Promesse || Jaemin-Ningning-Jeno [END]

Promesse: 28

PROMESSE: 28

"Maaf kalau gue pernah kasar sama lo Misela"
- Samudera Cashel Zarquelon

{Promesse🥀}

Katedral Notre Dame adalah Gereja tua di Prancis yang menjadi simbol kota Paris yang sudah diakui luas. Katedral ini juga memiliki arsitektur yang megah dan indah. Salah satu yang paling menakjubkan di Katedral ini adalah galeri patung di bagian atap nya. Selain itu Katedral ini mempunyai sejarah yang begitu panjang yang tersimpan di dalam nya.

Sedari tadi Samudera hanya duduk sambil menunggu Misela selesai berdoa. Dia memperhatikan orang-orang yang duduk khusyuk di sekitar nya, berdoa kepada Tuhan tentang apa yang mereka inginkan. Samudera beralih memandangi seisi bangunan Gereja. Lalu kembali melihat Misela yang duduk di sebelahnya. Perempuan itu sudah lama berdoa, entah mendoakan apa bahkan Samudera tak mengetahui nya. Walau bibir nya bergerak tipis tetapi tidak bersuara sedikitpun.

Hingga kelopak mata itu terbuka dan bibir ranum nya langsung tersenyum menghadap dirinya. "Kakak udah doa?"

Samudera mengangguk saja. "Lo doain apa? Lama bener"

"Banyak. Kalau aku sendiri mungkin lebih lama dari ini" Misela melihat jam di pergelangan tangan nya lalu ia berdiri mengajak Samudera untuk keluar darisana

"Lusa udah mau pulang, rasanya bentar banget disini" bahu nya menurun, ada rasa tidak ingin pulang dan menetap disini saja, namun itu tidak mungkin

Samudera menautkan jemari nya di tangan kanan Misela. Dia tidak mengatakan apa-apa namun mempererat genggaman tangan nya dan berjalan menuju Sungai Seine.

Ada satu hal yang mereka lupakan saat tiba disini. Yaitu menaiki Cruise (kapal pesiar) di Sungai Seine. Udara malam yang dingin, suara air beradu dengan mesin kapal serta hanya mereka berdua saja yang berada disana begitu menenangkan.

"Kenapa harus disewa?" Misela berkacak pinggang, sebenarnya dia agak kurang setuju dengan sikap Samudera yang suka berlebihan

"Demi lo"

"Gak harus disewa Kak, banyak orang juga seru"

"Gue maunya cuma berdua sama lo. Gak boleh?"

Kedua matanya beradu tatap. Misela hanya menghela nafas lalu kembali memandangi view yang indah darisana. "Sorry"