14. Hi Fikri

13 2 0
                                    

Welcome to mebel ejen~
Suara ponsel Alvero, Arga dan Arya yang sedang mau memulai bermain game bersama, kebetulan waktu menunjukkan jam istirahat. Anak gabut yang satu ini tiba saja menghampiri meja Abidzar.

"Lo mau ikut mabar mel mel?"tawar Rendi.

"Kalian aja, saya mau beli makan."jawab Abidzar.

Karena bosan tidak bermain dan tidak ada yang mengajaknya berbicara, Abidzar mencoba keluar dari kelasnya, berjalan mengelilingi setiap kelas.

Saat melewati sekitar aula, ia melihat ada seseorang yang sepertinya siswa itu tampaknya kesepian dan tidak memiliki teman.

"Kamu sendirian Fik?"Tanya Abidzar.

"Iya, gw mau punya temen tapi gak ada yang mau."

"Kenapa?" tanya penasaran Abidzar.

"Ntahlah gw juga bingung."

"Gua mau jadi temen lo."

"Beneran bii? Akhirnya ada yang mau temenan sama Fikri."

"Emangnya ada apa yang bikin dia gak ditemenin?"ucap dalam hati Abidzar.

*Teretet tetet toett sari boti, boti sari boti~
Tiba tiba ada penjual roti melewati mereka.

"Mang beli!! Temenin gw beli itu yok." sahut Fikri.

"Mang, mau beli rasa yang pernah ada, ada gak mang?"canda Fikri.

"Waduh gak ada ujang kasep.. kalo mau ke si neng geulis, jangan ke mang atuh."gurau penjual roti itu.

"Hehe.. isi coklat aja satu ya mang, kau gak beli bi?"

"Ah tidak, sudah sarapan."

Lanjut mereka duduk santai di sekitar aula dan mulai bercerita, bercanda riang dan saling curhat satu sama lain sebagai anak yang sama-sama introvert.

"Mau tau gak selama aku di sini kalo gabut gak ada temen ngobrol ngapain?"

Fikri berjalan dan mendekati pepohonan yang ada di sekitar sana, sepertinya Fikri mengajak ngobrol pohon itu layaknya pohon itu bisa berbicara. Abidzar sudah pasti bingung tingkat level. Tibalah Leona dan ketiga teman yang sudah pasti teman dekatnya selalu setiap hari bersama.

"Abidzar dicariin sama gw daritadi, mau praktek di lab IPA, kamu langsung ke lab ya."ucap Leona.

"Eh itu temen kamu?"Tanya Zevana.

"Kenapa ia nabrak-nabrakin pohon?"Lauziyah kebingungan.

"Hallo abi !!"ucap Fikri lalu ia kembali menabrak-nabrakin diri ke pohon itu.
---
"ABI!! Abi lagi mikirin apa?" Tanya Arya tetiba.

"Ingat Fikri."

"Kamu kangen Fikri? Kok bisa kamu mikirin Fikri? Se bestieehh itu kah?" Lanjut tanya Arya.

"Ya, karena dia pernah menolongku saat pertama kali aku sekolah di SMA Gandplita ini."
---
Flashback on

Dalam posisi dikejar waktu dan menggapai sesuatu yakni sampai di gerbang itu tepat waktu. Sayang sekali, gerbang langsung ditutup oleh pak satpam.

"Pak, mohon buka gerbangnya pak.."

"Gak bisa, kamu telat 5 detik."

Seorang siswa yang terakhir memasuki gerbang itu sebelum ditutup pun langsung fokus tetiba.

"Pak, dia temen aku tadi barengan mau masuknya, aku lupa gak narik tangannya jadinya ketinggalan deh."

"Benar?"

"Tidak-"ucapan Abidzar terpotong oleh Fikri.

"Bener pak!!"

"Yasudah, kamu boleh masuk."

Fikri langsung menarik tangan Abidzar untuk masuk ke dalam sekolah.

"Kamu jangan jujur amat dah, nanti rugi sendiri."

"Bohong itu salah."

"Tapi kamu bisa masukkan?"

"Iya juga, terima kasih."

"Sama-sama, kamu siapa? Kayak baru liat."

"Aku murid baru, baru pertama kali datang ke sekolah ini. Aku Abidzar dan.. apakah kamu bisa membantuku menunjukkan keberadaan kelas 11C?"

"Oalah.. salken gue Fikri kelas 11J, kebetulan kelas lo mayan deket ama kelas gw, gaskeun ikuti gw!!"
---
Flashback off

"Oh gitu."kata Arya.

*Aku cinta Indonesia~ada telpon nih~

Arya sangat berbahagia sekali ada telpon grup dari Dikta dan ada pula Zevana. Arya memanggil Alvero dan Arga untuk pergi mendekat ke meja Abidzar. Arya mengangkat telponnya, mereka bercanda dan juga ya pastinya kangen dengan sobat sendiri ya kan? Elisha yang sedang tertidur dibangunkan oleh Leona bahwa ada Dikta sedang menelpon, Elisha bangun langsung melihat ponselnya Zevana.

Begitu agak kesalnya Elisha melihat cewek yang bersama Dikta itu lagi, tetapi sekarang berbeda karena ada juga dua cowok yang sedang bersama di vid call nya, Abidzar seperti sangat kenal dengan salah satu cowok yang ada di vid call nya itu, begitu pula cowok yang Abidzar kenali pun seperti tidak asing melihat wajah Abidzar.

"Bentar, lo Abidzar?"

"Bentar, ini yang di dekat Arya siapa? Baru liat."Tanya Dikta.

"Abidzar murid baru."jelas Arga.

"Kau Fikri yang suka nabrak pohon itu ya!?"sahut Leona.

"BETUL!!" Seru Fikri.

"Hah nabrak pohon?"bingung Dikta.

"EH BENERKAN LO ABI!? MINTA NOMOR NYA DONG!!" seru Fikri.

"Nomor apa?"

"Nomor rekening bank lo!! Ya nomor kontak lah.."

Raymon terlihat fokus ke wajah seseorang, tak lama ia bertanya kepada Dikta mengenai siapakah dia, Raymon mematikan dahulu mikrofon vid call nya dan mulai bertanya kepada Dikta.

Siapa yang rambutnya panjang berwarna biru itu? Tidak lama setelah bertanya, Raymon gercep meminta Dikta agar Dikta membagikan nomor kontaknya Zevana.

Dikta kembali mengaktifkan mikrofonnya dan mulai bercanda kembali, apalagi Fikri senang bisa melihat Abidzar.

Elisha tampaknya tidak baik-baik saja saat melihat Syafa yang posisi duduknya semakin mendekati Dikta. Kalian merasa ada yang janggal sesuatu? Yup! Mengapa Elisha langsung menjauhi diri dari ponsel Zevana dan langsung merebut ponsel Zevana? Apalagi selanjutnya telponnya malah dimatikan oleh Elisha.

Apa lagi yang dilakukan Elisha? Ia langsung chat Dikta menggunakan ponselnya.

Elisha : Si Syafa siapa lo sih
Dikta : teman sekelas lah
Elisha: keliatan gak ada batasannya banget
Dikta : hah?

The Clubحيث تعيش القصص. اكتشف الآن