40.TEMPAT TERKUTUK??

45 3 0
                                    

BIJAK DALAM MEMBACA
°°°
PLAGIAT PERGI

VOTE DAN COMMENT

"Aku kira, aku tidak akan pernah mengingat hal itu lagi, tetapi ternyata aku salah besar karena telah beranggapan seperti itu!"

















Nillea berdiri sendirian di teras depan rumah iland sambil menatap ke arah langit malam tanpa berkedip sedikitpun.

Tepukan pada bahu Nillea menyadarkan Nillea dari lamunannya dan langsung menatap ke arah Iland yang juga sedang menatap ke arah dirinya.

"Ayo" ucap Iland dan menarik salah satu tangan Nillea menuju motor crf kesayangannya yang terparkir tidak jauh dari keduanya berdiri.

Selesai mengenakan helm nya, Iland menatap ke arah Nillea yang juga sudah mengenakan helmnya sedang menatap ke arah Iland tanpa berkedip.

"Apa?" Ucap Iland bertanya, karena Nillea yang sadari tadi terus menatap dirinya.

"Motor yang biasa Lo pakai mana?" Nillea bertanya kepada Iland, karena biasanya jika ingin pergi kemanapun Iland pasti akan mengunakan motor sport nya dan baru kali ini Nillea melihat Iland mengeluarkan motor crf kesayangannya ini.

"Bengkel" ucap Iland menjawab perkataan Nillea berusan.

"Kita mau kemana?" Nillea bertanya ketika telah berhasil duduk di belakang Iland yang mengendarai motor.

Iland tersenyum kecil, akhirnya Nillea kembali bersuara setelah cukup lama terdiam sejak tadi usai tertidur karena menangis.

"Rahasia" ucap Iland yang membuat Nillea begitu penasaran.

"Iland serius, ini kita bakalan kemana?" Lagi-lagi Nillea kembali bertanya kemana tujuan keduanya sebenarnya.

Tadi Iland dengan tidak jelas menyuruhnya berganti pakaian mengunakan hoodie dan celana training miliknya, katanya keduanya akan pergi, Nillea yang tadinya ingin menolak langsung mengurungkan niatnya ketika dirinya mendadak merasa tidak enak hati jika menolak perkataan Iland yang jelas-jelas selalu ada bersamanya jika dirinya sedang tidak baik-baik saja.

"Rahasia Nillea, nanti juga Lo bakalan tau kemana tujuan kita" ucap Iland masih tidak ingin memberitahu Nillea kemana tujuan mereka.

Perlahan motor Iland mulai bergabung dengan pengendara lain yang sedang berlalu lalang.

Nillea menatap tempat-tempat yang keduanya lewati dengan tatapan yang sulit diartikan hingga kehadiran satu mobil yang dirinya kenal berada tidak jauh di depan keduanya.

Nillea menatap mobil itu dengan tatapan datar, itu adalah mobil Okfin yang sangat Nillea kenali.

Nillea menghembuskan nafas berat dan menolehkan kepalanya ke arah sebelah lalu menyenderkan kepalanya pada punggung Iland.

Iland sedikit menambah kecepatan motor nya untuk cepat sampai ke tempat yang ingin kedua tuju.

Okfin yang sedang mengendarai mobilnya dengan tenang langsung menatap ke arah depan dengan tatapan menyelidik kepada satu motor yang menyelip mobilnya, Okfin meremas dengan erat stir mobil nya ketika berhasil mengenali perempuan yang dibonceng oleh seseorang yang mengendarai motor crf itu.

"Nakal " ucap Okfin dengan tatapan yang lurus ke depan serta senyuman sinis yang terbit di bibirnya.

'kesambet apa Lo, siapa yang nakal?"

Okfin langsung  mendatarkan raut wajahnya dan menatap kembali ke ponselnya yang sedang terhubung dengan panggilan seseorang

°°°

Nillea memelankan langkah kakinya masih dengan berjalan mengikuti langkah Iland di depannya.

Nillea menatap suatu tempat dihadapannya saat ini dengan raut wajah yang sulit diartikan, perlahan kedua tangannya terkepal dengan erat.

Nillea menghembus nafas berat dan berjalan tepat di sebelah Iland. Iland menghentikan langkahnya begitupun dengan Nillea, keduanya sama-sama menatap ke arah danau yang berada dihadapan keduanya saat ini dengan raut wajah yang berbeda-beda.

Nillea menghembuskan nafas berat beberapa kali dengan pikirannya yang berkecamuk, kejadian dimana Ihsya yang memperlakukan dirinya dengan sangat tidak layak hari itu membuat dirinya menjadi cemas serta bimbang.

Iland yang mulai menyadari kelakuan aneh Nillea langsung menatap ke arah Nillea dengan tatapan bertanya.

"Nillea_" tangan Iland yang hendak memegangi bahu Iland langsung terhenti ketika mendengar penolakan Nillea.

"Jangan sentuh gue!" Nillea berucap dengan sedikit berteriak, nafasnya terdengar memburu, membuat Iland yang melihat Nillea seperti itu menjadi panik.

"Nillea lo_"

"Jangan sentuh gue Iland!"  Lagi-lagi Nillea memberikan penolakan ketika Iland ingin menyentuh bahunya.

Nillea menatap Iland dengan tatapannya yang sulit diartikan, perlahan kedua mata Nillea mulai berkaca-kaca, kejadian hari itu benar-benar membekas di pikirannya.

Danau, sinar bulan, sepi sunyi. Suasana saat ini benar-benar persis sama dengan suasana hari itu.

Tanpa Nillea sadari air matanya mulai mengalir dengan perasaannya yang begitu cemas.

Iland yang melihat Nillea menangis menjadi bertambah panik.

"Nillea_"

"Lo salah besar dengan bawa Nillea ke sini" Iland terdiam dengan tatapannya yang menatap Darfel yang saat ini berada dihadapannya sedang memeluk Nillea cukup erat.

Nillea yang merasa sangat panik tidak memperdulikan lagi siapa yang saat ini memeluk dirinya, yang dia butuhkan saat ini hanyalah ketenangan.

Darfel melirik ke arah Nillea yang berada di dalam pelukannya lalu kembali menatap ke arah depan, menatap Iland yang terlihat begitu kebingungan dengan maksud perkataan nya.

"Disini adalah tempat terkutuk untuk Nillea" Iland semakin dibuat kebingungan akan perkataan Darfel.

"Maksud Lo?"  Iland bertanya ditengah kepanikannya dengan tatapannya yang terarah kepada Nillea yang terisak di dalam pelukan Darfel.

"Kekerasan, Ihsya!" ucap Darfel dan langsung pergi membawa Nillea, meninggalkan Iland yang mencoba mencerna arti perkataan Darfel.

Iland  kembali mengangkat pandangannya dan menatap punggung Darfel dan juga Nillea yang mulai menjauh dengan kedua tangannya yang perlahan terkepal dengan begitu erat.

"Sialan Lo Ihsya!" Iland berkata dengan emosinya yang berusaha dirinya tahan.












TBC

Pendapat kalian untuk part ini??

Vote dan comment ya sebagai bentuk penyemangat

Plagiat pergi!!

Sampai jumpa di part selanjutnya...










HIDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang