24. fill in the problem

395 44 5
                                    

    Dari pagi hingga menjelang malam, New belum melihat Tay sama sekali. Tidak ada kabar, dia mau bertanya pada Ink, Ink pun sama halnya seperti dirinya sedang menunggu kabar dari Tay.

Sampai pada akhirnya Ink ditelfon oleh nomer tidak dikenal, memberi informasi bahwa Tay masuk rumah sakit karena mengalami car accident due to drunkenness. 

Tanpa ba-bi-bu New dan Ink segera tancap gas menuju rumah sakit tempat Tay dilarikan.

Sesampainya di depan pintu kamar rawat Tay, keduanya saling beradu pandang. Sama-sama tidak berani masuk karena takut jika Tay terluka parah, amit-amit jangan sampai bagian tubuh Tay ada yang hilang.

"Kak." New berbisik.

Mereka memilih duduk di kursi panjang yang berada di lorong ruangan Tay, mengumpulkan keberanian.

Ink yang tadi memejamkan mata sambil menyenderkan kepalanya di dinding kini menatap New.

"Ya?"

"Kita nggak masuk?"

Ink kembali memejamkan mata sambil terkekeh pelan. "Bentar dulu New, gue was-was nih kalo asetnya Jafardan ada yang ilang."

Entahlah, New tidak berpikir itu adalah gurawan meski Ink mengatakannya sambil tertawa-tawa.

"Bang Tay anak tunggal?"

Ink mengangguk. "Lo nggak tau?"

New menggeleng pelan, dia pikir Tay memiliki kakak atau adik.

"Lo anak tunggal juga kan?"

New mengangguk sambil memperhatikan Ink yang beranjak.

"Pantes." Kata Ink.

"Pantes apa kak?"

"Pantes sama-sama keras kepala. Udah yuk, masuk."

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan kata dokter, hanya luka ringan di pelipis akibat terbentur kemudi saat mobil Tay menabrak pembatas jalan.

Kesimpulannya, he is fine.

Sangat baik malah sampai bisa bekerja di atas ranjang pasien.

"Kecelakaannya jam berapa?" Ink bertanya sambil mengupas buah untuk Tay.

Ketikan Tay di atas keyboard berhenti, tampak mengingat-ingat.

"Dua?" Jawabnya tidak pasti.

"2am? Crazy, drunk and even driving. Emang ada niat bunuh diri apa gimana sih lo?" Cecar Ink sedangkan New hanya memperhatikan perdebatan mereka dari sofa tunggu.

New kira seniornya ini selalu lemah lembut dan kalem ternyata Ink bisa marah-marah juga ya.

Tay mengangkat bahu. "I'm not aware."

"Not aware not aware. Lo mati bokap lo mau nyari anak kemana lagi Tay Ganni!" Ink mendekat kemudian mendorong laptop yang dipangku Tay sampai setengah tertutup. "DENGERIN GUE!"

Tay menghela nafas, coba saja pihak kepolisian tidak meminta pihak keluarga untuk datang pasti endingnya tidak akan seperti ini. Aneh juga, kenapa dia memberi nomer Ink, kenapa tidak supir atau siapapun yang tidak cerewet seperti cewek yang sedang memberinya ceramah dadakan ini.

"Hmm." Jawabnya setengah hati.

Ink kembali menjatuhkan tatapan mautnya kepada Tay. "I'm serious, Tay!"

Tay lagi-lagi menghela nafas. "I'm serious too, Ink."

"New, lo urus deh bos lo ini. Gue mau balik, gila udah dibikin panik setengah mati eh sampe sini dianya malah sehat walaafiat." Ink membuang kulit apel ke dalam plastik, mencomot satu potongan apel kemudian memberikan sisanya kepada Tay.

HATELOVE • тᴀʏɴᴇwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang