13.

753 115 19
                                    



Jaemin baru saja selesai membuat cookies cokelat kesukaannya. janin dalm perutnya tiba-tiba menginginkan makanan manis, maka dari itu Jaemin membuatnya. dan seperti biasa, Jaemin membuat terlalu banyak. ia memasuka cookies itu ke  dalam empat toples sedang.

"aku akan menelepon eomma."

Jaemin mengambil ponselnya kemudian meneepon mertuanya.

"eomma, apakah eomma ada dirumah?" tanya Jaemin saat sang mertua mengangkat teleponnya.

"eomma sedang ada pertumuan Jaemin-aa, ada apa?"

"ahh, aku membuat cookies terlalu banyak, apakah eomma mau?"

"kau sedang ngidam?"

"begitulah eomma."

"jangan terlalu capek nak, nanti eomma ke rumah ya."

"baik eomma."

Jaemin menetap ponselnya. seharian ini suaminya belum juga memberikan kabar. apakah sesibuk itu?

Jaemin menghela nafasnya, ia pun menyimpan toples itu diatas meja makan. Jaemin pergi menuju kamar untuk bersiap mandi kemdian makan malam. sepertinya Jaemin akan memesan makanan cepat saji saja. jika memasak, selalu membuatnya mual dan pusing.

"huek!"

"huek!"

Jaemin memuntahkan cairan bening, kepalanya sangat pusing, perutnya juga bergejolak. ia buru-buru mengambil ponselnya yang ada di nakas. menelpon Mark, namun tak kunjung ada jawaban dari suaminya. Jaemin keudian menelepon ibu mertuanya dan belum juga ada jawaban. tubuh Jaemin semakin melemas.

"dokter Lee..." lirihnya.

Jaemin mendial nomor Jeno, beruntung Jeno langsung mengangkatnya.

"dokter Lee, tolong... perutku..."

air mata Jaemin menetes, ia tidak kuat menahan rasa sakitnya.

"jangan mematikan panggilan, aku akan segera kesana. tunggu sebentar Nana-ya."

Jaemin menggelengkan kepalanya. ia bersandar di tepi tempat tidur. memegang perutnya yang terasa nyeri dan kepalanya yang juga pusing.

"nak, ada apa denganmu" lirih Jaemin.








Jeno mengemudikan mobilnya dengan celat, ia baru saja sampai rumah setelah pulang dari Jeju. saat Jaemin meneleponnya, Jeno segera pergi. ia tidak memikirkan rasa lelah nya. Jeno menerobos lampu merah hingga beberapa kali ia terkena teguran oleh pengendara lain. Jeno tak peduli, yang ia pikirkan sekarang adalah keadaan Jaemin.

mobil Jeno masuk berhenti di depan pagar rumah Jaemin, ia segera keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah.

"Nana-ya!!'

"Jaemin-ssi?"

Jeno tidak mendapatkan keberadaan Jaemin dilantai bawah. ia pun segera pergi menuju lantai dua dan menemukan kamar yang terbuka, Jeno masuk kedalam dan terkejut saat melihat Jaemin terkapar lemas dilantai. Jeno menghampiri Jaemin dan menggendongnya, membaringkannya di kasur dan mengecek keadaan Jaemin.

"dokter Lee, bayiku..." lirihnya.

Jeno mengangguk, ia memeriksa keadaan Jaemin dengan hati-hati.

"aku harus membawa mu ke rumah sakit sekarang. aku tidak membawa alat medis apapun. tahan sebentar."

Jeno menggendong Jaemin bridalstyle dan membawanya menuju mobilnya.

"kau akan baik-baik saja" ucap Jeno memasangkan seatbelt pada Jaemin.


Should I?Where stories live. Discover now