Chapter 3: Sup Udang Lobster

133 27 0
                                    


Zhao Tangtang yang sibuk di dapur, dia tidak tahu bahwa dia menyebabkan kegemparan dan kekesalan orang-orang di luar. Zhao Tangtang mengangkat kedua bahan dasar itu ke dalam mangkuk dan memasukkannya ke dalam cobek kayu.

Zhao Tangtang mulai menghaluskan bahan itu dan memastikan bahwa bahan-bahan sudah di haluskan. Dia memasukkan air kaldu ke dalam kuali besar, lalu memasukkan bumbu halus itu dan mengaduknya.

Dia membiarkan air itu mengepul. Setelah itu Zhao Tangtang memasukkan udang ke dalam air yang mendidih dan memotong-motong bagian daging lobster menjadi beberapa bagian kecil dan memasukkannya ke dalam kuali. 

Zhao Tangtang membiarkan api kecil dan menutup kuali dengan penutup katu. Setelah kuah berubah menjadi putih sedikit keruh, Zhao Tangtang menambahkan garam kasar, karena udang sudah memiliki rasa umami, tidak perlu menggunakan umami buatan.

Zhao Tangtang mencicipi kuah kaldu dan matanya sedikit melebar. Enak, ternyata makanan laut itu sangat enak.

Zhao Tangtang merasa bahwa makanan ini sudah matang. Dia mematikan api dan mengeluarkan sup udang lobster ke baskom kayu. Dia memastikan bahwa tidak panas sebelum menyentuhnya. Dia teringat seseorang dan mengambil mangkuk kayu kecil dan memusahkan beberapa daging dan setengah kepala lobster.

Untungnya capit besar keduanya sudah di pesahkan oleh Zhao Tangtang jadi mereka hanya perlu memakan isinya.

Ayah kecil Zhao Tangtang yang mencium aroma harum, perutnya lapar, namun dia tidak berani ke dapur karena anaknya akan memanggilnya untuk makan. Setelah menyiapkan makanan, dua mangkuk kayu dan dua sendok kayu.

Dengan nasi yang di campur dengan jagung, meskipun tidak cukup enak, namun cukup mengenyangkan. Zhao Tangtang pergi ke kamar Ayah kecilnya. “Ayah, saatnya makan. Ayo!”

Ayah kecil Lin menganggukkan kepalanya, namun dia melihat mangkuk kecil di tangan Zhao Tangtang, dia mau tidak mau berkata, “Tangtang, kenapa ada mangkuk kecil di tanganmu?”

Zhao Tangtang tersenyum, “Ayah, aku akan menyerahkan ini pada Su Nuo, aku ingin berterima kasih karena dia memberikan udang besar sehingga kita bisa makan udang besar ini.”

Ayah kecil Lin menganggukkan kepalanya, “Benar, ayo berikan sebagian pada mereka.”

Zhao Tangtang mengangguk setuju, “Ayah jika kamu lapar, kamu bisa makan lebih dulu. Aku akan mengantarkan ini ke rumah Su Nuo!”

Ayah kecilnya melototinya, “ Ayah bukan anak kecil lagi, Ayah bisa menahan lapar. Ayah bisa menunggumu kembali dan kita bisa makan bersama.”

Zhao Tangtang bersenandung, “Oke Ayah, aku akan segera kembali!”

Dia memegang mangkuk kayu dan segera meninggalkan ruangan. Ayah kecil Lin menatap kearah putranya dan tersenyum cerah. Anaknya berubah banyak.

Sepanjang perjalanan, beberapa orang melirik Zhao Tangtang yang memegang nampan makanan. Ada aroma yang keluar dan mencuri perhatian beberapa nelayan yang berjalan. Namun mereka tidak berani menyapa Zhao Tangtang di tambah Zhao Tangtang adalah Ger yang belum menikah.

Zhao Tangtang tidak mengira bahwa dia akan bertemu dengan Ayah Su Nuo. Ayah Su Nuo dan Ayah Zhao Tangtang di anggap sepupu jauh, jadi dia akrab dengan Zhao Tangtang. “Tangtang, kemana kamu akan pergi?”

Untungnya Zhao Tangtang mewarisi semua ingatan Zhao Tangtang yang asli, jadi dia mengenal Ayah Su Nuo. “Paman San, aku membawakan sup udang lobster untukmu dan keluargamu.”

[Paman San-Paman ketiga. Ayah Su Nuo adalah anak ketiga dari 4 bersaudara. Ayah Zhao Tangtang yang asli adalah sepupu jauh Ayah Su Nuo. Inilah alasan kenapa mereka tidak memiliki nama marga yang sama.]

