9.

839 160 23
                                    


Mark menyelimuti tubuh Haechan, kekasihnya baru saja tidur setelah menangis dipelukannya beberapa jam yang lalu. Mark turun dari tempat tidur. ia keluar dari dalam kamar. Yeri berdiri, ia menghampiri Mark.

"sekarang apa yang akan kau lakukan?" tanya Yeri pada Mark.

Mark menghela nafasnya.

"ceraikan Jaemin dan nikahi adikku!"

"Yeri-aa, tidak segampang itu. aku masih mencintai Jaemin."

plak!

"bodoh! kau masih mencintai istrimu lalu kenapa kau berselingkuh dengan adikku? kau gila Mark Lee!"

Mark mengusap wajah nya frustasi.

"Yeri-aa, aku harus memberikan alasan apa pada Nana? tidak mungkin aku tiba-tiba menceraikannya!"

"katakan padanya jika kau akan mempunyai seorang anak dari submisive lain!"

Mark membelalakkan matanya.

"kau gila?!"

"apa lagi? itu fakta! aku tidak peduli, Mark. kau harus segera ceraikan Jaemin dan nikahi Haechan. sebelum perut Haechan semakin membesar."

Yeri meninggalkan Mark, ia masuk kedalam kamar Haechan. Mark mengusap wajahnya, ia pun mengambil jas kerjanya dan segera pulang. ia harus berbicara pada Jaemin.

*****

Jaemin tersenyum sambil menatap majalah yang baru saja ia beli dari toko buku. ia tersentak saat suara mobil sang suami masuk ke halaman rumah. Jaemin segera berdiri, ia menunggu Mark di depan pintu. Mark membuka pintu dengan wajah yang lusu.

Jaemin menyambutnya, ia menyeritkan keningnya saat melihat sang suami.

"eum? ada apa dengan wajahmu, hyung?"

"tidak apa-apa sayang, hanya sedang lelah."

Jaemin menggandeng Mark menuju ruang tengah.

"sayang, ada yang ingin aku bicarakan."

"aku juga!"

Mark menatap Jaemin.

"kau juga?"

Jaemin mengangguk senang "aku duluan yaaa."

Mark mengangguk, keduanya duduk di sofa ruang tengah. Mark menatap majalah milik Jaemin di meja.

Jaemin memberikan sebuah kotak dengan pita warna biru pada Mark. Mark menatap Jaemin dan kotak itu bergantian.

"apa ini?"

"buka saja!"

Mark membuka kotak tersebut. tangannya bergetar, isi kotak itu ternyata sebuah testpack dengan tulisan 'pregnant' dan juga hasil usg. Mark menatap kearah Jaemin, Jaemin tersenyum lebar, ia mendekati sang suami.

"Jaemin..."

Jaemin mengangguk.

"hyung, kita akan menjadi orang tua!" pekiknya senang memeluk Mark.

Mark mematung. Jaemin hamil?

Jaemin menggoyangkan tubuh mereka berdua dengan senang. Mark membalas pelukan Jaemin. ia mengusap punggung Jaemin.

"kau tidak senang?"

Mark segera merubah ekspresi wajahnya.

"mana mungkin aku tidak senang. akhirnya kita diberi keturunan" ucap Mark dengan canggung.

Jaemin mengangguk.

"kita harus menghubungi eomma!"

Jaemin segera berdiri, ia berjalan menuju telepon rumah yang berada di belakang sofa. Mark menatap kosong kedepan. bagaimana bisa Jaemin dan Haechan hamil bersama?

Should I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang