16. Libur semester

80 9 0
                                    

Setelah sekian lama begadang mengerjakan tugas serta belajar untuk ujian semester, para mahasiswa akhirnya bisa merasakan kebebasan sesungguhnya; libur semester. Waktu-waktu ini biasanya digunakan para mahasiswa yang merantau untuk mengunjungi kampung halaman, melepas rindu degan keluarga. Namun tidak sedikit juga yang memutuskan menetap di tempat kos karena alasan tertentu.

Book menjadi salah satunya pengisi gedung kos yang hanya bersisakan segelintir mahasiswa. Khaotung serta Ciize memutuskan untuk pulang, Jan berencana liburan dengan keluarga, sedangkan Mix, menetap di kos karena tak ingin orang tuanya melihat kondisinya saat ini.

Hari itu pun, Mix tidak membolos mengajak Book ke klub malam yang sudah menjadi tempat andalan mereka sebulan terakhir. Walau megaku siap menjalani kehidupan baru tanpa sang idola, Mix tetap sama saja seperti remaja putus cinta lainnya, bangun siang, bengong menatap tembok kamar, lalu minum hingga subuh. Book yang tak ingin temannya terkena musibah, terpaksa menemani.

"Mix lu udahan dong minumnya. Gua cape nanti harus gotong lu balik kamar." Book sedikit berteriak karena suara musik terlampau keras.

Mix tidak menghiraukan omongan Book. "Gua belom mabuk. Lagian kita baru juga sampai, ga seru dong kalau ga minum dikit."

Mix menghabiskan sisa minuman di gelasnya lalu bangkit berdiri. Alkohol yang dikonsumsinya sudah cukup untuk membuat adrenalinnya terpompa. Mix berbaur dengan puluhan tubuh lainnya di depan panggung untuk menikmati musik sambil menari bebas.

Book hanya memandangi temannya dalam diam.

Mix yang menggoyangkan tubuhnya sesuai irama mendekatkan diri pada tubuh kekar di hadapannya. Pengunjung yang digoda oleh Mix balas mendekat sambil memegang pinggang Mix.

"Sendirian aja, dek?" bisikan dengan suara maskulin di telinga MIx membuat bulu kuduknya berdiri.

Mix menggeleng. "Sama teman, tapi dia duduk disana." Ia lalu menunjuk tempat Book duduk.

"Oh. Manis ya, sama kayak lu."

"Jangan kak. Teman gua sudah ada yang punya."

"Kalau lu?" Suara itu kembali berbisik.

Mix memainkan jemarinya, menelusuri dada yang terpampang di hadapannya. Dagunya diangkat, kecupan hangat mendarat di bibir Mix. Sambil tersenyum, Mix melingkarkan lengannya di leher pasangan lalu mencium balik. Keduanya bertukar kehangatan tanpa memedulikan sekitar.

Saat berhenti untuk mengambil nafas, Mix sengaja mendongak untuk menatap wajah di hadapannya.

Mata Mix membelalak. "Kak Luke?!"

Luke yang mengenali suara Mix tertawa kecil. "Loh, Mix? Gua ga nyangka lu main ke klub malam juga."

"Hm." Jawab Mix singkat. "Bosan kak di kamar mulu. Sekali-sekali main dong."

Luke menarik tangan Mix mejauhi kerumunan. "Bosan atau patah hati nih?" Godanya.

"Kita duduk sama teman gua aja yuk, kak." Ajak Mix, meminpin jalan.

Book yang tadinya hanya duduk sendirian sudah ditemani dua wajah asing, saling bertukar canda dan tawa.

"Sudah balik lu, Mix?" Sapa Book, agak mabuk.

"Iya, sudah hilang mabuk gua." Jawab Mix.

Book mengangguk. "Oh ya, ini Ohm sama Nanon." Book menunjuk dua laki-laki yang duduk disampingnya.

Ohm dan Nanon melambai singkat.

"Gua Mix." Mix mengangguk kecil.

"Luke." Luke ikut memperkenalkan diri.

LAST DANCE [FORCEBOOK AU]Where stories live. Discover now