Bab 3 🔞

202 15 0
                                    

'Sejin-ah.'

Pelarian itu tidak ada. Seseorang membelai telingaku dan mengusap ujung pipiku dengan ibu jari. Tangan yang turun ke leherku dengan lembut menekan tulang selangka yang berlubang dan kemudian perlahan menjauh.

'Sejin-ah.'

Lagi.

Itu pria itu lagi.

'Jeong Sejin.'

'…'

Aku ingin menjawab, tapi suaraku tidak mau keluar. Tekanan halus membebaniku seolah-olah seseorang mencekikku. Di balik pandangan kabur itu aku melihat sesosok laki-laki, tampak seperti kabut.

'Jika kamu ingin menyelamatkan perusahaanmu'

Pria itu perlahan mengulurkan tangan dan menepuk punggung tanganku. Tangannya yang besar melingkari bagian belakang kepalaku dan menjambak rambutku dengan kasar. Bibirku sedikit terbuka saat kepalaku menunduk dengan sia-sia.

'Kamu harus bertingkah seperti pelacur.'

Aku bahkan tidak mengerti apa yang dia katakan. Dalam sekejap mata, kumpulan dagingnya yang mendekat masuk melalui celah sempitku. sudut mulutku terbuka lebar terbatas dan menjerit seolah terkoyak.

'Ugh…'

Aku merasa seperti kehabisan napas dan tersedak. Rasa mual yang sempat naik ke tenggorokanku terhalang oleh rasa tertekan di pangkal lidahku. Alat kelaminnya masuk perlahan dan menggores langit-langit mulutku dan maju ke dalam.

'Buka mulutmu dengan benar'

Bisakah suara yang kering terasa begitu dingin? Air mata menggenang di mataku tanpa sadar mengalir di pipiku sebelum aku bisa menahannya. Alangkah baiknya jika itu hanya air mata fisiologis. Sayangnya beberapa emosi melekat pada air mata itu.

'Jeong Sejin.'

Panggil pria itu sangat mendesak. Dorongan untuk bergegas dan melakukannya dengan benar dan cepat dan tidak menunjukkan sedikit pun keikhlasan bahkan ketika aku sedang menangis. Apa salahku kenapa kamu melakukan ini padaku? Tidak ada waktu untuk menanyakan pertanyaan seperti itu.

'Mmh…'

Sensasi leherku yang dipaksa terbuka selalu terasa asing hingga membuatku merinding. Aku ingin menarik kepalaku ke belakang tapi tangan yang memegang rambutku benar benar menghalangi bahkan kemunduran sekecil apa pun. Kelenjar yang telah didorong masuk memperluas wilayahnya lebih dalam.

'Haa…'

Pria itu berhenti memasukkannya hanya setelah dia mendorongnya sampai ke gagangnya. Dengan suara erangan pelan dia perlahan bersandar. Alat kelamin yang setengah memanjang itu menusuk tenggorokanku sedikit lebih tanpa ampun.

'Hmf..!'

Rambut kemaluan melintasi ujung hidungku. Tanpa sadar aku mengerucutkan bibir karena rasa mual yang tiba-tiba. Gigi depanku menyentuh alat kelaminnya dan lelaki itu berhenti bergerak dan menarik rambutku.

'…!'

Pemandangan berubah. Kali ini aku berbaring di lantai keras dengan kaki terbuka. Aku terkejut dengan perubahan keadaan yang tiba-tiba. Sebuah suara meninggi datang dari suatu tempat.

'Yah, ini yang pertama…'

Sebuah tangan asing meraba pahaku. Sensasinya menyeramkan seperti serangga merayap. Pria itu merentangkan kakiku ke kiri dan ke kanan dan menekan tubuh bagian bawahku sambil terkikik menyeramkan. Pada saat itulah aku merasakan sesuatu menyentuh pantatku.

[BL] Beyond The MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang