SEPULUH

1.8K 268 45
                                    

Sejak hari dimana pengakuan itu terjadi, Zee kini semakin gencar mendekati Chika. Dia sering mendatangi cafe milik Chika dengan alasan ingin bermain dengan Christy, tetapi tujuan utamanya sudah jelas karena ingin dekat dengan Chika. Dia juga sering menjemput Christy disekolah, atau hanya sekedar menemani Chika.

Kini hubungan keduanya semakin dekat, bahkan Christy pun juga sudah dekat dengan Shani, Ibunda Zee.

Saat ini, ketiganya sedang berada di sebuah kebun binatang.

"Om Zee, itu apa?" Tanya Christy dalam gendongan Zee.

"Itu namanya alpaka."

Selama mengelilingi kebun binatang, seperti biasa Christy akan sangat menempel pada Zee.

"Kok milip shaun the sheep?"

Zee diam, dia bingung harus menjawab apa.

"Beda dek, shaun the sheep itu domba, kalau ini alpaka." Kini giliran Chika yang menjawab.

Christy hanya melirik sekilas pada Chika, kemudian kembali menatap Zee.

Zee mengangguk.

"Kita ke kandang yang lain mau? Atau Christy masih mau liat ini?"

"Mau liat yang lain aja, Kisti mau liat lion om." Jawabnya antusias.

Chika menahan senyumnya, anaknya terlihat begitu menggemaskan saat ini.

"Haha, let's go kita cari lion."

"Let's go!" Ucap Christy semangat yang mampu mengundang tawa Zee dan Chika.

Cukup lama mereka mengelilingi kebun binatang, Christy yang tadi sangat antusias kini mulai terlihat mengantuk.

"Chik, kita langsung pulang aja apa gimana? Ini bocil udah ngantuk banget kayaknya." Ucap Zee seraya mengelus mengelus kepala Christy yang sudah tersandar nyaman dibahunya.

Chika melirik jam dipergelangan tangannya. "Boleh sih, tapi ini udah jam makan siang, nggak mau cari makan dulu?"

"Ya udah nanti mampir ke resto depan aja."

Chika mengangguk. "Sini Christy biar aku yang gendong, kamu pasti pegel kan tangannya dari tadi gendong dia."

"Udah nggak papa sama aku aja, aman kok. Yuk, pulang."

Tanpa menunggu jawaban Chika, tangannya kirinya yang terbebas sudah lebih dulu menarik tangan kanan Chika untuk dia genggam dan langsung mendapat balasan dari gadis itu.

Kini ketiganya sudah berada di salah satu restoran terdekat, dengan Christy yang masih setia menempel pada Zee.

Gadis kecil itu kini terlihat setengah sadar, matanya yang sedikit terbuka, serta kepalanya yang berkali-kali tak sengaja dia jatuhkan sehingga Zee harus membantu menahan kepalanya agar tidak terpentok meja.

Rencana awal mereka untuk makan ditempat harus batal karena Christy yang sudah sangat mengantuk, akhirnya mereka memutuskan untuk membawa pulang makanannya.

***

Siang yang sudah berubah menjadi petang, tak mampu membuat Zee beranjak barang sejenak. Punggungnya masih nyaman bersandar disofa milik Chika, pun indera penciumannya yang masih betah menghirup aroma vanilla dari pengharum ruangan. Tak lupa juga telinganya yang masih ingin mendengar tutur lembut dari gadis pemilik gummy smile terindah yang pernah dia lihat.

Drrttt drtttt!

Percakapan keduanya terhenti karena sebuah getaran dari ponsel Zee.

"Sorry, aku angkat telepon dulu sebentar."

ZEEANDRAWhere stories live. Discover now