22. mimpi buruk

245 22 2
                                    

Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh

Wajib balas salam sebelum membaca💗

***

Air yang semula bersih, tiba-tiba berubah keruh. Sampah-sampah berhayutan melewati Sabrina. Perlahan tubuh perempuan itu bergeser karena air semakin mengeruh dan besar.

Zergan menatap ke bawah, dia yang semula menembakkan peluru lagi pada Marvel melempar senjatanya.  Pria itu berlari melalui jalan setapak. Sedikit licin dan curam, tapi Zergan tidak peduli.

Dia harus cepat menyelamatkan Sabrina, jika tidak istrinya akan terbawa arus sungai.

Semakin besar air tersebut, semakin cepat tubuh Sabrina bergerak. Air benar-benar keruh dan tubuh Sabrina berguling cepat, hingga arus itu membawanya hanyut.

"SABRINA!" teriak Zergan. Pria itu menyebur ke dalam sungai, ia meringis pelan ketika perutnya membentur salah satu batu tepat di luka tembakannya.

Anggota Zergan mengikutinya, ada yang mengejar melalui air, darat dan ada yang mencari pertolongan.

"TUAN, AIRNYA SEMAKIN BESAR. KITA HARUS MENEPI!" teriak Geo. Ia mencoba menarik Zergan, karena tubuh tuannya itu mulai melemah.

Zergan tidak menanggapi, dia berusaha mengejar Sabrina yang terus dibawa air sungai.

"TUAN, DENGARKAN SAYA!"

Bukannya mendengarkan, Zergan berusaha menggapai tangan Sabrina. Sedikit lagi, tapi perutnya kembali terbentur batu membuat jari mereka yang sudah bersentuhan kembali berjarak.

Geo menarik Zergan ke daratan, dia tahu kalau tuannya tidak sanggup lagi menahan rasa sakit tersebut. Sedang Sabrina hanyut mengikuti aliran sungai dan terbenam bersama sampah-sampah berhanyutan.

Nafas Zergan memburu saat sampai di daratan. Ia menatap aliran sungai, tapi tidak ada Sabrina. Wanita itu tidak dia temukan keberadaannya.

"Is--istri saya," gumam Zergan. Setelah itu Zergan tidak sadarkan diri, ia tidak kuat menahan sakit di perutnya.

Mereka melihat itu terdiam, tidak ada yang berani menyebur ke sungai tersebut. Deras dan besarnya air itu membuat siapa saja akan terbenam dan nihil selamat.

"Sebaiknya kita bawa tuan ke Rumah sakit," ucap Regon.

"Bagaimana dengan nona Sabrina?" tanya Filan.

"Beberapa dari kita ikut mencari nona sedang tugas Regon menghubungi TIM SAR. Kita tidak bisa melewati sungai ini sekarang, sama saja kita mencari mati nantinya," jelas Gevan.

Mereka hanya mengangguk, beberapa dari mereka membawa Zergan ke Rumah sakit. Dan beberapanya tinggal di tepi sungai.

"Gue takut tuan marah besar," ujar Filan menatap kosong sungai tersebut. Wajah tengilnya terlihat sedih.

"Gue lebih takut kalau nona nggak selamat, entah bagaimana nasib tuan nantinya. Terlebih, cinta mulai tumbuh diantara mereka," balas Regon, ikut menatap sungai.

"Ujian cinta mereka berat bangat, gue pastinya nggak bakal sanggup kalau jadi mereka."

Regon mengangguk menanggapi kalimat Filan, kemudian tatapannya beralih ke arah Barat. Di mana langit terlihat mendung, dipastikan di tempat tersebut turun hujan lebat. Dan sungai ini mengalir dari sana.

"Pantas saja sungai tiba-tiba meluap, ternyata di sana hujan," gumam Regon masih menatap langit tersebut.

Filan mendengar itu ikut menatap ke Barat. Ia tidak menyangka, kenapa di keadaan darurat hujan turun lebat di hulu hingga sungai meluap dan menghanyutkan nona mereka.

CINTA SUCI TUAN ZERGANWhere stories live. Discover now