21. Kemarahan Zergan

141 10 0
                                    

Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh

Wajib balas salam sebelum membaca💗

***

Di Rumah sakit, mata biru Zergan terbuka. Menandakan kalau dia sudah sadar.

Pria itu menatap sekeliling ruangan tersebut, hingga tatapannya berhenti pada ibu dan adiknya.

Satu perempuan yang dia nantikan saat membuka mata tidak ada. Ia menatap ibunya seolah bertanya di mana Sabrina.

"Ada yang sakit?" tanya Ranti.

"Is--istri Zergan?"

Ranti dan Alifa saling tatap, mereka tidak menjawab pertanyaan Zergan.

"Kenapa kalian saling tatap, di mana Sabrina?" tanya Zergan dengan nada tak bersahabat. Pria itu mencoba duduk.

"Sa--sab---"

"Di mana, Alifa?!" bentak Zergan.

"Sabrina dihukum sama daddy, Bang. Dan sekarang Sabrina di rawat di Rumah sakit berbeda. Keadaannya kritis," ucap Alifa lantang.

"Daddy?" Kerutan tipis tertera di dahi Zergan. "Kenapa bisa daddy tahu kalau---"

"Tidak perlu bertanya, karena itu sangat mudah buat Daddy."

Pria dengan tongkat itu menghampiri keluarganya. Ia tersenyum pada mereka, walau tidak ada yang membalasnya.

"Ngapain kamu ke sini?" tanya Ranti sinis.

"Sudah lama kita tidak berkumpul seperti ini," ucap Fergan tanpa membalas pertanyaan Ranti.

"Daddy, itu istri Zergan. Kenapa Daddy sakiti Sabrina?" Zergan menatap tajam daddy-nya.

"Istri simpanan," ledek Fergan.

"DADDY!" Zergan mengepalkan tangan, urat lehernya terlihat jelas. "Sabrina bukan istri simpanan, dia istri Zergan di mata agama dan negara. Walau, tanpa resepsi Sabrina istri sah Zergan," ucap Zergan menegaskan bahwa Sabrina istri sahnya di mata apapun.

"Tenang, Boy. Istri kamu hanya kena hukuman biasa, cuma 20 cambukan," ujar Fergan santai.

Zergan mendengar itu mencabut infusnya, dia berdiri dan menendang tongkat Fergan. "Cuma kata Daddy? Daddy tidak tahu, kalau Sabrina baru saja keluar dari Rumah sakit."

"Ini konsekuensinya menikah dengan pria mafia," ujar Fergan masih dengan santai.

"ISTRI ZERGAN BUKAN UNTUK DISAKITI, DAD! ZERGAN SAJA TIDAK BERANI MENYAKITI SABRINA, DADDY MALAH SEENAKNYA," teriak Zergan di wajah Fergan.

"Daddy hanya---"

"Hanya apa?! Hanya memberi hukuman? Ingat, Dad! Sabrina itu tulang rusuk Zergan, Sabrina itu cintanya Zergan dan Sabrina adalah kebahagiaan Zergan. Jadi, jangan pernah kembali menyakitinya walau seujung kuku." Zergan melempar tiang infus itu untuk melampiaskan emosinya. "Sadar, Dad! Cukup hubungan Daddy dan ibu yang berantakan karena keegoisan Daddy. Jangan sampai hubungan Zergan juga."

Pemilik mata biru itu berlalu dari hadapan Fergan. Dia tidak akan bertanya Sabrina di rawat di mana pada keluarganya. Pastinya Filan akan memberitahukannya nanti. Tidak peduli luka di perutnya, dia akan tetap menemui Sabrina walau berjalan tertatih.

Fergan mendengar itu terdiam, dia berbalik dan menatap punggung putranya yang menghilang dibalik pintu. Kemudian beralih pada Ranti.

Hembusan nafas kasar keluar dari mulutnya, ia mungkin memang egois hingga kehilangan cinta perempuan di depannya. Padahal rasa cinta itu masih ada sampai sekarang, walau sudah 20 tahun berpisah. Fergan juga tidak pernah menikah atau menjalin hubungan dengan wanita manapun lagi. Baginya hanya ada satu nama, yaitu Sarah Aranti. Perempuan sederhana yang membuat dia jatuh cinta.

CINTA SUCI TUAN ZERGANOnde histórias criam vida. Descubra agora