Chapter 4: Ger Kecil Yang Lucu

176 27 0
                                    


Mendengar ucapan Ger kecilnya, Su Feng menggelengkan kepalanya. Ger kecilnya hanya tahu makan. Su Nuo juga setuju dengan pendapat adiknya, masakan Zhao Tangtang memang enak. Dia bahkan tidak pernah tahu bahwa masakannya seenak ini.

Su Nuo berkata, “Ayah kecil, aku akan mencuci mangkuk kayu ini dan menyerahkannya pada Tangtang.”

Ayah kecil menganggukkan kepalanya, “Katakan terima kasih padanya, masakannya enak sekali.”

Su Nuo menganggukkan kepalanya, Ayah besarnya berkata, “A-Nuo, ada banyak udang kecil di dalam keranjang. Berikan pada Tangtang sebagai ucapan terima kasih atas makanannya.”

Ger kecil, Su Ming mengangkat tangannya, “Kakak, aku ikut! Aku ikut!”

Su Nuo menganggukkan kepalanya dan menggosok kepala Su Ming. Kulit Su Ming cerah di bandingkan dengan anak-anak yang lain, dia tumbuh lebih baik dari Su Nuo dan adik keduanya. Ger kecil ini seperti bintang keberuntungan keluarganya, awalnya Keluarga Su ini adalah salah satu rumah tangga yang miskin di desa nelayan.

Namun sejak Ayah kecil mengandung Su Ming, seolah-olah kemalangan Keluarga mereka di angkat dan mereka bisa makan lebih baik dari Keluarga yang lain. kondisi Su Nuo juga menjadi lebih baik, sekarang Keluarga Su bisa menabung 3 atau 4 tael perak sekarang. Sudah di anggap banyak uang di desa nelayan.

Su Ming di manjakan di dalam rumah, namun dia bukan anak kecil yang memerintah. Dia imut dan penurut, kecuali masalah makanan, dia bisa menurut ke orang-orang. Su Nuo tidak bisa menolak adiknya yang imut. Jadi setelah dia membersihkan mangkuk kayu, dia membawa mangkuk itu  dan Ayah besarnya memberikan kantong jaring untuk memberikan udang-udang pada Zhao Tangtang.

________

Di Keluarga Zhao.

Ketika Zhao Tangtang kembali, ayahnya sedang menunggu di meja makan. Karena udang tidak di tutup, aromanya menyebar di seluruh ruangan dapur. Dapur ini sangat kecil, di sampingnya ada tempat memasak dan meja makan.

Zhao Tangtang berpikir bahwa ketika dia memasuki dunia kuno, dia akan memiliki dapur bata, namun di desa nelayan berbeda, mereka tidak bisa memasukkan batu bata karena rumah mereka terbuat dari papan dan kayu di tambah mereka diam jauh dari pantai. Inilah kenapa mereka di sebut desa nelayan, desa mereka terapung di atas laut.

Jika air sedang surut, karang-karang di bawah rumah mereka akan terlihat, jika pasang, bahkan setengah  tiang jalan dan rumah mereka akan tenggelam. Sejujurnya rumah Keluarga Zhao memiliki banyak kerusakan, jika dia tidak hati-hati, mungkin kakinya akan jatuh ke bawah.

Pada saat ini, Zhao Tangtang berpikir bahwa dia ingin menghasilkan uang untuk membelu beberapa kayu untuk menambal lantai rumahnya yang sudah keropos.

Ayah kecil Zhao Tangtang melihat putranya datang, dia tersenyum, “Nak, kamu sudah kembali. Ayah kecil mencium aroma yang sangat enak. Kamu bisa memasak seenak ini.”

Zhao Tangtang duduk di kursinya, “Ayah, kamu sudah mencobanya?”

Ayah kecil Lan menganggukkan kepalanya. “Ini enak, Ayah sudah hidup beberapa tahun dan belum mencoba rasa seenak ini.”

Zhao Tangtang bercanda, “Kalau begitu, aku akan memasak makanan enak setiap hari untuk Ayah.”

Ayah kecil Lan menatap putranya yang penuh semangat, dia tertawa penuh kebahagiaan. Zhao Tangtang dan Ayah kecilnya akhirnya makanan. Yang paling luar biasa adalah ayahnya akhirnya makan dua mangkuk nasi yang di campur dengan jagung.

Suasana mereka hangat dan penuh kasih sayang.

_______

Setelah makan siang, Zhao Tangtang mendengar pintu rumahnya di ketuk. Zhao Tangtang selesai mencuci piring dan mangkuk kayu, dia mengeringkan tangannya dengan pakaiannya dan berkata. “Tunggu sebentar, aku akan membukanya!”

