Season of You : 24. Sorry not sorry

155 24 16
                                    

Yuri disibukkan dengan berbagai informasi yang didapatkannya dari Taejoon terkait sekolah seni opera yang didatanginya dengan Changwook sebelumnya.

"Di saat seperti ini, aku sangat membutuhkan Chanyeol.", gumam Yuri yang terlihat kebingungan menentukan pilihannya.

"Kalau begitu, telepon saja dia.", Sehun entah muncul sejak kapan di dekat Yuri membuat wanita itu sempat terkejut namun dengan cepat kembali fokus pada apa yang sedang dikerjakannya.

"Dia akan besar kepala.", balas Yuri.

"Augh, membayangkannya saja membuatku sangat kesal.", Yuri terlihat bergedik ngeri membayangkan sosok Chanyeol yang sangat dikenalnya itu.

"Kau sudah bekerja dengan sangat keras belakangan ini, beristirahatlah. Jangan sampai sakit.", ucap Sehun.

"Jangan khawatir, aku punya daya tahan tubuh yang sangat baik.", sahut Yuri lalu melanjutkan kegiatannya berkutat dengan berbagai kertas di atas mejanya.

"Ck, keras kepala.", gerutu Sehun.

"Panggil aku jika kau butuh sesuatu. Aku akan menunggu di luar.", ucap Sehun sebelum akhirnya melangkahkan kakinya pergi sementara Yuri terlihat berdecih pelan karenanya.

"Sebenarnya ada yang aku butuhkan, tapi aku tidak tahu apa kau akan mewujudkannya atau tidak.", ucap Yuri membuat Sehun yang baru sampai di ambang pintu kini berbalik dan menatap wanita itu penasaran.

"Memangnya apa yang kau butuhkan?"

"Hmmm, tteokboki."

"Aish, tidak boleh.", balas Sehun sebal. Karena Yuri belum juga menyerah soal makanan itu.

"Oh Sehun!"

"Aku tidak mau kehilangan pekerjaan hanya karena seporsi kue beras.", tolak Sehun membuat Yuri berdiri dan mendekat ke arahnya.

"Kita bisa menghabiskannya berdua, jadi tidak akan sampai satu porsi. Jadi kau tidak akan dipecat jika hanya setengahnya kan?", bujuk Yuri.

"Tidak."

"Sialan.", maki Yuri sebal sambil merengutkan wajahnya jengkel. Sehun melihat itu sambil terkekeh kecil, ia melirik ke arah jam yang menunjukkan waktu empat sore itu.

"Kita bisa kembali sebelum makan malam kalau berangkat sekarang.", ucapnya membuat Yuri yang baru saja menjatuhkan tubuhnya ke kursinya dengan lemas sontak berdiri dengan antusias.

"Benarkah?", Sehun menganggukan kepalanya.

"Ok! Kau tidak boleh berubah pikiran ya. Tunggu aku sepuluh tidak, lima menit. Aku akan mengambil barang-barangku dulu.", Yuri lekas berlari pergi membuat Sehun terkekeh dengan sikapnya yang tidak pernah berubah itu.

~

Yuri dan Sehun keluar dari istana secara diam-diam. Dengan pakaian rapat tentunya, sehingga tidak ada yang menyadari keberadaan sang permaisuri nantinya.

Keduanya berhasil keluar dan sesuai permintaan Yuri, kini mereka berdua menunggu bus di halte.

"Harusnya naik taksi saja. Ini terlalu dingin. Bisa-bisa aku dipecat bukan karena kue beras tapi karena membuatmu sakit.", gerutu Sehun yang sedari tadi merengutkan wajahnya karena situasi cuaca yang cukup buruk dengan turunnya salju sore itu.

"Yakk, kalau kau tidak berhenti mengomel, aku akan pergi sendiri.", ancam Yuri dan sontak Sehun pun diam sambil menghela nafasnya pasrah.

"Ohh, sepertinya bus yang itu.", Sehun berdiri untuk memastikan lagi nomor bus dengan tempat tujuan mereka.

"Benar.", Yuri pun ikut berdiri lalu keduanya masuk ke dalam bus dan memilih kursi berdampingan di barisan dua dari paling belakang.

"Salju pertama!", ucap Yuri antusias untuk memberi tahu Sehun di sebelahnya.

Season of YouWhere stories live. Discover now