Perintis atau Pewaris ?

68 18 3
                                    

Masih pagi, namun ruby sudah berada di toko kue milik lucia, dia membantu tania memasang selebaran di depan ruko, lucia mencari pekerja paruh waktu untuk membantunya menjaga toko

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masih pagi, namun ruby sudah berada di toko kue milik lucia, dia membantu tania memasang selebaran di depan ruko, lucia mencari pekerja paruh waktu untuk membantunya menjaga toko.

"Kenapa pakai selebaran tan, kan bisa di iklanin" Tutur ruby yang tengah memegang double tip, untuk merekatkan kertas selebarannya.

"Udah aku share di akun social media toko by, kalo selebaran ini ide aku sih, mungkin ada orang lagi cari pekerjaan tapi dia enggak bisa liat iklan kita, jadi dengan selebaran ini berharap bisa membantu mereka"

"Hehe, iya ya"

Tania begitu perasa, karena dulu ia pernah merasakan betapa sulitnya mencari pekerjaan, ia keluar masuk toko untuk menanyakan, apakah ada lowongan pekerjaan atau tidak. Ada yang menanggapinya dengan baik, namun tidak sedikit pula yang mengusirnya dengan kasar.

Tania mulai nyaman berteman dengan ruby, sikap yang ruby tunjukkan benar-benar sederhana dan apa adanya, berdeba sekali dengan anak orang kaya lainnya, mereka selalu memamerkan gaya hidup mewah dan tentunya mereka tidak akan mau berteman dengan orang rendahan seperti dirinya. Mereka mendekat hanya ingin memanfaatkan kecerdasan otak tania, tidak lebih dari itu.

Ruby kaget saat sebuah tangan melingkar di pinggangnya.

"Selamat pagi cantik" ucap jendr dengan mesra.

"Ahhh! Jangan ngagetin!" Ruby memekik, tangannya gemas ingin memukul jendra, namun ia urungkan niatnya, ia memilih meletakkan tangannya di depan dada.

"Belajar sabar lo?!" Ejek jemin.

"Em, kata tania kita harus lebih sabar, tenang da___"

Jemin memotong ucapan ruby. "Tania sih pantes jadi cewek sabar, tenang, lah.. lo? Kalo udah bar-bar mah enggak usah sok-sokan sabar deh, gak cocok muka lo, jadi orang sabar!"

"Sumpah! Jemin lo nges____"

Jendra dengan cepat memeluk ruby, berharap agar pacarnya itu tenang. "Yang, tolong untuk hari ini aja, jangan berantem sama jemin"

"Tapi dia nges___"

Jendra dengan cepat membawa ruby masuk ke dalam toko, sementara jemin berdiri menghadap tembok dengan kepala yang menunduk, bersandar pada tembok itu.

Tania ingin menanyakan tentang keadaan jemin, namun jika ia melakukannya, tania takut jemin berfikir ia perduli, tania memilih masuk kedalam toko, menyusul ruby dan juga jendra, membiarkan jemin yang kini menggedor-gedorkan kepalanya ke tembok.

"Anak setan itu kenapa sih!?"

"Mobilnya ilang" tutur jendra, yang sontak membuat tania dan ruby kaget bersamaan.

"Kok ilang? Kan mau jadi milik je__"

Jendra mengusap tangan ruby, matanya melirik ke arah tania, ruby bisa mengerti kode yang di berikan oleh jendra. Tentu mereka berdua tidak ingin tania tahu, jika mobil yang hilang itu adalah taruhan dari jemin.

The Story of Jendra Where stories live. Discover now