." Zulfa mengangguk dalam pelukan itu.

"Kak...."

"Hmm."

"Enzie tadi siang lamar ufa dan laska liat itu, dia marah kak."

Khanza sedikit terkejut mendengarnya, "Jadi kamu wanita yang di sukai oleh kak Kenzie?."

Zulfa mendongak, apa maksudnya?

Kini mereka berdua sudah berada di atas tempat tidur Zulfa, Zulfa menidurkan kepalanya di paha Khanza sebari Khanza elus penuh kasih sayang kepala Zulfa, ntahlah , tapi mereka sudah seperti ibu dan anak sekarang. Khanza menceritakan semuanya pada Zulfa, tentang Kenzie yang sering menceritakan padanya tentang sosok wanita yang dia cintai, namun tidak pernah Kenzie beri tahu namanya pada Khanza.

''saran kakak, kamu coba bicara baik-baik dengan alaska, mungkin setelah kamu jelaskan dia tidak akan marah lagi.'' usul khanza.

zulfa mengangguk,''ufa coba besok.'' balasnya lirih dengan mata terpejam.

khanza tersenyum kecil sebari terus mengelus surai indah zulfa, ''sekarang tidur yaa?jangan terlalu memikirkan masalah ini.'' zulfa bergumam sebagai jawaban, kemudian langsung masuk ke dalam alam  mimpi.

•|•

khanza berjalan masuk ke dalam kamarnya, setelah dari kamar zulfa tadi, khanza memutuskan untuk langsung istirhat saja, khanza membuka pintu, dapat ia lihat zalfan yang sudah tertidur memeluk zea di tempat tidur mereka, sebenarnya tadi khanza hanya ijin melihat zulfa sebentar dan berjanji akan kembali dengan cepat, tapi khanza malah asik mendengar adiknya bercerita dan tertidur dengan pulas, lalu saat kembali ia malah melihat pemandangan ini.

khanza tersenyum kecil melihatnya, ia pun mulai merebahkan dirinya di samping zea ikut memeluk putri mereka.

''lama banget zaa.''

khanza terkejut mendengar suara serak itu, menatap wajah zalfan dengan mata masih terpejam, apakah suaminya mengigau pikirnya.

''saya menunggumu sangat lama.''  zalfan berbicara lagi, tiba-tiba saja zalfan membuka kedua matanya hingga tatapan mereka bertemu, khanza menatap bola mata legam zalfan begitupun dengan zalfan yang menatap mata indah milik khanza.

zalfan menggeser posisi nya, mendekat pada Khanza sehingga tak ada jarak pun di antara keduanya. Tangan zalfan terangkat untuk membereskan Surai Khanza yang menutupi wajah cantiknya sambil tersenyum lembut pada Khanza.

Garis Takdir Z (End)Where stories live. Discover now