XXXV

1.1K 72 0
                                    

Wanita itu nampak memperhatikan Book bersama kedua putranya. Lalu ia mendekat pada kedua putranya itu.

"Kalian tidak apa-apa?. Diluar dingin, ayo kita masuk." Ucap wanita itu dengan lembut, kedua putranya yang tentu tidak mempercayai orang asing hanya bisa menolak dan terus bersembunyi di belakang ibunya.

"Force, sebaiknya kau membawa mereka semua untuk masuk." Ucap wanita itu dengan suaranya yang lembut. Book hanya bisa menatap Force dengan kedua matanya yang berkaca-kaca, dalam pikirannya ia menganggap jika wanita itu adalah kekasih Force. Apalagi ia terlihat sangat akrab dengan Force. Book semakin sakit hati, terpikir akan dirinya untuk menjauh namun saat ini ia kekurangan uang untuk menginap di suatu tempat. Lalu akhirnya ia berpikir untuk kembali ke Pattaya, dan membiarkan usahanya sia-sia.

"Maaf, maafkan saya yang telah mengganggu. Lebih baik saya dan putra saya kembali." Ucap Book seolah mati rasa padahal ia sedang menampung beban berat di hatinya. Ia menggandeng tangan kedua putranya, ia sudah sangat ingin menangis.

"Tunggu, lebih baik kalian bermalam disini." Ucap wanita itu ramah sedangkan Force hanya terdiam.

"Ah, tidak perlu. Lebih baik saya pergi." Jawab Book dengan sopan padahal dalam benaknya ia sedang menahan kesedihannya.

"Apa kau tidak mengkhawatirkan kedua putramu?. Tidak apa-apa, kau masuk saja." Tawar wanita itu kembali, Book menatap Force yang masih dengan tanpa ekspresinya lalu Force masuk ke dalam rumahnya terlebih dahulu. Book memperhatikan wanita tersebut, ia berpikir dipastikan jika wanita ini sangatlah istimewa bagi Force dikarenakan Force dengan mudahnya menurut padanya.

__________

Theo dan Akk merasa jika tubuhnya terasa hangat, wanita itu mempersilakan Book dan juga kedua putranya untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu dan mengganti pakaiannya.
Kini kedua anak kecil sedang menyantap makan malamnya dengan lahap.

"Nak, pelan-pelan." Ucap Book lembut, ia mengusap pipi Akk dengan sebuah tisu karena saat ini sup itu menodai sekitar mulutnya.

"Mereka terlihat menggemaskan." Ucap wanita itu yang kini duduk di samping Force yang sedang menikmati makan malamnya. Book hanya tersenyum lalu menunduk, ia merasakan kesedihan karena baginya Force terlihat sangat tenang disamping wanita tersebut.

"Oh ya perkenalkan namaku Lookjun." Ucap wanita itu memperkenalkan dirinya dan Book memberikan salam dengan sopan.

"Senang berkenalan denganmu. Namaku Book." Jawab Book sambil menahan kesedihannya.

Force menyudahi makan malamnya, ia seperti tidak nyaman karena ada Book disana. Ia beranjak dari tempat duduknya dan bermaksud untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Force, perhatikan sikapmu!." Bentak Lookjun, ia tidak senang dengan sikap Force. Namun Force tidak peduli, ia hanya bergegas masuk ke dalam kamarnya. Book hanya menunduk, ia tidak menyangka jika Force benar-benar telah membenci dirinya dan kini Force telah memiliki orang lain bahkan serumah dengannya.

___________

Book membantu untuk membersihkan bekas makan mereka, sebagai tamu ia tidak ingin merepotkan penghuni rumah.

"Book, padahal kau tidak perlu melakukannya." Ucap Lookjun dengan tergesa menghampiri Book.

"Tidak apa-apa." Jawab Book sambil tersenyum dan ia segera melanjutkan mencuci piringnya.

"Sepertinya kedua putramu sudah tidur ya?." Book hanya mengangguk mendengar ucapan Lookjun.

"Bagaimana menurutmu Book, ketua mafia itu tidak ada apa-apanya kan saat bersamaku." Ucapan Lookjun membuat Book semakin sakit hati, jadi itu benar jika Force hanya bisa menurut pada wanita ini.

Book sempat terdiam beberapa saat sambil menaruh beberapa piring dan juga gelas ke sebuah rak untuk mengeringkannya.

"Anda terlihat sangat serasi bersamanya." Ucap Book dan itu membuat Lookjun mengerutkan dahinya.

"Kau bilang apa?." Tanya Lookjun keheranan dan itu membuat Book semakin bingung.

"Maksud saya, bukankah anda kekasih dari Tuan Force?." Tanya Book begitu saja dan itu membuat Lookjun tertawa dibuatnya.

"Kau bicara apa?. Apa mungkin P'Earth dan yang lain tidak memberitahumu?." Book menggelengkan kepalanya karena selain ia tidak berbicara lagi pada Earth, Mix juga tidak membahas soal ini. Lookjun nampak menghela nafas dan membuangnya kasar.

"Aku memang mendengar jika P'Earth ingin menikah denganmu. Hal ini yang membuat hubungan kau dan Force menjadi buruk bukan?." Tanya Lookjun dan Book mengangguk.

"Kau tenang saja Book, aku bukan kekasih dari Force. Aku juga seorang polisi. Aku bertugas disini untuk mengawasi dua orang kriminal itu. Sebetulnya aku dan P'Earth bertugas bergantian." Jelas Lookjun dan itu membuat Book merasa lega dibuatnya.

"Sebenarnya kau bisa tahu secara langsung. Aku bukan tipenya Force. Karena orang itu sangat menyukai seseorang yang memiliki paras sepertimu." Bisik Lookjun, ia sepertinya seseorang yang menyenangkan. Dalam pekerjaannya yang serius ini saja, ia membawanya dengan ceria.

____________

Book membaringkan tubuhnya yang lelah. Ia menatap kedua putranya yang sudah tertidur lelap di ranjang yang lain. Pikiran kalutnya akan wanita yang berada di rumah ini telah sirna. Rasa cemburunya telah hilang. Sebetulnya ia juga seseorang yang posesif, sama halnya dengan Force. Dan itu karena ia sangat mencintai Force. Namun apakah Force masih bisa memaafkannya. Ia sangat ingin menjelaskan semuanya, meskipun Force terlihat tidak ingin mendengarkan sedikitpun penjelasan darinya.

Book memejamkan kedua matanya, sepertinya ia akan mudah tertidur dalam kondisi seperti ini karena sungguh ia sangat lelah. Namun saat ia akan terlelap dalam tidurnya, seseorang menghampiri dirinya. Dengan terkejut ia kembali membuka kedua matanya saat ia merasakan seseorang menghampiri dirinya.

Book membelalakan matanya saat ia melihat Force berdiri memperhatikannya. Ia segera mendudukkan dirinya dan Book nampak menundukkan kepalanya.

"Sebenarnya apa maksud kedatanganmu?." Force mengucapkannya begitu saja, ia masih berdiri sambil menatapnya tajam.

"Saya ingin menjelaskan semuanya tuan." Jawab Book sambil menelan ludahnya kasar.

"Tidak perlu penjelasan, bukankah sudah jelas jika kau seorang jalang." Batin Book terasa sakit, ia tidak rela jika harus terus seperti ini.

"Tuan, apa yang harus saya lakukan agar anda mempercayai saya?." Ucap Book dengan tulus, ia menatap lurus ke arah Force yang masih meragukan dirinya.

"Apakah rela mengandung anakmu bukan sebuah bukti jika saya hanya mencintai anda?." Tanya Book sambil menatap kedua putranya yang tertidur pulas.

"Saya selalu mencintai anda tuan. Apakah anda tidak pernah merasakannya sedikitpun?." Suara Book bergetar, ia sedang menahan tangisnya.

Force kini duduk di ranjang tersebut, ia menatap Book yang memang jujur akan hal yang ia rasakan.

"Jika anda tidak percaya, haruskah aku membunuh diriku sendiri?." Book sampai mengatakan hal itu, raut wajah Force mulai berubah tidak ada lagi tatapan dingin yang ia layangkan pada Book.

"Bahkan saya rela untuk hamil lagi tuan. Jika anda tahu, sekarang saya telah mengandung anakmu lagi." Book meremas selimutnya, air matanya akhirnya menetes begitu saja. Karena benar setelah ia melakukan sex di hari itu bersama Force, kini ia telah mengandung kembali.

Bersambung

The WitnessWhere stories live. Discover now