Ayah Su Nuo, Su Feng, adalah pria yang berpenampilan kasar. Namun dia memiliki karakter yang baik. Su Nuo memiliki 2 adik, satu laki-laki dan yang terakhir adalah Ger. Di dunia ini Ger tidak bisa melahirkan anak perempuan, hanya laki-laki dan Ger. Namun perempuan bisa melahirkan 3 jenis kelamin sekaligus. Namun kebanyakan hanya melahirkan perempuan, hampir mustahil melahirkan Ger.

Su Feng ingat bahwa suami kecil [fulang]nya mengatakan bahwa dia ingin memberikan satu ekor yang besar dan sisanya akan di jual. Dia berhasil menjual udang besar dan kecil hari ini jadi dia pulang lebih awal.

“Kamu seharusnya memakannya untuk Ayah kecilmu dan kamu. Cepat bawa ini kembali!” aroma itu sebenarnya sudah tercium oleh Ayah Su Nuo, namun mengingat bagaimana kehidupan mereka berdua, dia tidak ingin memakannya.

Zhao Tangtang menggelengkan kepalanya, “Paman San, kalian harus mencoba gaya masakanku yang baru. Ini juga ungkapan terima kasihku untuk keluargamu.”

Dengan ini Su Feng tidak bisa menolak tawaran Zhao Tangtang, Su Feng meminta Zhao Tangtang untuk berjalan ke rumahnya. Ketika Su Nuo mendengar suara kegaduhan di depan rumahnya, dia membuka pintu kayu berderit dan melihat bahwa Zhao Tangtang dan ayahnya.

“Ayah, Tangtang!” Su Nuo datang mendekat dan menemukan bahwa Zhao Tangtang membawa sesuatu yang masih mengepul di tangannya. “Apa ini? Baunya enak.”

Su Nuo adalah orang yang lugas, Zhao Tangtang tersenyum. “Aku membuat masakan baru, ini sup udang lobster. Ayo terima!”

Su Nuo menerima mangkuk kayu dan dia hampir terkejut dengan panasnya. “Ini panas, kamu tidak kepanasan?”

“Tidak sama sekali. Aku harus kembali sekarang. Ayah kecilku sedang menunggu untuk makan bersamaku sekarang. Kalau begitu, Su Nuo, Paman San. Aku akan kembali dulu.” Zhao Tangtang berkata.

Paman San berkata, “Pergilah. Jangan biarkan Ayah kecilmu menunggumu.”

Zhao Tangtang melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan mereka berdua. Ayah kecil Su Nuo mendengar keributan di luar, dia keluar dan melihat hanya Ayah dan anak yang ada.

“Kalian berdua, cepat masuk. Makan siang sudah siap. A-Han dan A-Ming sudah menunggu.” Ayah kecil Su Nuo menatap kearah mangkuk kayu yang di pegang Su Nuo. “Cepat bawa ke dalam, keliatannya masih panas!”

Su Nuo menganggukkan kepalanya dan dia akhirnya membawa mangkuk panas dan meletakkannya ke meja. Ketika Su Nuo membuka penutup kayu itu, dia mencium aroma yang kaya, seluruh ruangan di penuhi oleh aroma sup.

Ada potongan daging lobster, capit lobster yang sudah di pecahkan dan setengah kepala lobster, ada otak lobster yang terlihat membeku dan enak. Ayah kecil Su Nuo baru saja dari dapur dan mencium aroma yang lezat. Dia tanpa sadar menelan ludahnya.

“Aroma yang sangat enak. Apa itu?”

“Tangtang mengatakan bahwa ini adalah sup udang lobster, Ayah kecil, lihat dan cobalah. Aku sudah mencoba kaldunya rasanya benar-benar luar biasa. Aku tidak tahu bahwa Tangtang sangat pandai memasak!” Su Nuo memujinya tanpa ragu-ragu.

Ayah kecil Su Nuo duduk di meja dan mereka semua membagi semangkuk sup itu menjadi 5 bagian dan masing-masing mendapatkan mangkuk kecilnya.

“Lezatt!!!”

“Sangat enak!!” Ger kecil dengan mata berbinar menatap kearah Ayah kecilnya. “Ayah kecil, ayo beri Kakak Tangtang lebih banyak udang, aku ingin makan ini setiap hari!”

Ayah kecil Su Nuo mencubit pipi gemuknya, “Anak nakal yang hanya tahu makan!”

Keluarga Su sekarang di penuhi dengan rasa citra yang baru. Mereka bahkan enggan untuk mengeluarkan kulit kepala maupun capitnya. Sayangnya terlalu keras untuk di makan. 


Baca di  web "Baca Novel BL" sudah ada 9 chapter(≧▽≦)

Fulangnya Seorang NelayanWhere stories live. Discover now