Kata rasa, ia mulai menghilang.
Kata rasa, ia sudah selesai.
Sekedar katanya.
Namun tak tau kelanjutannya.
Rasa itu seperti angin. Selalu ada, namun tak selalu terasa.Kata 'tidak' dimulut, hanyalah suatu candaan dunia.
Tidak, tidak. Nyatanya rasa itu masih sama saja."Maaf tuan, hati ini sudah lelah. Hati ini lelah dikejar."
Hei, siapa yang mengejarmu.
Iya, kamu dikejar. Namun tanpa pengejar.
Oh atau, kamu hanyalah dikejar oleh ekspektasimu sendiri."Hei puan, sadarlah."
YOU ARE READING
Sajak Lara, Pelita Rasa
PoetryTentang Rasa yang tak mampu terucap. Tentang lara yang diam membisu. Rasa kan selalu ada. Lara kan selalu berdatang. Karena rasa dan lara, itulah hidup. •cover image taken from pin (I forgot the acc)