Chapter 12

229 32 5
                                    

Setelah jawaban Sadam yang membuat Sherina menyesali keputusannya untuk menggoda Sadam, ada jeda yang cukup lama tercipta diantara mereka berdua. Sama-sama tidak tau mau bereaksi seperti apa. Namun, Sadam merasa ini sudah jadi tanggung jawabnya untuk mencairkan kembali suasana karna dia yang membuatnya jadi seperti ini.

"Ehemm..." Deheman Sadam akhirnya memecah keheningan mereka, Sherina beralih menatap Sadam dari layar ponselnya yang terlihat sedang tersenyum lebar. Eh ini senyumnya kok nular, batin Sherina yang ternyata secara tak sadar membalas senyuman Sadam saat ini.

"Becanda, Neng. Jangan kaku gitu ah." Ujar Sadam menjelaskan bahwa ucapannya barusan hanyalah candaan untuk menimpali godaan Sherina. Sherina mengangguk paham lalu, tertawa bersama Sadam setelahnya. Entah menertawakan apa, yang pasti malam ini baik Sadam maupun Sherina sama-sama merasa hatinya membaik setelah melihat satu sama lain. Ga usah denial lagi deh lu bedua, sama-sama kangen kan kalau jauh-jauhan gini, dibuat serumah aja mau ga sih😭🙏🏻

Setelah puas menertawakan kekakuan yang terjadi barusan diantara mereka, Sadam akhirnya berusaha serius untuk menanyakan apa yang ingin dibicarakan Sherina padanya sejak tadi.

"Oh iya, Neng, tadi katanya mau cerita, mau cerita apa?" Ujar Sadam mengingatkan Sherina perihal kenapa mereka melakukan panggilan video malam ini. Sherina kemudian berkata.

"Oh iya. Sampai lupa kan tujuan awalnya apa." Ujar Sherina yang membuat Sadam tersenyum melihat ekspresi Sherina yang terlihat kesal itu.

"Jadi, how's life, Dam?" Tanya Sherina selanjutnya yang membuat Sadam mengerutkan keningnya tak paham arah pembicaraan Sherina mau kemana.

"So far?" Tanya Sadam mencoba menanggapi senyambung mungkin yang kemudian dihadiahi anggukan oleh Sherina.

"Ya, sejauh ini bagaimana hidup yang kamu jalani?" Tanya Sherina lebih memperjelas maksud dari pertanyaannya di awal tadi. Sadam mengangguk paham.

"Jadi, ini kita deeptalk?" Tanya Sadam balik ke Sherina yang dijawab dengan acungan jempol oleh Sherina pertanda jawaban untuk pertanyaan Sadam adalah, betul. Sadam terlihat berpikir sejenak sebelum berujar lagi.

"Oke, berhubung ini sudah jam setengah sepuluh malam. Aku setuju kalau kita deeptalk." Putus Sadam akhirnya. Namun, kini giliran Sherina yang mengernyitkan dahinya tak paham apa hubungan jam setengah sepuluh dengan deeptalk?

"Korelasinya apa?" Tanya Sherina singkat.
"Ya, deeptalk kan identik dengan hening, jadi, karna malam ini sudah lumayan larut, maka sah untuk deeptalk." Penjelasan Sadam mendapat balasan 'Ooh' panjang dari Sherina, lalu, kemudian Sadam menjawab pertanyaan Sherina.

"Ya, so far this is life what I need, Sher." Jawaban singkat dari Sadam membuat Sherina bertanya.

"Jadi, sebelum ini, itu bukan hidup yang kamu mau?" Pertanyaan Sherina membuat Sadam tersenyum kecil lalu menggeleng menyanggah pertanyaan Sherina.

"Bukan begitu, hidupku dari dulu selalu asyik. Tapi, baru kali ini aku sepenuhnya jadi pemeran utama di ceritaku." Ujar Sadam menjelaskan. Sherina menyimak dengan baik karna dia tau bahwa Sadam belum selesai dengan ceritanya.

"Dulu waktu aku kecil, Mami dan Papi yang selalu mengatur semua yang aku lakukan. Terakhir waktu kita ke Bosscha, Mami nyuruh Pak Endang untuk ikut buat jagain aku sama kamu, tapi, karna lihat kamu semudah itu dapat izin dari Ibu dan Ayah untuk pergi berdua sama aku, buat aku jadi iri sama kamu. Aku mau jadi kamu yang selalu bisa berbuat apapun yang kamu sukai tanpa harus berdebat dulu dengan larangan dari Ayah atau Ibu kamu." Lanjut Sadam setelahnya. Sherina masih menyimak, tidak ingin menginterupsi, membiarkan Sadam bercerita semuanya malam ini.

SaujanaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora