TUJUH

1.8K 234 22
                                    

"Kak Indah, kliennya belum dateng?" Tanya si pemilik cafe begitu tiba di depan meja bar.

"Belum nih, Chik. Tapi katanya udah deket, mungkin bentar lagi nyampe."

"Oh, ya udah deh. Aku tunggu dimeja situ aja ya." Ucapnya sembari menunjuk ke salah satu meja cafe, kemudian berjalan setelah mendapat anggukan.

Tak lama setelah gadis itu duduk di kursinya, orang yang ditunggunya pun tiba. Seorang pria berjas kini sudah berdiri di samping mejanya, didampingi seorang gadis muda yang bisa ditebak sebagai asistennya. Chika segera berdiri untuk menyambut keduanya.

"Bu Chika, maaf saya telat. Tadi ada kendala sedikit dijalan, sekali lagi mohon maaf Bu." Ucap pria itu kepada gadis di depannya.

"Eh, iya nggak papa, Pak. Saya juga baru datang kok, mari duduk Pak, Bu." Ucapnya dengan sopan.

Begitu ketiganya duduk, tanpa menunggu waktu lama asisten pria itu segera mengeluarkan laptop beserta beberapa berkas yang diperlukan untuk meeting.

Meeting kali ini akan membahas tentang kerja sama antara cafe milik Chika dengan bisnis penginapan milik pria itu. Lebih tepatnya pria itu yang menawarkan kerja sama, karena cafe yang Chika kelola memang sangat terkenal hampir di semua kalangan.

Setelah memakan waktu hampir satu jam, meeting itu pun selesai dan berakhir dengan kesepakatan yang diyakini akan menguntungkan kedua belah pihak.

"Sekali lagi terimakasih banyak atas waktunya, Bu Chika. Saya harap ini menjadi awal yang baik dan semoga kita bisa bekerja sama lagi dikemudian hari." Ucap pria itu seraya bangkit dari duduknya, yang kemudian diikuti dua wanita lainnya. Tak lupa dia ulurkan tangan kanannya kepada Chika.

"Iya sama-sama, Pak Raka. Semoga hasilnya sesuai dengan apa yang direncanakan." Ucap Chika setelah membalas uluran tangan lawan bicaranya.

"Kalau begitu saya permisi dulu, Bu. Mari, Bu Chika." Pamit pria itu.

Chika sedikit membungkukkan badannya dengan sopan. "Iya, Pak. Mari."

Setelah kedua orang itu sudah keluar dari cafenya, Chika segera kembali ke ruangannya untuk melanjutkan beberapa pekerjaan yang sempat tertunda.

Tak terasa, waktu kini sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, segera dia putuskan untuk menjemput anaknya karena sebentar lagi bel pulang sekolah akan berbunyi.

"Kak Indah, aku jemput Christy dulu ya. Udah jam segini, takut macet." Ucapnya saat berada dibawah.

"Oh iya, Chik. Hati-hati, jangan ngebut." Chika hanya mengangguk, lalu segera berjalan ke arah pintu cafe dengan terburu-buru.

Gerakan tangannya yang akan membuka pintu mobil terhenti ketika seorang pria secara tiba-tiba memegang tangannya. Netranya menatap tangan yang masih dalam genggaman orang itu, kemudian beralih menatap wajah si pelaku.

Chika terkejut begitu mengetahui siapa pria di depannya, dengan cepat dia tarik tangannya hingga membuat pria dihadapannya juga ikut terkejut dan kini menatapnya dengan tatapan tak enak.

"Mas Zee?"

"Hai, Mbak. Maaf tadi lancang, saya udah coba panggil tapi nggak kedengeran mungkin. Jadi saya refleks pegang tangannya, sekali lagi maaf Mbak." Ucap Zee tak enak.

Chika menggeleng. "Eh, nggak papa kok, Mas. Saya cuma kaget aja. Maaf juga tadi nggak denger pas dipanggil, buru-buru soalnya mau jemput Christy."

"Oh, iya nggak papa, Mbak."

"Ngomong-ngomong ada apa ya, Mas?"

"Ini, Mbak, saya mau balikin sepatu Christy. Ketinggalan dimobil saya kemarin, mau langsung saya antar tapi nggak enak udah malam. Jadi baru bisa dibalikin hari ini, maaf ya." Jawab Zee sambil mengulurkan sebuah tote bag ditangan kanannya.

ZEEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang