58

68 2 0
                                    

Di ruang latihan piano yang sunyi, sesosok tubuh yang kurus sedang duduk di dekat jendela, dia mengenakan kemeja putih mewah dan celana panjang Scabal hitam.

Tiba-tiba cuaca mendadak menjadi cerah, hal yang sangat tidak biasa di kota Jiangcheng selama musim hujan. Cahaya lembut jatuh di atas alis Li Tianze, terlihat seperti kupu-kupu dengan sayap terlipat di bawah cahaya suci, sangat melankolis dan menyedihkan.

Ma Jiaqi menaiki tangga batu di pintu depan, dia mengenakan jaket hitam, celana olahraga abu-abu, dan sepatu kets putih, langkahnya yang santai terasa seperti ular yang perlahan sedang mendekati mangsanya. Li Tianze mengangkat tangannya yang seperti karya seni, ujung jari merah muda menyentuh kaca jendela, bergerak mengikuti langkah seseorang di balik jendela.

Ma Jiaqi perlahan menghentikan langkahnya. Dia mendongakkan kepalanya dan tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata Li Tianze. Tatapan agresif yang terpancar membuat Li Tianze memalingkan wajahnya dengan perasaan gugup. Dia mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

"Kamu menungguku?" Ma Jiaqi mendorong pintu hingga terbuka lebar dan memasuki ruangan.

Ruangan itu terletak tepat di bawah sinar matahari. Di bawah cahaya matahari, Li Tianze terdiam seperti benda mati.

Ma Jiaqi perlahan menghampirinya, "Apa yang kamu pikirkan?"

"Saya tidak ingin berlatih hari ini."

Ma Jiaqi berhenti dan mengangkat alisnya dengan penuh minat, "Kenapa?"

Li Tianze mengangkat matanya dan menatap Ma Jiaqi, pupil matanya yang gelap memantulkan cahaya yang redup.

Bagi Ma Jiaqi, Li Tianze terlihat seperti anak harimau yang baru lahir, dia sangat polos dan patuh di luar, namun di dalamnya terdapat sifat yang dingin, sombong, dan kejam.

"Tidak mau mengatakannya?"

Li Tianze melihat ke luar jendela dan mengerutkan kening karena ketidakpuasan, "Apa saya harus memberitahu Anda?"

Ma Jiaqi mendengus dingin dan duduk di sampingnya, "Saya adalah guru mu."

"Guru?" Li Tianze berbalik, "Anda membunuh seseorang."

"Kamu sudah mengenaliku sejak awal, ya?" Ma Jiaqi bersandar pada sandaran sofa, mengambil buku di sampingnya lalu membukanya, kemudian dia melanjutkan perkataannya: "Apa yang kamu rencanakan selama setengah bulan terakhir?"

"..... Saya sedang mengamati."

"Mengamati?"

"Saya sangat ketakutan."

Ma Jiaqi tertawa lucu, "Apa kamu menemukan sesuatu?"

Li Tianze menggelengkan kepalanya dengan sedih, "Mengapa Anda mendekati saya?"

Ma Jiaqi meletakkan buku di tangannya, dia kemudian merangkul Li Tianze dari belakang lalu membungkuk, jari-jarinya yang ramping dengan lembut membelai tuts-tuts piano, nafasnya yang hangat menyentuh telinga Li Tianze, dan suaranya yang halus jatuh ke dalam danau di sore hari. Seolah-olah seperti ada seutas benang tipis yang diikat erat-erat, dan melilit bagian lehernya yang rapuh, "Bagaimana jika aku hanya ingin mendapatkan pekerjaan?"

"Apa?"

Ma Jiaqi dengan santai memasukkan beberapa kunci nada, dan suku kata yang monoton melayang dalam tekstur waktu, memuji kehebatan di balik kesepian.

"Kamu tidak percaya?"

Sorot kekanak-kanakan muncul di balik mata Li Tianze, "Apa Anda ingin membunuh saya?"

Ma Jiaqi mendengar bahwa putra bungsu dari keluarga Li selalu dilindungi dengan baik sejak ia masih kecil. Baik itu kehidupan, materi, maupun dunia. Seseorang di hadapannya ini adalah yang paling ideal. Ia bagaikan bunga Gardenia di dalam rumah kaca, baik dilihat dari luar maupun dari dalam, selalu terdapat lapisan kaca yang akan menghalanginya, dan itu tidak pernah terlihat nyata. Pemahamannya tentang dunia tampak putih bersih, sangat murni tanpa jejak kotoran sedikitpun. Ujung jari Ma Jiaqi bertumpu pada tuts hitam, "Sudah waktunya kelas dimulai."

Nothing To Hide [End]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt