22. Ombak yang mengombang-ambing perasaan

73 6 0
                                    

Book keluar dari kamar mandi dengan perasaan kacau. Belum genap dua jam Ia jadian dengan Force, sekarang sudah diajak melakukan entah apa oleh sahabatnya.

Hanya dibalut mantel mandi yang diberikan oleh Mix sebelum Ia mandi, Book memberanikan diri mendekati Mix dan Neo yang tengah duduk berduaan. Wajah Mix dan Neo teramat dekat, keduanya memegang kaleng bir di tangan masing-masing sambil bertukar bisikan.

"Sudah, Book?" Tanya Mix.

Book mengangguk. "Kalian mau gua ngapain?"

"Sini, tiduran dulu di kasur." Neo menarik lengan Book lalu mendudukkannya diatas kasur Mix yang sudah berantakan.

Mix meraih sebuah botol dari nakas lalu berdiri diantara kedua kaki Book. Tangannya meraih kerah mantel yang dikenakan Book, dengan satu gerakan mantap menyibakkannya hingga pundak Book terpapar jelas. Tubuh Book merinding, namun hal ini tidak menghentikan Mix dari membalurkan cairan dari botol yang digenggamnya ke pundak Book.

Mata Book memutar ke belakang, wajahnya menengadah bersamaan dengan gerakan tangan Mix yang menjelajahi tubuhnya di balik mantel mandi. Desahan lembut keluar dari bibir Book yang menggigil. Mix terus meraba tubuh Book tanpa ampun, dari leher, pundak, dada hingga perutnya dilumuri cairan tanpa terlewatkan.

Mix mulai melepas mantel mandinya sendiri, lalu mengangkang di pangkuan Book. Mix mendekatkan ke wajahnya ke leher Book, napasnya membuat tubuh Book merinding. Tangan Book bergerak meraba paha mulus Mix dan berhenti tepat di pinggangnya. Book menarik karet pinggang kolor Mix. Yang digoda balas mengulum daun teliga Book, lalu turun ke lekukan lehernya. Desahan keduanya mengalahkan suara alunan yang sebelumnya memenuhi ruangan.

"Ok. Cakep!" Suara jepretan kamera membuyarkan halusinasi Book, namun tangan Mix menarik tengkuk leher Book agar kembali fokus padanya.

Dengan gerakan sigap, Neo mengambil gambar pasangan di hadapannya dari berbagai angle. Tubuh. Seakan mengabaikan kehadiran pihak ketiga, tubuh setengah telanjang Book dan Mix semakin terlilit.

"Terus. Bagus. jilat, Mix." Neo memberi arahan.

Mix menjilat leher Book sesuai arahan Neo. Book yang tidak siap meremas pundak lawan mainnya begitu merasakan sensasi basah dan hangat di lehernya. Tangannya tanpa sadar meninggalkan bekas cakaran di punggung Mix.

Tanpa aba-aba, Mix menarik Book untuk mengecup bibirnya. Book memiringkan wajahnya agar kulumannya semakin dalam. Gerakan Book barusan teramat natural, seperti Ia telah melakukannya berulang kali tanpa perlu berpikir. Keduanya berpisah dengan nafas tersenggal.

Mix tersenyum sambil mengecup bibir Book sekali lagi. Ia lalu bangkit dari duduknya.

"Gimana tadi?" Mix menghampiri Neo untuk mengintip hasil jepretannya.

"Gila. Natural banget kalian. Bukan pertama kali, ya?" Tebak Neo.

"Pertama dan terakhir sih. Gila aja, gua bisa sama sahabat sendiri." Jawab Mix santai.

Book menatap imteraksi keduanya, masih dengan pikiran kosong.

"Barusan, yang barusan itu- kita-" Book gagal merangkai kata-kata.

Mix menyesap bir sambil bersandar di tembok. "Making out, maksud lu?"

Book masih menerawang. "First kiss gua."

"Ups." Neo tertawa.

"Sorry gua ga tahu. Kirain lu sama kak Force-" Mix meminta maaf asal. "Tapi ya sudah lah, first kiss gua malah sama bajingan."

"Siapa?" Tanya Neo.

"Ga mau sebut nama." Jawab Mix. Ia lalu menepuk bahu Book. "Yang barusan ga usah dipikirin. Anggap saja ciuman sama hantu."

LAST DANCE [FORCEBOOK AU]Where stories live. Discover now