bab 42

4.4K 172 13
                                    

Makasi ya yang udah follow aku, sesuai janjiku kalau followers ku bertambah 5 orang. Aku akan langsung update bab 42 🥰. Ternyata banyak yang nunggu aku untuk segera update. Makasi ya reader's ku tersayang😘

__________

"Wina tidak berada di rumah ini ma, aku sudah mencarinya kemana-mana. Ponsel dan tas nya tinggal di mobil, kemana lagi kita harus mencari ma. "

Rey terlihat panik, nafasnya memburu. Ia terengah-engah berlari kesana kemari mencari keberadaan Wina. Mulutnya sudah terasa kering karena memanggil nama istrinya itu. Ia sudah menanyakan keberadaan Wina pada semua pembantu yang ada di rumah ini. Dan menyuruh mereka mencari keberadaan Wina di setiap sudut rumah ini. Tapi itu semua nihil, Wina tidak di temukan. Ia hilang bak di telan bumi, baru beberapa jam lalu ia masih bersama dengan Wina. Tapi sekarang entah dimana keberadaan istri kecilnya itu.

Kenapa di saat Luna datang dan memeluknya, ia melupakan Wina yang juga bersamanya saat itu?

Rey sangat frustasi bagaimana ia bisa melupakan istrinya yang datang bersamanya. Saat itu Wina berdiri di belakangnya.

Apa Wina sudah sakit hati saat melihat nya berpelukan dengan Luna tepat di hadapannya?

Apakah itu penyebabnya melarikan diri dari rumah ini?

Rey serasa ingin membalikkan waktu lagi, hubungannya dengan Wina baru membaik. Rey juga merasakan kalau ia sebenarnya sangat-sangat mencintai Wina. Banyak rencananya untuk masa depan mereka dan anak-anak nya.

"Lapor polisi saja Rey, mama rasa Wina melarikan diri saat kekasih mu itu memeluk mu." Nyonya Ambar menghela nafasnya dengan berat.

"Lapor polisi?" Rey bertanya balik pada mamanya.

"Itu jalan satu-satu nya Rey. Kita harus melaporkan kalau Wina telah hilang. Itu semua salah mu, mama dan papa tidak suka melihat kalian berpelukan. Apalagi Wina, dia pasti sangat shock melihat kalian berdua. Mama sangat tau bagaimana dia, dia masih sangat muda dan polos Rey. Cukup sulit baginya untuk mencerna apa yang kalian lakukan di depannya." Nyonya Ambar terlihat berang. Ia berkata sambil meninggal kan Rey yang terlihat bingung.

Tidak lama kemudian Luna datang membawa barang-barang nya. Ia sudah membawa 2 koper untuk tinggal di rumah ini. Ya, ia dengan ketetapan hati akan tinggal di rumah ini agar bisa bersama dengan Rey. Tidak peduli dengan apa yang di pikirkan ke dua orang-tua Rey. Yang terpenting baginya ia harus hidup dekat dengan Rey.

Luna tidak peduli kalau istri Rey yang tak lain adik kecilnya kembali kerumah ini. Sebenarnya ia akan menculik Wina dan menyewa pembunuh bayaran untuk membunuhnya. Lebih baik adik kecilnya itu di bunuh dari pada selalu membayanginya dan selalu merebut hati orang-orang yang ada di sekitarnya.

Tapi rencana tinggal rencana, adik kecilnya itu pergi sendiri tanpa di duga. Ia yakin istri dari kekasihnya Rey itu tidak akan kembali kerumah ini. Pasti ia sangat shock saat ini, suatu waktu ia akan melepaskan bi Asih dari bekapannya atau ia bunuh saja bi Asih dan mencampakkan nya jauh dari kota Jakarta ini.

Tapi yang terpenting baginya saat ini, ia harus tetap bersama Rey. Tidak apa-apa kalau karirnya di Inggris berhenti di tengah jalan. Agensi dan manager nya tidak berhenti meneleponnya. Mereka pasti sangat kesal dengannya karena sudah pergi tanpa memberi kabar. Yang terpenting baginya selalu bersama Rey kemana ia pergi. Itulah kata-kata yang selalu terpatri dalam hatinya selama ini..

****

"Gadis itu sudah bisa di ajak berbicara Nyonya, ia baru bagun dan sekarang ia sedang makan. Apakah perlu kita memanggil dokter? Ia sangat lemah dan terlihat linglung. Tapi aku rasa gadis itu sekarang sedang hamil, perutnya terlihat membuncit. Apa kita panggil saja dokter sekarang juga untuk memeriksa keadannya?"

MAIDKU YANG CANTIKWhere stories live. Discover now