Bab 46 🔞

75 9 0
                                    

Ketika aku bangun, aku merasa sangat segar. Kehangatan yang familiar menyelimuti seluruh tubuhku dan feromon yang terpancar dengan lembut bahkan saat aku tertidur membuatku merasa nyaman. Perasaan hangat dan nyaman menyelimuti aku sebagai rasa stabilitas yang nyaman.

Secara naluriah aku meringkuk dalam pelukan di depanku. Sesuatu yang kokoh memelukku erat, membelai punggungku dan memelukku erat. Saat aku mengangkat kelopak mataku karena nafas yang menggelitik, hal pertama yang terlihat adalah dadanya yang lebar.

“… … .”

Perlahan aku menutup mataku dan membukanya. Dada yang perlahan naik dan turun itu hanyalah kulit telanjang tanpa sehelai benang pun. Berbeda dengan dia, aku memakai kaos berukuran besar, namun kakiku tersangkut di bawah selimut, dan sebaliknya hanya orang itu yang memakai celana.

Aku mengangkat pandanganku dan menatapnya dengan mata setengah terbuka. Yang terlihat menonjol adalah wajah Kwon Ido yang tertidur lelap. Bulu mata yang rapi jatuh pada kedua mata yang tertutup indah itu dan batang hidung serta bibir yang lurus tampak sehalus seolah-olah dibuat dengan cermat.

Ah, ini sudah pagi. Aku mengetahui fakta itu ketika aku melihat ruangan yang terang benderang. Dengan sinar matahari yang menyinari celah tirai aku bisa melihat dengan jelas keberadaanku meski aku tidak menyalakan lampu. Aku tertidur di kamar Kwon Ido tapi aku pasti sudah berpindah lokasi sehingga tempat aku berbaring sekarang adalah tempat tidurku.

Jadi kenapa orang ini berbohong padaku?

Dia selalu baik padaku, tapi ini pertama kalinya aku melihatnya memejamkan mata dengan nyaman. Ekspresi hilangnya ketegangan begitu halus sehingga jika aku melihatnya saja, tenggorokanku akan terasa kesemutan. Sampai-sampai aku harus menatap wajah Kwon Ido dengan mata kosong tanpa henti.

'Hah, hentikan…'

'Jika kamu lelah, tidurlah.'

'itu adalah … ugh … .'

'Aku akan mengurusnya.'

Apakah itu percakapan ketika segala sesuatu di sekitar menjadi gelap? Aku ingat memejamkan mata untuk terakhir kalinya, menerima izin yang murah hati itu. Meski begitu Kwon Ido belum keluar dariku dan menggigit bagian belakang leherku seolah dia akan memakanku.

Dan aku langsung tertidur, jadi aku tidak tahu apa yang terjadi setelah itu. Namun aku hanya bisa menebak dari fakta bahwa seluruh tubuhku penuh dengan otot yang nyeri dan kulit serta selimut lembut.

Aku juga memiliki kekuatan fisik yang baik. Aku merasa seolah-olah aku pingsan, namun ia memandikanku dan bahkan memasukkan pakaian dan menidurkan aku. Meski tubuh bagian bawahnya telanjang, namun kaos Kwon Ido berukuran besar hingga menutupi bokongku. Berkat suhu tubuhnya, aku tidak kedinginan dan kondisi fisikku mendekati optimal setelah siklus panas selesai.

Aku diam-diam memandangi wajah tampan itu untuk waktu yang lama. Kemarin, dia mempunyai penampilan yang tabah dan tidak terlihat seperti orang yang mendorongnya seperti binatang. Bagaimana wajah yang tertidur bisa terlihat seperti ini? Aku tidak terlalu memperlihatkan wajahku, tapi terkadang saat aku melihat Kwon Ido pikiranku terguncang sampai ke inti.

 Lebih dari itu aku pikir lengannya akan mati rasa.

Aku dengan hati-hati mengangkat kepalaku untuk melepaskan diri dari pelukannya. Aku menggerakkan tanganku yang kuat ke samping dan dengan lembut menarik keluar kakiku yang terjerat. Dan saat aku mencoba mengangkat tubuh bagian atasku Kwon Ido yang kukira sedang tertidur menarikku kembali ke arahnya.

“… … .”

Aku terjatuh ke dalam pelukannya. Detak jantung yang berdebar kencang bisa dirasakan dari jarak dekat. Saat aku membenamkan wajahku di dada Kwon Ido dan membuka mata lebar-lebar, aku mendengar suara pelan datang dari samping tempat tidur.

[BL] Beyond The MemoriesOnde histórias criam vida. Descubra agora