Pernikahan - 5

268 37 19
                                    


.
.
TW! 🔞
.
.

Damian sepenuhnya menyesal telah membiarkan Dara minum wine dalam jumlah yang tidak sedikit, pada akhirnya ia yang kerepotan sendiri dalam mengatasi Dara mode mabuk begini. Setidaknya Dara tidak rewel saat di mobil perjalanan pulang ke rumah mereka, namun sesaat setelah keduanya sampai di rumah, Damian yang ingin duduk sebentar melonggarkan jasnya harus kembali mendengus menghadapi tingkah Dara.

Gadis itu dengan sembrono duduk mengangkang di atas paha Damian, memeluk pria itu sambil terus mendusel seperti anak kucing yang manja. "Hnggg.... Panas~" keluhnya.

"Gue ikutan panas juga kaya gini, Ra." Gumam Damian frustasi, bagaimana tidak. Dara bukanlah anak yang clingy dan suka sentuh-sentuh, tapi saat mabuk begini sifatnya langsung berubah. Damian adalah laki-laki yang memiliki hormon. Kali ini Damian hanya berdoa agak pengendalian dirinya cukup baik untuk menghadapi malam panjang bersama Dara yang mabuk.

Dara menegakkan tubuhnya tiba-tiba, melepas atasannya dengan sembrono, dimulai dari blazer, kemeja, lalu kemudian tanktopnya. Damian masih diam sebelum akhirnya kelabakan juga saat Dara mencari kaitan branya agar ia dapat melepaskan peyanggah payu dara tersebut.

"Wait! Wait! Dar, hey!!!" Tangan Damian bergegas menghentikan tindakan brutal sahabatnya itu. Damian pikir gadis itu tidak akan bertindak sejauh ini. Astaga, Damian bisa gila.

"Ke kamar ya, ngadem di kamar aja ya?" Dara kembali berulah, wajahnya memberengut, tubuhnya ia hentak-hentakkan tanda kesal.

"Oh!" Gak di situ, Ra. Damian melemparkan kepalanya ke belakang, jangan lupakan posisi Dara yang mendudukinya saat ini, hentakan tadi cukup untuk membuat Damian kembali menggeram frustasi. Sialan. Sesaat kemudian Dara kembali tenang, bahkan sepertinya gadis itu berdiri menjauhkan diri dari panggkuan Damian. Membuat Damian buru-buru membuka mata untuk melihat apa yang Dara akan lakukan selanjutnya

"Ra?!" Gadis itu sudah melepaskan celananya menanggalkannya begitu saja di lantai menyisakan dalamannya yang senada dengan bra. Fuck. Damian bahkan tidak sanggup berkomentar selain meneguk ludahnya sendiri.

"Panas Dam~" TERUS GUE HARUS APA??! Tidak bisa. Damian tidak akan membiarkan Dara berulah lebih dari ini. Ia segera mengambil jasnya yang sempat ia lepas tadi, menghampiri tubuh telanjang Dara untuk menutupinya dengan jas kerjanya. Damian menggendong Dara meski gadis itu memberontak tidak terima.

"Dam!!!" Damian membawa tubuh Dara di pundaknya, membuat Dara tantrum dan memukul-mukul punggung Damian. Sialan, Damian jadi kesulitan mana lagi ia harus menaiki tangga untuk mencapai kamar mereka, hingga dengan spontan untuk menghentikan berontakan Dara, Damian menampar pantat gadis itu yang berada di samping wajahnya.

"Ahh!" Fuck. Damian jadi serba salah. Dengan langkah cepat ia menuju kamar, ia butuh menenangkan dirinya yang lain di kamar mandi. Ia sudah susah payah menahannya tapi hormon sialan ini tidak mau bekerja sama. Ahhh padahal Damian adalah lelaki beristri mengapa ia harus melakukan hal menyedihkan seperti itu. Fuck fuck fuck!

Tubuh Dara diturunkan di atas kasur, Damian melepas kemejanya menyisakan kaos dalaman tanpa lengan, Dara menatapnya dengan mata berbinar. Bukan. Damian hanya ingin bersiap-siap untuk mandi sekalian menenangkan adiknya. "Tunggu sini! Pintunya udah gue kunci. Please jangan berulah lagi ya?" Damian menegakkan tubuh hendak berbalik menuju kemar mandi tapi sepertinya Dara enggan mendengarkan perintah Damian untuk berhenti berulah, karena tangan gadis itu dengan cepat dan kuat menarik kaos Damian. Menyibaknya ke atas hingga mempertontonkan absnya yang luar biasa menawan.

"Woah!!" Dara tidak mencoba menutup-nutupi tatapan kagumnya akan abdomen sahabatnya itu

"Dar??!! Apa-apaan??!!" Damian hanya malu, karena saat ini posisi mereka benar-benar ughhh.. terlalu erotis untuk pikiran Damian yang kotor itu. Dara sedang duduk dengan wajah menghadap tepat ke arah pinggangnya.

SEIJUKUDonde viven las historias. Descúbrelo ahora