Zhao Tangtang membuka pintu dan menemukan bahwa Su Nuo dan Su Ming kecil datang ke rumahnya. Su Nuo berkata dengan penuh semangat. “Tangtang, aku tidak menyangka bahwa kamu bisa memasak begitu enak. Ini mangkukmu, aku sudah membersihkannya. Oh iya, Ayah besar juga mengatakan untuk membawa udang-udang kecil padamu, dia berkata bahwa terima kasih atas makanan enaknya.”

Zhao Tangtang tercengang, ini wajar jika dia memberikan makanan yang sudah dia masak sebagai imbalan terima kasih. Namum Ayah Su Nuo memberikan beberapa udang kecil padanya sebagai ucapan terima kasih.

Zhao Tangtang menolak, “Tapi tadi pagi kalian sudah memberiku udang yang besar, aku tidak bisa menerima ini lagi!”

Su Nuo menolak, “Udang ini tidak bisa di jual, jika di rumah, Ayah kecil hanya akan merebusnya dan mengeringkannya di bawah sinar matahari. Jika di masak kembali, itu tidak enak.”

Zhao Tangtang terkekeh, “Kamu salah, justru itu yang paling enak. Apakah sup yang ku berikan enak? Aku menggunakan bahan dasarnya udang kering dan ikan kering.”

Su Nuo mendengar ini, matanya melebar, “Itu udang kering dan ikan kering?”

Zhao Tangtang tertawa, “Ya, semuanya aku menggunakan bahan dasar kering.”

“Kakak Tangtang, masakan yang kamu buat sangat enak, aku menyukainya, jika Ayah besar mendapatkan udang besar lagi. Aku akan memberikannya pada Kakak Tangtang, bisakah aku makan udang lagi?” Su Ming selesai berbicara, ketika Zhao Tangtang melihat karakter lucu dan imut, dia berjongkok dan tersenyum, “Oke, tapi makan sup tidak akan enak jika di makan setiap hari dan kamu akan cepat bosan. Karena kamu memberikan udang, aku akan membuat bubur nasi dengan daging udang. Kamu pasti akan menyukainya.”

Su Ming menganggukkan kepalanya, “Masakan Kakak Tangtang pasti sangat enak.”

Su Nuo menatap kearah Zhao Tangtang dan dia secara tidak sadar juga menantikan bubur udang ini. Su Ming bertemu beberapa teman bermainnya, dia melambaikan tangannya kearah Su Nuo dan Zhao Tangtang, lalu pergi bersama dengan teman-temannya.

Su Nuo menatap kearah Zhao Tangtang dan menyerahkan udangnya. “Apakah kamu perlu bantuan untuk mengupas udangnya?”

Zhao Tangtang terkekeh, “Jika kamu mau, kamu bisa membantuku!”

“Oke, ayo kerjakan di sini!” setiap rumah tangga, mereka akan memiliki kursi dan meja di depan rumah mereka.

Su Nuo dan Zhao Tangtang sedang mengerjakan udang. Meskipun Keluarga Su mengatakan bahwa ini adalah udang kecil, tapi ukurang paling kecil adalah telujuk jari Zhao Tangtang. Di dunia modern ini sudah di anggap harga mahal.

Udang memiliki tingkat keamisan yang tinggi, namun jika tahu cara mengelolahnya, udang menjadi rasa yang paling enak. Zhao Tangtang menemukan tusuk kayu kecil dan setelah mengusap cangkar kepala dan kulitnya. Su Nuo ingin membuangnya ke laut namun Zhao Tangtang melarangnya dan mengatakan bahwa kepala dan ekor udang bisa membuat masakan lebih enak.

Su Nuo yang sudah mencoba sup udang lobster milik Zhao Tangtang, dia percaya dengan apa yang di katakan oleh Zhao Tangtang. Mereka menyimpan kepala, ekor dan kulit udang di mangkuk terpisah.

Su Nuo melihat bahwa Zhao Tangtang sedang mengeluarkan bagian hitam kecil di belakang punggung udang, dia bingung da bertanya, “Kenapa membuang itu? Apa itu?”

Zhao Tangtang berkata, “Ini adalah saluran kotoran udang, ini yang biasa membuat udang amis ketika di masak!”

Su Nuo mendapatkan pencerahan, lalu dia berkata, “Tidak heran ah, udang yang Ayah kecil masak selalu amis!”

Baca Versi Lengkap di "Baca Novel BL"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 10, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Fulangnya Seorang NelayanWhere stories live. Discover now