Heart - 20 (BARU)

1.5K 287 47
                                    

Yuhuuu update😘😘😘

#Playlist: Ben - 180°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

#Playlist: Ben - 180°

India terheran-heran. Jondas kembali mengabaikannya sejak bangun tidur. Ada apa lagi, sih? Dia buat salah apa lagi sampai diabaikan? India mendesah kasar. Capek juga memahami Jondas. Seakan dia laki-laki yang sulit memahami isi kepala perempuan.

"Bunda, Bunda, itu Om Adit telepon." Joantra menunjuk ponsel India yang tidak bergetar, hanya menunjukkan cahaya dari panggilan masuk.

Pikiran India buyar. India berterima kasih dan segera mengambil ponselnya. "Halo?"

India bangun dari tempat duduknya, sedikit menjauhi meja makan untuk menerima telepon Adit. Sementara itu, Jondas memperhatikan. Biasanya kalau India menerima telepon tidak sampai melipir ke mana-mana pasti diam di tempat.

"Adit siapa, Pa?" tanya Jowan.

"Temannya Bunda," jawab Jondas singkat.

"Om Adit temannya Om Davares, ya? Soalnya Om Davares punya sahabat namanya Adit. Apa beda orang, Pa?" Joantra lebih penasaran. Soalnya dia ingat Adit yang menjadi sahabat Davares.

"Iya."

"Asyik! Om Adit ganteng banget, Pa. Joan ngefans sama Om Adit. Udah gitu Om Adit ramah. Bunda kenal baik sama Om Adit, ya? Joan mau minta tanda tangan, ah!" cerocos Joantra.

"Ngapain?"

"Minta tanda tangan, Pa. Kalau bisa jadi papa barunya Joan," canda Joantra meledek sang ayah. Dia ingat kalau di kehidupan sebelumnya Adit ini merupakan mantan terindah ibu tirinya.

"Gih, sana."

Joantra melotot tidak percaya. Apa? Ayahnya setuju? Tidak, tidak. Ini tidak sesuai bayangannya sang ayah bakal mencak-mencak. "Papa nggak marah kalau Om Adit jadi papa barunya Joan?"

"Bukannya kamu selalu pengin ganti papa?"

Joantra diam. Ayahnya mengeluarkan aura menyeramkan. Dia meneguk air liurnya ngeri. Satu tangannya menepuk paha Jowan untuk membantunya agar tidak diomeli Jondas.

"Terserah aja." Jondas bangun dari tempat duduknya, lalu mengambil ponsel dan pergi meninggalkan meja makan.

Joantra menggaruk kepalanya. "Aku cuma bercanda. Kok, Papa galak banget, ya?"

"Entah." Sambil mengunyah makanan, Jowan mengangkat bahunya. "Tapi Papa kelihatan lebih galak, sih. Kenapa, ya? Serem. Takut tadi kamu diomelin."

"Kalau kamu takut, kenapa nggak bantuin, Kak? Kejam banget!" dengkus Joantra.

Jowan nyengir. "Laper. Lebih baik makan soalnya kamu suka bikin masalah."

"Ih! Parah banget!"

Joantra memukul lengan sang kakak berulang kali--yang mana berhasil membuat Jowan nyaris tersedak gara-gara adiknya. Jowan segera menghentikan tangan Joantra dan menahan kepala Joantra untuk menatap lurus makanannya supaya mereka bisa makan dengan tenang.

Lovely Heart (TAMAT)Where stories live. Discover now