Chapter 34

238 25 82
                                    

Jakarta hari ini lumayan teduh dibanding kemarin yang panasnya menyengat hingga ke tulang, membuat semua orang yang beraktivitas di luar rumah harus mencari tempat yang teduh agar tetap produktif. Ya walaupun tetap saja gerah, tapi, masih oke lah.

Sherina hari ini memulai hari dengan sangat semangat, mungkin ia bermimpi indah malam tadi. Tak disangkal kalau ternyata perkataan Sadam bisa menyuntikkan bibit kebahagiaan bagi Sherina hari ini. Terbukti dari senyum yang terus bertengger di bibirnya sejak ia bangun tidur pagi tadi.

"Selamat pagi, Yayang! Semangat kerjanya ya❤️" ucapan selamat pagi darinya yang ditujukan kepada Sadam tepat sebelum ia menjalankan mobilnya membelah jalanan yang masih lumayan lengang pagi ini.

Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, masih pukul setengah tujuh pagi, ia punya banyak waktu untuk menikmati perjalanannya pagi ini. Ditemani dengan lagu yang terputar dari speaker mobilnya, ia bersenandung kecil mengikuti irama dan lirik lagu yang memang sudah ia hafal itu.

S'lamat pagi, s'lamat bekerja, bersiaplah nikmati hari~
Jangan lengah saat melangkah, jadilah yang terbaik~

Lagu kesukaannya menggema memenuhi seisi mobil. Sangat menggambarkan suasana hatinya pagi ini. Dan semoga tidak ada yang merusak moodnya hingga nanti saatnya pulang.

Ting...

Satu pesan masuk saat mobilnya sedang berhenti di lampu merah, ia yang semula sedang fokus mengikuti lagu yang terputar, kini beralih melihat siapa pengirim pesan yang masuk tersebut.

Sadam (Yayang) A : Hai Neng, have a nice day ya! Semangat juga kerjanya❤️

Ia tersenyum membaca balasan yang ternyata dari Sadam itu, kemudian jari-jarinya mengetikkan balasan sebelum lampu merah berubah menjadi hijau pertanda ia harus bergerak dari sana.

"Love you, Dam."

Setelah mengetikkan balasan itu, ia buru-buru menekan tombol send, lalu, melempar sembarang benda pipih itu ke dashboard mobilnya. Manusia penuh gengsi seperti Sherina tentunya akan merasa sangat malu mengetikkan dan mengirimkan pesan seperti itu kepada Sadam.

Tak lama lampu merah berubah warna menjadi hijau, pertanda ia sudah bisa melanjutkan perjalanan. Ia bersyukur setidaknya dengan itu ia bisa mengalihkan fokusnya yang sejujurnya sejak ia mengirimkan pesan terakhirnya kepada Sadam sudah sangat menghantui pikirannya. Gadis itu selalu bertingkah seperti itu jika sedang merasa malu, di pikirannya terlintas beberapa reaksi Sadam yang kemungkinan dilakukannya saat membaca pesan tersebut.

Reaksi pertama : Sadam merasa geli membaca pesannya.
Reaksi kedua : Sadam memasang muka datar ga excited sama sekali.
Reaksi ketiga : Sadam cuma menanggapinya dengan 'oh' doang.
Reaksi keempat : Sadam membalas pesannya dengan emoji love yang bejibun tapi sebetulnya ia mengetiknya dengan mimik wajah datar dan bergidik ngeri.
Reaksi kelima : Sadam ilfeel padanya.

"Ihhh, kok bisa gue ngetik gituan, sampai ngirim segala lagi. Maluuuu!!" Pekik Sherina tertahan sambil mencengkeram erat kemudi dan memelankan laju mobilnya.

Ia menggeleng sambil sesekali menepuk jidatnya, merasa malu dengan isi pesan terakhirnnya.

"Ini muka gue mau ditaro dimana nanti, malu banget tolongggg." Semakin ia berusaha untuk menghilangkan hal itu dari pikirannya, bukannya menghilang, malah semakin teringat jelas.g

Akhirnya ia memutuskan untuk menghapus pesannya saat bertemu dengan lampu merah selanjutnya. Ia menghentikan mobilnya dan segera mengambil ponsel yang tergeletak begitu saja di atas dashboard mobilnya.

SaujanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang