44. PERASAAN KHAWATIR

24 3 0
                                    

Halo my prend😋
Kalian mohon sabar ya untuk end nya😙
Masih tahap revisi😞
Banyak typo sama ada alur yang gak nyambung gitu loh🙄
Jadi aku publish ini dulu ygy😙

Selamat Membaca❤

***

Mungkin hanya perasaan,
tapi di balik kenyataan.

Evina Rosyta Sargantara

Masih di markas. Sekarang hanya tersisa Arka, Jeno, Revan, dan Reza serta kekasih mereka di markas. Leo dan Lena sudah pulang karena tak ingin kemalaman.

"Ehh, kalian ada ngerasa aneh gak sih sama Kendrick? Beberapa hari yang lalu Kendrick sering ngelantur. Terus pas hari selasa kita libur, gue ada kerumah sakit mau jenguk sepupu gue yang sakit, di rumah sakit biasa gue liat ada Kendrick disana, dia lagi bincangin sesuatu sama salah satu dokter."

"Terus, Kendrick juga masuk ke ruang kemoterapi, gue cuma gak sengaja liat. Pas itu niat gue mau nyapa tapi gak jadi." ujar Jeca yang menceritakan apa yang ia lihat beberapa hari yang lalu.

Arka serta yang lain nya langsung memusatkan pandangan nya ke arah Jeca. Rumah sakit? Dokter? Kemoterapi? Kendrick? Teka teki apa ini?

"Maksud lo, Ca. Kendrick di rumah sakit, bincang sama dokter, terus dia masuk ke ruang kemoterapi. Bisa aja kan teman atau keluarga nya yang sakit, terus dia nemenin? Kok kita jadi mikir yang aneh sih?" Revan sedang di landa rasa khawatir sekarang, sama dengan yang lain nya, mereka semua di selimuti rasa khawatir yang luar biasa.

"Udah deh ya, gak usah mikir yang kek gitu, gak baik. Mending kita fokus buat besok lulusan." ujar Vina karena merasa tak enak juga. Ia sudah menganggap Kendrick seperti kakak nya, tak baik jika berpikir yang bukan bukan.

"Bener tuh, mending mikir gimana lulusan, dari pada mikir soal kematian." ujar Cadista yang asal ceplos. Reza menyikut pelan perut kekasih nya itu. Cadista menatap tajam Reza yang berani KDRT.

"Shut! Woi udah lah, bentar lagi jam 9 gimana kalau kita pulang aja?" tanya Jeno yang semakin tak enak. Yang lain menatap jam dan benar saja, sekitar 17 menit lagi jam 9 malam akan menyapa.

"Yasudah lah, mending sekarang kita pulang aja, gak baik juga buat yang cewek cewek pulang terlalu malam kan?" ujar Arka juga menghawatirkan para gadis yang akan pulang terlalu malam.

"Oke, jumpa besok lulusan. Moga nilai kita bagus semua!" ujar Reza dengan semangat.

"Amin!" balas mereka serentak. Malam itu markas pun di kunci oleh Arka. Arka dan Vina bergerak pulang saat itu juga.

"Malam ini kok keliatan agak mendung ya?" Vina sedari tadi menatap keatas, langit memang gelap, tapi awan nya tetap terlihat jelas dan tidak terlalu gelap. Beberapa bintang tertutup awan mendung, Arka dan Vina dengan segera pergi dari sana.

Di perjalanan pulang, tak henti angin berembus dengan kencang. Kadang datang kadang pergi, itulah sifat angin.

"Arka, aku masih bingung sama cita cita Kendrick. Dia gak pernah kasih tau cita cita nya, kecuali impian nya. Kamu tau nggak?" ujar Vina yang ingin tahu soal Kendrick yang tak memiliki cita cita.

"Aku juga gak tau, tapi dia punya 2 impian, Vin." ujar Arka membalas. Vina mendekatkan wajah nya pada pundak Arka.

"Impian? Apa impian nya?" tanya Vina dengan wajah yang bertumpu di pundak Arka. Arka diam sebentar karena ragu untuk bercerita.

Is This Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang